November 24, 2006

Fiuhh...

Akhirnya, ini hari terakhir dari minggu yang melelahkan. Segala daya upaya telah dikerahkan, segala pengorbanan telah dikeluarkan. Stop blogging, stop ngejunk, stop funny scripting, dan banyak lainnya.

Memang targetnya simple, mengedit script yang dipindah agar sesuai dengan server baru. Tapi jumlahnya ratusan script, dan menggunakan bahasa pemrograman yang tidak familiar (PERL), dan strukturnya yang tidak teratur.

Memang orang Amerika kakehan njaluk (kebanyakan minta, red), gak seperti bigboss kalau takeover situs lain, langsung diembat seluruh script, dan kita yang nantinya mreteli script itu agar sesuai dengan server kita.

Saking seriusnya, mereka sampe mengirim 2 orang mereka untuk menemani kita di sini, duduk tepat di sebelahku. Duh, mana aku sudah lupa logat londonku lagi. 

Hari ini mereka bakal cabut, jalan-jalan dulu di Indonesia, baru nanti kembali ke NY. 

 

coding2.jpg

November 22, 2006

Kartu Baru

 Siang ini gak ikut lunch sama bule, karena mesti ke bank BCA buat ngambil ini:

November 18, 2006

Berjalan Perlahan

Salah satu bagian penting dalam hal safety riding (berkendara motor dengan aman) adalah tentang kelonggaran waktu. Hal ini juga berlaku dalam safety driving (mengemudi mobil secara aman).

Misalnya akan menempuh perjalanan yang biasanya memakan waktu 15 menit, sebisa mungkin disediakan waktu yang lebih lama dari itu, katakanlah 25 menit. Hal ini untuk mengantisipasi hal-hal tak terduga, misalnya terjebak macet, adanya perubahan jalur, kena masalah di jalan, atau banyak hal tak terduga lainnya.

Seandainya disediakan waktu yang nge-pas (mepet), maka akan terkesan adanya pemaksaan target waktu, yang pada akhirnya demi mencapai target, sering kali membuat pengendara motor mengambil resiko yang berbahaya.

Aku sering lihat pengendara yang ndusel, merangsek maju ketika di traffic light, nekat lewat trotoar, nyebrang palang pintu kereta api yang nyaris (atau telah) tertutup, dan aksi nekat lain, yang menurutku kendalanya adalah karena memburu waktu.

Oke lah, aku gak tau latar belakang mereka terburu-buru seperti itu, tentu ada alasan di baliknya.
Namun demi keselamatan diri sendiri dan pengendara lain, alangkah bijaksananya kalau hal tersebut tidak dilakukan. Berangkat lebih awal mungkin bisa menjadi salah satu solusinya.

Kecuali mungkin yang bersifat kasuistis, seperti kebelet pipis, atau anak pertamanya lahir, atau hal mendesak lainnya, yang membutuhkan segera ditangani.

Aku termasuk tipe orang yang sering nge-paskan waktu perjalanan, dan sering pula tidak dapat menikmati perjalanan, karena harus segera sampai di tempat tujuan.

Namun pada saat-saat tertentu, ketika aku mempunyai waktu yang lebih longgar untuk perjalanan, aku lebih suka untuk berjalan perlahan saja, dengan kecepatan sekitar 40 - 60 KMph. (60 KMph itu saat jalan lurus loh, bukan saat berbelok ;)) )

Tapi kecepatan yang terlalu rendah juga dapat berbahaya, atau paling tidak, malah mengganggu pengguna jalan yang lain. Apalagi kalau berjalan lambat dan terlalu ke tengah, menyebalkan sekali. 

Kalau dalam kota dan sekitarnya, kecepatan ideal menurutku ya 40 - 60 KMph. Tidak terlalu merambat, dan tidak terlalu kencang. 

Dengan kecepatan seperti itu, ada kepuasan tersendiri yang aku dapatkan. Bisa menikmati lalu lalang kendaraan lain, lebih mengenal kondisi lingkungan yang aku lewati, baca-baca spanduk/poster, melihat-lihat mahluk bening yang lewat di jalan, dan berbagai hal yang biasanya terlewatkan begitu saja.

Meski menikmati suasana perjalanan, tapi bukan berarti aku kehilangan konsentrasi pada kontrol kendaraan lho. Malah bisa lebih waspada.

Bahkan, jika biasanya perasaan akan menjadi panas kalau didahului pengendara motor lain, namun jika sejak awal sudah diniati untuk berjalan perlahan, meskipun didahului motor vespa juga santai saja, gak ada emosi sama sekali.

Dulu aku pernah membaca statistik, bahwa jumlah kecelakaan kendaraan bermotor, ternyata jauh lebih banyak yang dalam kecepatan rendah. Lupa URL-nya, aku cari lagi belum ketemu. 

Alasannya, dengan kecepatan rendah, konsentrasi cenderung turun dan lebih lama di kendaraan. Kalau dalam kecepatan tinggi biasanya kan lebih waspada. Entah valid atau tidak statistiknya.

Tapi menurutku, meski sama-sama kecelakaan, namun jika dalam kecepatan rendah, resiko damage-nya relatif lebih rendah pula. Aku pernah terjatuh dari motor dalam kecepatan di atas 80 KMph, dan juga pernah ndelosor di aspal pada kecepatan di bawah 30 KMph. Sakit dan rusaknya lebih parah yang dalam kecepatan tinggi :D

Jadi, jika Anda termasuk pengendara cepat, silakan mencoba menjalani unsur safety riding ini :)

November 17, 2006

Pornografi Cuma Sebagian Kecil di Internet

*ini seharusnya aku posting di aryosanjaya.net, tapi gpp sekali-kali salah posting ;;) *

Selama ini internet sering dituduh sebagai biangnya pornografi. Siapa saja yang dapat mengakses internet, dapat dengan mudahnya mendapatkan materi pornografi, baik yang berupa teks, gambar maupun video.

Bahkan di kalangan tertentu, perkembangan internet menjadi tersendat karena alasan ini. Misalnya ijin pendirian warnet di lingkungan pesantrenku (dulu), dipersulit karena para pendidik (ustadz) mengkuatirkan adanya siswa/santri akses ke pornografi ini. Mungkin juga di lingkungan pendidikan yang lain (sekolah/madrasah).

Dari fenomena seperti itu, terkesan internet mengandung banyak sekali materi pronografi.

Secara kuantitas, memang banyak sekali pornografi di internet, apalagi buat mereka yang tau caranya, dan hapal alamat-alamat URL-nya.

Namun dari hasil penelitian, jumlah materi pornografi ternyata hanya berkisar 1% dari keseluruhan halaman website di internet. 

Berikut ini beritanya: Study finds Web isn't teeming with sex 

Meskipun begitu, perlindungan materi pornografi tetaplah harus dilakukan, baik dari sisi server (filter oleh proxy) maupun dari client (filter oleh browser), karena akses ke situs pornografi seringkali terjadi tanpa sengaja (dari banner iklan, window pop-up, spyware, etc).

Yang tidak kalah pentingnya adalah faktor mental. Meskipun jumlahnya sedikit, tapi karena peminatnya banyak, sehingga kemungkinan kesengajaan akses ke situs pornografi juga besar.

Memang benar jumlah halaman website pornografi di internet cuma 1%, tapi jumlah halaman website yang tersimpan di hardisk warnet, 50% lebih adalah materi pornografi (hasil riset dadakan). 

Bahkan ada teman yang kalau datang ke warnet, cukup membawa flashdisk, lalu browsing ke hardisk-hardisk di komputer warnet untuk mencari update-an video pron.

Seandainya tidak ada acara inspeksi dari perusahaan, mungkin hardisk di kantor juga mengalami nasib yang demikian. Yang di kantor C6 maupun C1, 50% lebih orangnya adalah peminat pornografi.
Ngaku ora kowe? ;))

November 14, 2006

Meluruskan Sejarah

Saat ini, di kalangan masyarakat Jawa, terutama di daerahku (Demak) dan kawasan pantai utara lainnya, nama Mahesa Jenar dikenal sebagai seorang prajurit dari kerajaan Demak, yang melanglang buana mencari keris pusaka Naga Sasra dan Sabuk Inten yang hilang dari perbendaharaan kerajaan Demak.

Mahesa Jenar dianggap sebagai pendekar yang benar-benar ada, dan telah membantu proses transisi pemerintahan kerajaan dari Demak ke Pajang.

Mahesa JenarPadahal, Mahesa Jenar hanyalah tokoh rekaan (fiktif) dari penulis silat Singgih Hadi Mintardja, dalam cerita Naga Sasra dan Sabuk Inten. (rangkaian cerita dapat didownload di sini)

Meledaknya pemuatan cerita ini di radio, novel, TVRI, dan sebagi lakon dalam setiap pementasan kethoprak, menjadikan cerita ini begitu merasuk ke dalam masyarakat Jawa, sampai-sampai banyak yang yakin bahwa itu adalah cerita nyata.

Detail cerita yang meyakinkan, hubungan sejarah dan lokasi yang benar-benar ada, nama-nama tokoh yang terkenal, bahkan senjata dan aji-aji (ilmu kesaktian) yang benar-benar ada, membuat cerita ini diterima sejajar dengan cerita sejarah.

Aku sendiri sejak awal juga menganggap bahwa Mahesa Jenar itu benar ada, meskipun tidak begitu yakin. Silakan lihat di Perjalanan Hidup Mahesa Jenar.

Nama supporter sepak bola dari Semarang juga menamakan diri Mahesa Jenar, sedangkan nama stadion sepak bola di Solo menggunakan nama Manahan, nama samaran Mahesa Jenar saat sembunyi dari kejaran pasukan Lembu Sora.

Juga terkenal sebuah sumpah dari Mahesa Jenar: "Aku ora bali ing kraton Demak Bintoro kalamun durung biso nggowo keris Nogo Sosro lan Sabuk Inten" (Aku tidak kembali ke kerajaan Demak Bintoro kalau belum bisa membawa keris Naga Sasra dan Sabuk Inten)

Sumpah itu aku jadikan sebagai judul blog ini.

Posisi S.H. Mintardja sebagai pegawa negeri dalam bidang kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Yogyakarta, tidak mengherankan kalau beliau mengetahui banyak tentang sejarah kerajaan Demak dan yang terkait dengannya, misalnya Majapahit, Mataram dan Pajang.

Lalu, anggapan masyarakat bahwa Mahesa Jenar itu benar ada, memang tidak ada salahnya. Namun bisa saja hal tersebut suatu saat akan membingungkan sejarah.

Misalnya sudah beberapa kali orang menanyakan padaku: "Apa hubungannya Mahesa Jenar dengan Syeh Siti Jenar?"

Ya jelas gak ada hubungannya. Yang satu nyata dan satunya lagi fiktif Laughing

Aku mempergunakan nama Mahesa Jenar sebagai nama domain ini, karena itu adalah tokoh favoritku. Memiliki sifat dan pandangan hidup seperti yang sebagaimana aku inginkan.

Sumber:
KEMBALINYA MAHESA JENAR
SH Mintardja Telah Tiada

Gambar dari sini: http://www.otakudang.org/index.php?/categories/14-N-S

Halaman: « 40 41 42 43 44 45 46 [47] 48 49 50 51 52 53 54 ... 88 »

[depan]

Pencarian

Komentar Terbaru

December 2025

Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb
  1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31      

Kategori

Arsip

Aryo Sanjaya

Tinggalkan Pesan

Kisah Mahesa Jenar

Kisah dari Tanah Jawa, tentang perjalanan diri Mahesa Jenar.
Download:
Naga Sasra & Sabuk Inten
atau di sini:
download dari SaveFile.com
Theme by: Magic Paper
Didukung oleh
Movable Type 5.01


Aryo Sanjaya

Sindikasi