« Autolink Script | Depan | Forum: ATM Kondom »

Perjalanan Hidup Mahesa Jenar

Beberapa kali teman-teman tanya padaku, siapa itu Mahesa Jenar, yang dengan bangganya aku memakai namanya sebagai nama domainku.

Bisa saja aku menjawab tentang siapa itu Mahesa Jenar, meski satu persatu ke mereka. Tapi yang dapat aku jawab, hanyalah sebagian kecil dari yang seharusnya tersampaikan, kalau ingin mengetahui Mahesa Jenar secara kaffah (utuh).

Lebih sulit lagi, karena cerita tentang Mahesa Jenar, diliputi dengan keragaman corak budaya, agama/kepercayaan, sehingga menjadikannya kabur, antara sejarah (fakta) dan legenda (cerita). Yang pasti bukanlah mitos (dongeng) belaka.

Ditambah lagi, adanya tayangan film di tivi swasta, yang melenceng dari sejarah yang sebenarnya, makin mengaburkan sejarah.
Meski tidak menceritakan secara langsung tentang Mahesa Jenar, tapi film-film yang mengangkat cerita yang bersinggungan dengan Mahesa Jenar (Jaka Tingkir, Walisanga), semakin membuat orang bingung (bagi yang mikir) dan tidak paham (bagi yang ga mau tau).

Okelah kita maklum, bahwa tayangan monster/siluman di film itu hanya sebagai pemanis, agar film jadi menarik, adalah untuk menarik penonton, karena sejaka zaman dahulu kala, di Jawa belum pernah ditemukan adanya siluman kelabang, siluman ular, dll. Kita tidak mempersalahkan itu.
Tapi bagaimana dengan cerita Jaka Tingkir yang bersahabat dengan Dadung Awuk? yang dalam sejarah diceritakan bahwa Dadung Awuk adalah musuh Jaka Tingkir.

Berangkat dari hal tersebut, di sini aku tampilkan cerita perjalanan Mahesa Jenar, yang diambil dari http://www.gajahsora.com.
Cerita ini aku ambil dari situs tersebut, lalu aku kumpulkan menjadi bentuk CHM. Silakan download di sini, atau melalui panel The Story di halaman depan.
Terima kasih kepada Bapak Mimbar Saputro, yang telah memberikan ijin pada saya untuk menampilkan cerita tersebut di sini.

Terlepas dari kebenaran yang diberikan oleh cerita tersebut, tokoh Mahesa Jenar merupakan teladan yang semakin jarang ditemui di negara ini. Jadi, meski tidak dapat meniru secara keseluruhan, semoga bisa dijadikan acuan untuk mengarahkan langkah kita.

Keep survive...


Ada 68 komentar

Mimbar Saputro pada December 17, 2005 7:39 AM menulis:

Hebat, hebat..
Mudah-mudahan bertahan lama sehingga kalau ada yang butuh cerita tinggal saya sambungkan kemari...

Mimbar

Balas Komentar Ini
vido pada May 23, 2010 3:01 PM membalas Mimbar Saputro:

nuwun sewu,,menawi crito panji nopo wonten??

Balas Komentar Ini
vnuzday pada December 18, 2005 4:37 AM menulis:

Siippp, makasih banget buat mas aryo, aku mo download .chm nya, soalnya kalau baca lewat web, mataku sampai sakit dan ngganggu kerjaan kantor.

Thanks a lot!!

Balas Komentar Ini
Aryo Sanjaya pada December 19, 2005 7:54 PM menulis:

Terima kasih Pak Mimbar, semoga memang demikian adanya.

Insya Allah blog ini akan tetap saya pertahankan, sebagaimana situs tempat blog ini bernaung :)

Buat Venus:
Kayaknya kerjaan di kantor juga selalu diisi dengan baca-baca isi situs laen kan :))

Balas Komentar Ini
fsckedt pada March 18, 2006 3:53 AM menulis:

ker aku njaluk chm'e mahesa jenar, soale kok ra isoh tak donlod iki :D matur nuuuuwuuuun

Balas Komentar Ini
Aryo Sanjaya pada March 18, 2006 11:05 PM menulis:

Alo ker... ;)
Lek arep ngopi, mrene ae...

Ora iso download opo'o? dibaleni maneh coba...

Balas Komentar Ini
Deli pada September 27, 2006 9:05 AM menulis:

wow..gue tertarik soal Mahesa Jenar gara-gara mimpi, gue coba tanya teman gue, dia bilang gue suruh baca babat tanah jawa atau sejarah tentang nogososro dan sabuk inten..thanks banget, akhirnya gue bisa download juga ceritanya, mudah2an sesuatu yang baik bisa gue pelajari dari seorang Mahesa Jenar..tapi kenapa ada di mimpi gue yah?

Balas Komentar Ini
Aryo Sanjaya pada October 2, 2006 10:04 PM menulis:

#deli:
Mimpi itu ada 4 jenis: titioni, gondoyoni, puspotajem, dan satunya lagi lupa.

Kalo gak yakin dengan arti mimpinya, ya tetep saja anggap itu sebagai rahasia Ilahi. Kita cukup jalani terbaik yang kita bisa.

Balas Komentar Ini
Sonny GUnawan pada October 23, 2006 7:06 PM menulis:

Sudah saya menggemari novel silat Naga Sasra Sabuk Inten saat ini saya masih mencari dalam bentuk .lit nya supaya saya bisa simpan dalam pda saya. Mungkin barangkali bisa bantu saya.
Selain itu saya berharap ada yg bantu saya untuk mencarikan lanjutan dari Naga Sasra Sabuk Inten dalam bentuk .lit nya
Thanks

Aryo: Silakan Anda download .CHM di bagian kanan blog ini. Di situ sudah sampai tamat kok.
Saya masih sering membacanya lewat PDA.

Balas Komentar Ini
angga pradipta pada November 24, 2006 10:40 AM menulis:

bos mahesa jenar, mohon bantuannya donk, tetang informasi sejarah yang sesungguhnya dari jagoan kita MJ, ayah ibunya siapa lahir di mana pokoknya gitu deh bos, trimakasih bos sebelumnya

Aryo: Sesuai pengakuan dari pengarangnya (SH Mintardja), bahwa Mahesa Jenar adalah tokoh rekaannya.
Kita boleh mengagumi Mahesa Jenar, tapi tidak harus sampai mendalami kehidupannya.
Memang ada beberapa kejadian unik, misalnya ditemukannya makam Endang Widuri di sekitar pemakaman Keluarga Kebo Kanigara, tapi belum pasti kebenarannya.

Balas Komentar Ini
Nur Putra D. hidayat pada November 29, 2006 5:45 PM menulis:

Fiktif atau nyata,sosok mahesa jenar layak dilestarikan keberadaannya,tanpa berlebih menanggapi sepak terjang m.jenar,tp Begitulah ukuran perjuangan dalam budaya Jawa saat itu. Pakem dan tanpa kontroversi,berisi tanpa sensasi.

Aryo: Setuju pak!Mengagumi dan meresapi, tanpa perlu mengikuti dan menyamai

Balas Komentar Ini
ibnu pada December 10, 2006 7:18 PM menulis:

saya sangat senang dengan cerita mahesa jenar.tolong kasih cerita tentang sejarah jawa alias babad tanah jawa yang komplet dong

Aryo: Babad Jawa ada banyak sekali, mulai dari Aji Saka sampai Mataram II bahkan sampai sekarang. Kalo mencari di internet, bakal nemu banyak sekali, salah satunya ini: http://www.jawapalace.org/babad.html

Balas Komentar Ini
swasti ika pada December 23, 2006 5:28 PM menulis:

cerita yang berhubungan dengan sejarah memang sarat pertanyaan bukan? tetapi yang ditakutkan adalah kalau cerita itu justru membalikkan fakta sejarah. sehingga generasi kita yang akan datang tidak lagi mengenal sejarahnya atau malah kesasar dan bingung.
saya membaca novel ini saat masih SD. dan tokoh mahesa jenar tersebut masih melekat dalam benak saya. kebetulan sekitar satu minggu yang lalu saya sempat sms om saya dan menanyakan tentang siapa sebenarnya mahesa jenar. sama seperti yang dikatakan mas aryo, mahesa jenar hanyalah tokoh fiktif. mahesa jenar adalah gambaran seorang tokoh yang memang patut diteladani.khususnya pada masyarakat Jawa..
dan saat ini sepertinya baru SH. Mintarja saja yang bisa menciptakannya.

jika ada info lebih jauh tentang mahesa jenar, saya akan sangat senang sekali...

Aryo: Ya, fanatisme orang Jawa memang bisa memunculkan hal-hal yang irasional. Ini mungkin terkait dengan sifat orang Jawa yang suka 'othak-athik-gathuk'. Kalo sampean punya info tambahan mengenai Mahesa Jenar, silakan berbagi dengan saya juga ya :)

Balas Komentar Ini
angga pradipta pada April 23, 2007 4:15 PM menulis:

bos, makasih atas kesediaanya memuat hal-hal yang berbau tentang mahesa jenar, bagi saya pribadi mahesa jenar itu ada keberadaannya,beliau adalah salah satu prajurit pilihan yang bertugas mengawal raja "paspampres" nya kerajaan demak gituuuu..., dan beliau sudah menjadi manusia kembali atas ijin tuhan (re-ingkarnasi, berkeluarga mempunyai 2 orang anak yang baik baik, si "mahesa jenar " sendiri blum memahami siapa dia sesungguhnya, tapi dia selalu berusaha tuk mencari "sukma sejatinya", karna penjelasan tersebut dia dapat dari seorang yang memang sepuh bahwa dia adalah (dulunya) mahesa jenar.
sekali lagi bos, trimakasih bangettt yaaaa, banyak informasi yang saya daptkan dari crita mahesa jenar yang bos muat dalam CHM ini, semoga tuhan selalu memberikan kasih dan sayang nya kepada kita semua.amin

Balas Komentar Ini
arya pratama pada June 3, 2007 12:15 AM menulis:

Wah2...gara2 teman saya...akhirnya saya menemukannya juga....

penggila cerita nagasasra sabuk inten...

awalnya,, saya diperkenalkan oleh ayah saya,, dan sekarang...saya jatuh hati pada budaya jawa...,,semua karena cerita itu...hwehehe

wassalam..

Balas Komentar Ini
dani pada June 18, 2007 3:57 PM menulis:

punten..
ada ngga cerita nagasasra dan sabuk inten yang ke 2. soale yang pertama udah baca ampe abis.

Balas Komentar Ini
pras pada July 1, 2007 8:44 PM menulis:

mahesa jenar is the best hero in java...

ngomong 2 punya cerita api di bukit menoreh nggak?atau alamtnya mungkin? please

Balas Komentar Ini
Aris Kurniawan pada July 7, 2007 11:14 AM menulis:

Mas Moderator.
Beberapa hari yang lalu saya download cerita Nagasasra & Sabukinten. ada problem di episode 96 dan 97 ngga bisa dibuka.

Apakah kiranya semua yg download mengalami hal yang sama dengan saya. n kalo ada yg punya filenya komplit bisa dibuka semua mohon kiranya bisa i email ke email saya aris_kn@yahoo.com

Terima kasih

Balas Komentar Ini
aminur pada September 25, 2007 1:23 AM menulis:

kok susah banget sih downloadnya,
haaaaaaaaaaaalpme,

aku lgi butuh dan sangat ingint tahu tentang sejarah mahea jenar itu.
pleas ya

makasih

Balas Komentar Ini
yudi pada November 22, 2007 11:51 AM menulis:

wah mantap ceritane mugo-mugo tetep tahan suwe, manawi gambar sabuk inten nogososro wonten nopo mboten nggih??? :)

Aryo:
nah niku, lek gadah gambare kulo tak nyuwun :)

Balas Komentar Ini
joko pramono pada April 5, 2008 8:32 PM menulis:

kulo penasaran kaleipun ceritane karebet
lek ngadah ceritane maskarebet sampek dadi rojo demak tolong di publikasihkan, karo asal usule mahesa jenar matur nuwun sanget

Aryo:
kalo karebet ada di kisah tersendiri, di mahesajenar cuma bagian kecilnya.


Balas Komentar Ini
Fitria pada April 23, 2008 6:22 PM menulis:

aku suka sama cerita dari mba mahesa....

Balas Komentar Ini
xat pada May 31, 2008 10:41 PM menulis:

gue punya seri naga sasra dan sabuk inten versi .lit (MsReader)ngebundel sendiri, ada yang berminat silakan email gue, gratis lho...

Balas Komentar Ini
XAT pada May 31, 2008 10:50 PM menulis:

gue punya seri naga sasra dan sabuk inten versi .lit (MsReader)ngebundel sendiri, ada yang berminat silakan email gue (daniel.dsns@gmail.com), gratis lho...

Balas Komentar Ini
Ramdan pada March 27, 2009 3:13 PM membalas XAT:

mau dong ... gimana caranya? B-)

Balas Komentar Ini
?.?.?.? pada July 8, 2008 2:52 PM menulis:

:-/ jadi bingung ama sejarah deh....
katanya mahesa jenar itu tokoh rekaaan... tapi kok Ronggo Toh Joyo masuk daftar senopati demak bintoro???? lebih jauh kok masuk silsilah keluarga??? jelasnya gimana ya???? ~X(

Aryo:
sama seperti kerajaan Demak, adalah nyata namun juga dimasukkan ke dalam cerita. jadi, novel ini menurutku adalah cerita rekaan namun mengambil background kenyataan di zaman itu.


Balas Komentar Ini
sulis pada July 16, 2008 12:04 PM menulis:

Weh...akeh kancane jebule...mas urun rembug yaaa...tentang tokoh mahesa jenar karangan sh mintarja,mungkin dari dunia seni bisa disebut sebagai tokoh fiktif. Tp di kalangan masyarakat jawa yang terbuka dalam interprestasi nilai spiritual ketokohan, dan kapasitas sang pengarang (Sh Mintarja) yang sepertinya juga memahami dalam kehidupan spiritual itu, bisa jadi mahesa jenar adalah tokoh sejarah yang dulu benar-benar ada, kemudian secara sprit Roh sang tokoh ini, menuntun pak Sh mintarja untuk menyajikan sejarahnya. Dengan memberi ilham dan inspirasi secara berkala setiap beliau menuliskan kisahnya. Hanya saja karena sumber ini didapat dari proses inspirasi meditatif, beliau mungkin tidak berani mengklaim sebagai fakta sejarah, tapi hanya sebagai rekaan belaka. Tetapi untuk mengungkapnya sebagai tokoh fiksi sepenuhnya juga tidak, maka ada upaya mengkaitkan dengan tokoh nyata yang secara akademis sudah diaku sejarahnya. Dengan menguangkapkan secara halus kalau nama lain maheso jenar adalah Manahan. Maka bisa jadi, sebagai pendiri dinasti Mataram, Ki ageng pemanahan secara spiritual hendak menuturkan sisi sejarah yang mungkin belum bisa terungkap dimasa lalu secara gamblang mengingat kedudukan dan situasi sosial politk yang ada dijaman itu. Untuk itu Kiageng pemanahan mrepegi Sh Mintarja untuk menjadi medium penyampai sejarah kepada anak cucunya saat ini.

Itu mas sekedar pendapat saya, ya..namanya pendapat bisa benar dan bisa salah, tapi saya hanya sekedar mencoba memberi analiasa dari sisi yang lainnya, dalam mensikapi kontroversi interprestasi ketokohan mahesa jenar ini. Kalau ada salahnya ya mohon dimaafkan saja nggih...saderenge nyuwun gunging pangaksami.... ceritanya...Nuwun :)

Aryo: Wew, pandangan yang bermanfaat sekali, jembatan antara fiksi dan fakta :D

Matur nuwun pakde Sulis.

Balas Komentar Ini
Djoko Suilistiyo pada February 25, 2010 1:01 AM membalas sulis:

Mas Sulis, saat masih sekolah di SMP..(th 70 an) saya membaca buku ini sampai tamat.. saat itu saya punya anggapan bahwa Rangga Tohjaya /Mahesa Jenar/Manahan adalah Ki Ageng Pemanahan, alasannya karena dalam cerita itu ada tokoh Ki Juru Martani ..hanya yang menjadi pertanyan saya hingga sekarang apakah ada hubungan antara Mahesa jenar dengan Syech Siti Jenar...? mohon pencerahannya.
Terima kasih
Salam... :|

Balas Komentar Ini
tony pada January 3, 2012 11:24 PM membalas sulis:

tolong dong riwayatka babad tanah jawa yg orisinil

Balas Komentar Ini
sulis pada July 20, 2008 5:00 PM menulis:

Sekedar nyambung mas....pendekatan dalam mengungkap sejarah secara akademis, saat ini banyak menggunakan standard dan peralatan atau berbagai teknologi yang bersifat material.Sehingga runtuttan sejarah kadang disambung ceritanya dari berbagai bentuk peninggalan prasasti2, fosil-fosil,usia unsur carbon dalam tanah dan berbagai ukuran material yang mampu ditemukan. Sedang isinya cerita yang sesungguhnya dari sejarah tentu tidak mudah dirangkai secara tepat bila tidak dari sumber tokoh yang mengalaminya. Sedang dalam jiwa manusia yang bersifat non material sering kali terjadi pemahaman bahwa, `segalanya akan menjadi fiksi bila kita belum cukup kemampuan untuk mengalaminya. Tapi akan menjadi fakta bila kita bisa mengalaminya.`Sebagai contoh Bagi manusia thn 1920-an, bisa ngobrol lewat mesin ketik dengan orang di luar negeri, adalah cerita fiksi. Tapi bagi kita saat ini di tahun 2008 chating lewat internet didepan mesin ketik digital (komputer) adalah fakta.Di era dimana sesuatu dianggap sebagai fakta bila ada bukti nyata dalam bentuk materi, maka kemampuan mencari dan mengungkap otentiknya data dan fakta sejarah masa lalu secara meditatif, adalah fiksi bila kita belum mampu mengalaminya. Nah ilmuwan-ilmuwan barat banyak mendominasi metodalogi standard akademis kita.Sedang ilmuwan-ilmuwan timur ( para pujangga, seperti Rangga warsito, Jaya boyo, empu walmiki, dan tokoh-tokoh sakti (Orang pinter=ilmuwan to...??!:)lainnya sebenarnya sudah dari dulu mampu mengungkap banyak hal yang metode barat belum mampu. Hanya saja kemampuan mereka saat ini tidak amsuk dalam standar akademis kita, sehingga metoda itu seolah tidak bisa dijadikan landasan ilmilah untuk mengungkap realita. Jadi ya maklum saja... maka tersenyumlah Indonesia, banggalah pada ilmuwan-ilmuwanmu yang sudah mampu menembus ruang dan waktu. :-*

Balas Komentar Ini
jani pada October 10, 2008 3:42 PM menulis:

mas aku sudah lama ingin bincangbincang secara langsung dengan jenar namun tidak mengetahui media contact yang dapat menghubungkan perbincangan tersebut, bisakah anda membantu saya ? media contact saya 08128701945 atas bantuannya diucapkan terimakasih.

Balas Komentar Ini
Satriyo Trisillo pada October 25, 2008 9:12 AM menulis:

Matur nuwon gos! kalau bisa kasi sejarah tokoh2 yg lain yo, mari jangan sampai kita lupakan sejarah OK.

Balas Komentar Ini
yudkar wahyudi pada January 29, 2009 1:06 PM menulis:

Kang Aryo,

Apa ada lagi yang bisa kami download, maklum kami amat suka dengan Novel semacam ini, seperti Pelangi di Singosari & Sisa-sisa laskar pajang, misalnya.
Kalau punya kami disenggol, yoo !?.
Taklupa kami ucapkan matur nuwun.

Salam,
Yudkar - Bontang / Kaltim.

Balas Komentar Ini
goez pada April 7, 2009 3:56 PM menulis:

Maaf mas kok file chmnya ga bisa aku buka ya???

Balas Komentar Ini
bagong suryo dino pada August 5, 2009 3:02 PM menulis:

kulo nuwun sederek sedoyo salam kenal saking kulo :D

Balas Komentar Ini
Panca Syailendra pada September 11, 2009 11:33 AM menulis:

Mahesa Jenar.... Mahesasura... Mahesadanu....Mahesalawung....kenapa banyak yang memakai nama Mahesa untuk hal-hala yang berhubungan dengan kesaktian, kesakralan dan hal-hal baik lainnya...?
Padahal Mahesa = Kebo itu artinya Kerbau, untuk jaman sekarang... kalau ada istilah kerbau.... kebanyakan berhubungan dengan kebodohan....
Lain lagi ini.... Kebo Anabrang,....Kebo Ijo, Kebo Marcuet,... lulang Kebo Landhoh...

Balas Komentar Ini
Aryo Sanjaya pada September 11, 2009 1:33 PM membalas Panca Syailendra:

Ya karena pada jaman itu Kebo adalah simbol kekuatan dan keteguhan. Kalo pahlawan jaman sekarang ya pake nama jaman sekarang, misalnya Superman, Ironman, The Incredibles, etc.

Balas Komentar Ini
febri pada September 14, 2009 10:51 AM menulis:

I love this guys...
Dia adalah salah satu tokoh yang meski di cerita fiktif tapi sebenarnya tidak...kita tidak tahu...nama sebenarnya adalah Kebo Kenanga atau Kebo kanigoro...itu setahu ku waktu aku pertama kali melihat tobong di usia 5 tahun...it's has been 27 years ago...dan dalam beberapa tokoh di cerita Nagasasra & Sabuk Inten seperti Lowo Ijo di daerah
Bagelen memang di tengarai ada pada jaman dahulu...

Kebo hanyalah sebuah nama sebagai simbol kekuatan..tapi yang paling haq adalah kekuatan dalam menempuh alur hidup manusia..seperti Mahesa Jenar yang meninggalkan status seorang prajurit dan mempertaruhkan bakti keprajuritan dengan tanpa mengenakan baju kebesaran dan hanya sebagai rakyat biasa.Akan tapi sepak terjangnya lebih dari seorang prajurit.

Balas Komentar Ini
bachtiar r pada September 27, 2009 4:35 PM menulis:

saya sudah mengkhatamkan NAGASASRA DAN SABUKINTEN ramadhan ini, ada yang terputus dari cerita tersebut;;

1. asal mahesa jenar yang berasal dari Pandanaran (mungkin maksudnya kadipaten yang dipimpin ki Ageng pandanaran--semarang) tidak dideskripsikan secara jelas

2. pada bab terakhir dimunculkan tokoh Aryo Penangsang--AP-- (putra pangeran Sekar seda ing lapen) yang terkesan dipaksakan dan Ending-nya yang masih tanda tanya,,terakhir waktu Tumenggung prabasemi dikalahkan oleh arya salaka, AP yang menemani Sultan trenggono berburu langsung kabur bersama tumenggung Prabasemi

3. Generally,,,I LOVE this Novel Very Much !!!!!!
banyak pelajaran kehidupan yang dapat kita ambil

4. Sejarah pasti akan terulang,,,Kehancuran bangsa ini dari jaman kerajaan dulu adalah karena perang SAUDARA,..!!!! era kahuripan, singasari, Majapahit, Demak, Pajang, Mataram (solo-jogja), Surakarta (Kasunanana, mangkunegaran), Jogja (kasultanan-pakualaman),, Orde lama, Orde Baru,.. NEXT???? we don't know yet

Matur sembah nuwun
nyuwun pangapunten

Balas Komentar Ini
asriwari pada October 16, 2009 1:47 PM menulis:

Matur nuwun...
Saya punya bukunya beberapa jilid tetapi kurang lengkap, naskah NSSI akhirnya saya dapat juga. Terima kasih...

Ketika masih SD, saya sempat mengikuti ceritera ini lewat drama radio Sanggar Prativi. Luar biasa...mengagumkan ceriteranya apalagi dibawakan oleh suara yang berkarakter pas. Bahkan sampai saat ini, ingin mendengarkannya lagi... (tolong kalau ada yang punya kasetnya...).

Saya sadar, Mahesa Jenar itu tokoh-tokoh fiktif tetapi setidaknya, pengarang mampu memberi imaginasi keadaan masa lampau dan mampu menumbuhkan minat untuk mempelajari sejarah yang sebenarnya.

Terima kasih. Terima kasih.

Balas Komentar Ini
Aryo Sanjaya pada October 16, 2009 4:22 PM membalas asriwari:

Jika ingin download MP3-nya, silakan berkunjung ke http://apdnsemarang.wordpress.com/ :)

Balas Komentar Ini
bimo pada October 30, 2009 1:25 PM menulis:

baguzzzzzzzzzzzzzzzzzz

Balas Komentar Ini
ki ronggotohjoyo pada November 5, 2009 2:43 PM menulis:

bila membaca lembar demi lembar kisahnya...seakan akan bisa merasakan hidup pada zamannya....dan tak pernah bosan ....

Balas Komentar Ini
jaim kebagusan pada September 28, 2010 11:48 AM membalas ki ronggotohjoyo:

mohon di informasikam tempat menjual buku cerita nogososro sabuk inten.

Balas Komentar Ini
edi pada November 5, 2009 2:46 PM menulis:

sebagai orang jadul....saya ingin sekali mendengarkan kembali ceritanya yang telah dibawakan kalau tak salah oleh sanggar prativi...

Balas Komentar Ini
qq pada December 26, 2009 1:40 AM menulis:

Eyang MJ.. Itu adalah kisah nyata. Makamnya di daerah purworejo. Semasa hidupnya beliau senang sekali berambut panjang.

Balas Komentar Ini
Tamar Kiyai Haji Maksom pada January 8, 2010 11:36 AM menulis:

Saya sekarang berada di Sabrang Lor, Negeri selangor ,Malaysia. Kulo keturunane Jowo , Bapak Kulo wong jowo malaysia,embah kulo separuh jowo separuh tanah melayu bodo boyong sengko mediyun marang Negeri Perak boyong mareng Selangor.Bapak Kulo Kiyai Haji Maasom Bin Kiyai Hj Abd Shukor wes ngadep pengeran kabeh. Kulo Saiki karo embok lan anak2.Kakang Mas kulo mintak izin numpang cerito eneng blog kakang mas,kurang lebih kulo mintak halal dunio lan akhirat.Umur kulo saiki 40,anak papat.cilik2.Ampun Kakang Mas, omongan jowo kulo wes oara asli jowo alus koyo embah2 kulo. mbok kulo isek biso ngomongan jowo alus, kulo wes ora biso. Jowo kasar iso lah. Dadi angger li ngomong ora pener nyuwon di ngapuro.

Bapak kulo arwahe Pak Kiyai Maasom bukak pesantren sampek tahun 80an. Saiki kulo nyambung gawe Maahad tahfiz Kasyful Ulum neng bekas pesantren bapak kulo.

Kulo sak durung iki pernah delok cd mahesa jenar tahun 2000 lebih kurang.
Kisahnya terpahat di dalam ingatan sehingga kini. hampir sepuluh tahun yang lalu saya di Bandar Shah Alam menonton cerita ini dirumah salah seorang rakan.Saya amat tertarik sekali dengan keperibadian mahesa jenar,manunggaling kawulo gusti seolahnya begitu.Sehinggalah pada suatu hari..(Saya akan menceritakan kisah kerohanian pertemuan saya dengan ahli kerohanian spritual untuk menyeru rohaniah Mahesa jenar yang rupa-rupanya bukan nama dan kisah rekaan semat. memang nama dan kisah nya itu benar,cuma mungkin ada tokok tambah untuk melariskan jualan cd)

Sekarang jam 12.30 tengahari saya bersiap ke masjid untuk solat Jumaat. saya sambung selepas Jumaat nanti.Assalamualaikum..

Balas Komentar Ini
achmad chusanudin pada February 14, 2012 3:58 PM membalas Tamar Kiyai Haji Maksom:

kang mas, ngapuntene yoo...
kulo mboten sok tahu..
tapi menurut buku yang saya baca,
mahesa jenar itu lain manunggaling kawula. tetapi hanya seorang yang luar biasa..
yang manunggaling kawula itu kanjeng syeh siti jenar,
matur suwunn..

Balas Komentar Ini
Tamar Kiyai Haji Maksom pada January 8, 2010 11:49 AM menulis:

Saya sekarang berada di Sabrang Lor, Negeri selangor ,Malaysia. Kulo keturunane Jowo , Bapak Kulo wong jowo malaysia,embah kulo separuh jowo separuh tanah melayu bodo boyong sengko mediyun marang Negeri Perak boyong mareng Selangor.Bapak Kulo Kiyai Haji Maasom Bin Kiyai Hj Abd Shukor wes ngadep pengeran kabeh. Kulo Saiki karo embok lan anak2.Kakang Mas kulo mintak izin numpang cerito eneng blog kakang mas,kurang lebih kulo mintak halal dunio lan akhirat.Umur kulo saiki 40,anak papat.cilik2.Ampun Kakang Mas, omongan jowo kulo wes oara asli jowo alus koyo embah2 kulo. mbok kulo isek biso ngomongan jowo alus, kulo wes ora biso. Jowo kasar iso lah. Dadi angger li ngomong ora pener nyuwon di ngapuro.

Bapak kulo arwahe Pak Kiyai Maasom bukak pesantren sampek tahun 80an. Saiki kulo nyambung gawe Maahad tahfiz Kasyful Ulum neng bekas pesantren bapak kulo.

Kulo sak durung iki pernah delok cd mahesa jenar tahun 2000 lebih kurang.
Kisahnya terpahat di dalam ingatan sehingga kini. hampir sepuluh tahun yang lalu saya di Bandar Shah Alam menonton cerita ini dirumah salah seorang rakan.Saya amat tertarik sekali dengan keperibadian mahesa jenar,manunggaling kawulo gusti seolahnya begitu.Sehinggalah pada suatu hari..(Saya akan menceritakan kisah kerohanian pertemuan saya dengan ahli kerohanian spritual untuk menyeru rohaniah Mahesa jenar yang rupa-rupanya bukan nama dan kisah rekaan semat. memang nama dan kisah nya itu benar,cuma mungkin ada tokok tambah untuk melariskan jualan cd)

Sekarang jam 12.30 tengahari saya bersiap ke masjid untuk solat Jumaat. saya sambung selepas Jumaat nanti.Assalamualaikum..

Balas Komentar Ini
doniesy pada January 27, 2010 9:10 AM menulis:

mas apa cerita tentang babad tanah jawi yg lengkap juga ada?
Matur sembah nuwun
nyuwun pangapunten.

Balas Komentar Ini
elang pada April 3, 2010 1:12 AM menulis:

Terima kasih banyak ya mas,saya suka bwanget sama kisah ini :x

Balas Komentar Ini
wancex subronto laras pada May 6, 2010 11:24 PM menulis:

thank for mas arya ......i lop mahesa jenar waktu kecil aku sering diajak ayahku lihat ketoprak dan laon yang paling kusuka adalah nagasosro sabuk inten :x

Balas Komentar Ini
haryono pada May 8, 2010 8:41 AM menulis:

Saya adalah salah satu penggemar berat cerbung NOGOSOSRO SABUKINTEN SH mintarja. Buku itu saya baca sewaktu sekolah SMP, dimana setiap terbitan buku seri baru adalah yg selalu kami tunggu2. Keunggulan cerita ini ada pada alur yg mengalir seolah-olah kita ikut terbawa dalam suasana sebenarnya. Kebetulan saya hidup di salatiga yg tidak terlalu jauh dari tempat2 yg ada dlm crita, yaitu Banyubiru, Tidar, Mantingan dll. setelah sekian puluh tahun saya ingin membaca kembali cerita tsb. Setelah saya pensiun, saya coba telusuri di intenet dan ketemu web ini serta saya telah dapat file pdfnya di http://www.scribd.com/document_downloads/direct/29824939?extension=pdf&ft=1273223373<=1273226983&uahk=QOCnuHkU5Jy0UnDlrdvHVod1bmI.

terima kasih rekan2 sesama penggemar NSSI, dan pengangum MJ.

haryono

Balas Komentar Ini
Ir. Hadi Sunarso pada May 12, 2010 11:06 AM menulis:

Mahesa jenar itu kemungkinan kelak jadi Ki Gede Pemanahan, seorang Pembesar Kerajaan Mataram, makamnya di Kota gede Yogyakarta. Ki Kebo kanigoro kelak jadi Ki Jurumertani, penasihat top nya Panembahan Senopati, Raja Mataram.Kayaknya makam beliau juga di Kota Gede, Yogyakarta. Sepasang uling Rawa pening, ini mungkin fiktif. kalau di Rawa pening ambarawa jelas banyak uling sungguhan, karena ia rawa yang sangat luas, apalagi jaman dulu, ratusan tahun yang lalu.

Balas Komentar Ini
rudi iswantoro pada September 11, 2010 6:07 PM menulis:

Aku Suka Dengan mahesa jenar. tokoh ini sepertinya hidup. Mas Klo ada api di bukit menoreh dong dicari yang lengkap.

Balas Komentar Ini
indra pada September 20, 2010 1:49 PM menulis:

seandainya Kisah ini difilm kan sesuai dengan cerita yang ada di http://www.gajahsora.com
alangkah senangnya hatiku ;)

Salam NSSI

Balas Komentar Ini
hery pada September 24, 2010 9:13 AM menulis:

nyuwun agung ipun pangapuro. kulo badhe taken menopo pareng?? miturut ramalan prabu joyoboyo mangke badhe medhal satriyo piningit niku nopo leres?? notonegoro niku nopo pun klampahan?? menawi wonten kirang leres anggenipun panulisan kulo, kulo nyuwun pangapuro ingkang kathah. matur sembah suwun saget.

Balas Komentar Ini
Cah_Banjarnegara pada November 28, 2010 9:23 PM menulis:

Cerita NSDSI sangat bagus..saya baca berkali2..dan terasa terbawa alur cerita...kalau boleh saya mohon di informasikan artikel atau sejenisnya yang lengkap tentang babad tanah jawa khususnya daerah jawa tengah bagian barat..silsilah dan perkembangannya..
Matur sembah nuwun

Balas Komentar Ini
mail pada January 17, 2011 9:45 AM menulis:

apakah ada yang tahu sejarah mahesa rangga????

Balas Komentar Ini
sulis pada June 1, 2011 12:03 AM menulis:

Mahesa Jenar Tema yang selalu hangat untuk diangkat...saya teringat pada sebuah buku (sayang sudah terselip entah kemana) yang menceritakan bagaimana proses kisah mahabarata ditulis aslinya oleh empu walmiki yang metodanya menggunakan pola
meditatif..dimana selama meditasi sang empu walmiki ditemui oleh viyasa//begawan abiyasa yang menceritakan sejarah leluhur dan keturunannya. sehingga tercipta karya fenomenal yang sampai saat ini masih terjaga berupa kisah mahabarata. Dan yang lebih fantastis..ternyata tokoh, tempat bahkan kuru setra tempat TKP pertempuran beserta sisa bekas perang konon masih terdapat di India...
inspirasi adalah realita dunia maya tempat interaksi gagasan antar pikiran yang kadang bisa terjadi antara tokoh masa lalu dengan manusia yang masih hidup saat ini...mungkinkah kisah mahesa jenar ini mengambil pola yang sama dalam menurunkan subtansinya sebagai suatu gagasan dari seorang pengarang..?

Balas Komentar Ini
Ir, H, Yon Tjahyono pada June 28, 2011 7:58 AM menulis:

Mahesa Jenar, dalam cerita buku Karangan SH Mintarja memang perlu diacungi jempol, karena bisa membawa para penggemar, terhanyut kedalam cerita tersebut. seakan-akan dalam cerita itu nyata, apalagi dalam kisahnya selalu menganbil lokasi-lakasi, Seperti Banyu biru, Rawa pening, Alas Mentaok, Mantingan, itu semua yang berhubungan dengan Babat Tanah Jawa. Jadi cerita tsb perlu dilestarikan

Balas Komentar Ini
siti susilowati pada July 17, 2011 5:00 PM menulis:

Mas,knp saya blm bs ngerti tentang penjlsan cowo sy tentang hitungan 23.mang sich percy hny pd Alloh.tolong pnjlsanny

Balas Komentar Ini
wandaru pada August 24, 2011 8:08 AM menulis:

aku adalah engkau dan engkau adalah aku

Balas Komentar Ini
duren pada July 3, 2012 4:23 PM menulis:

judul intisari dari kutipan diatas apa kah benar "perjalan hidup Mahesa Jenar"...?
maaf kira2 sudah masuk belum judul sama isinya?
buka biografi si penulis.

Balas Komentar Ini
agni pratama pada December 26, 2012 10:00 PM menulis:

salam kenal ki sanak,

sebelumnya saya berterimakasih kepada ki sanak yang sudah berinisiatif mendokumentasikan kisah mahesa jenar di dalam blog ki sanak. kebetulan saya cucu pertama ki SHM yang tumbuh bersama cerita ini. kami keluarga ki SHM sedang berupaya mengumpulkan semua media yang memuat cerita beliau sebagai bentuk kebanggaan kami dan keinginan kami untuk mempertahankan cerita ini terus disampaikan dengan sebaik baiknya. banyak pelajaran, filosofi jawa, nilai2 kepahlawanan, sejarah sastra, sejarah kekuasaan jawa, kepercayaan kepada Tuhan yang disampaikan di cerita2 Eyang kami, yang kami yakin memiiki citra, visi, dan konten yang jauh lebih baik untuk anak2 kita, dibandingkan dengan cerita2 fiktif yang tayang di media tv saat ini yang hanya mengandung unsur komersil.
kami sangat berharap suatu saat, pembaca nagasasra dan cerita lain ki SHM dapat berkumpul, saling kenal, saling sapa, dan menjadi sanak kadang.

sekali lagi, matur nuwun.

salam,

agni pratama

Balas Komentar Ini
RINTO BUDI SANTOSA pada August 10, 2016 1:31 PM menulis:

mohon petunjuknya, setelah di download ko filenya tidak bisa dibaca...(tidak muncul) padahal saya pengin sekali membacanya..

Balas Komentar Ini
Kukuh Jimi Sasongko pada September 21, 2018 1:27 PM menulis:

Saya mau bertanya! Sebenarnya makam / petilasan asli Ronggo Tohjoyo (Mahesa Jenar) itu berada di mana? Mohon yang tahu segera memberi komentar bukti / sumber asli letak makam / petilasan Ronggo Tohjoyo (Mahesa Jenar)...?
Terimakasih

Balas Komentar Ini

Isi Komentar




  Isi Smiley


Pencarian

Komentar Terbaru

December 2021

Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb
      1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31  

Kategori

Arsip

Aryo Sanjaya

Tinggalkan Pesan

Kisah Mahesa Jenar

Kisah dari Tanah Jawa, tentang perjalanan diri Mahesa Jenar.
Download:
Naga Sasra & Sabuk Inten
atau di sini:
download dari SaveFile.com
Theme by: Magic Paper
Didukung oleh
Movable Type 6.3.10


Aryo Sanjaya

Sindikasi