Beberapa hal yang terpikirkan selama memperhatikan seorang ibu menyusui bayinya (hmmm, sounds wrong?):
1. Setelah makan, seorang ibu tidak perlu (tepatnya tidak mampu) melakukan apapun untuk mengubah makanannya tadi menjadi ASI. Si ibu tinggal makan lalu meyakini itu nanti sebagian akan menjadi ASI, gitu aja.
2. Bayi yang sedang dalam gendongan ibunya, posisi mulutnya tepat berhadapan dengan pu**ting susu ibunya. Pas dengan posisi lengan ibunya.
Dual mode: begitu juga dengan posisi saat menyusui sambil tiduran.
Kok bisa pas gitu ya desainnya? Gak perlu modifikasi apa-apa lagi.
3. Meskipun bayi baru beberapa jam lahir di dunia, belum pernah mempergunakan mulutnya, tanpa baca tutorial atau quick start, tetapi mulut bayi bisa melakukan gerakan menyedot ASI secara berulang-ulang. Bayangkan kalo si ibu harus mengajarinya dulu.
Gerakan ini tidak mudah lho, silakan dicoba kalo tidak percaya.
4. ASI meskipun warnanya putih gitu aja, tapi itu hanyalah bentuk paketnya saja. Ketika ASI sudah di-unpack dalam perut bayi maka informasi makanan yang terkandung di dalamnya juga dikeluarkan.
Seandainya si ibu sebelumnya makan sayuran, meskipun ASI berwarna putih, feses bayi ikutan berwarna hijau.
Entah teknik kompresi macam apa yang digunakan ASI.
5. ASI yang diminum kemudian mencukupi kebutuhan nutrisi bayi. Dan dari situ bayi akan tumbuh. Tanpa ibunya melakukan apa-apa supaya bayinya tambah tinggi (atau panjang?), menumbuhkan giginya, melebatkan rambutnya, menguatkan otot-ototnya.
Apa peran orang tua di situ? Gak ada. Semua terjadi secara otomatis.
Ada yang mengatakan itu sebagai proses alami yang wajar.
Ada yang meyakini itu sebagai keajaiban.
Sebagian lagi meyakini semuanya sebagai kuasa Allah.
Yang dibahas ini baru (sebagian kecil) soal ASI, ternyata banyak yang di luar kendali manusia. Padahal masih buanyak organ tubuh lain yang juga di luar kendali kita.
Lalu manusia dengan pongahnya ingin pegang kendali kehidupannya?
Are you kidding me, kid?
Tuhan sengaja menciptakan manusia menjadi berbangsa-bangsa dan bersuku-suku (ref. Al-Hujurat:13)
Artinya manusia, karena sebagai yang diciptakan, tidak dapat memilih ingin dilahirkan sebagai bangsa apa dan suku mana. Lahir ya ceprot keluar dari rahim ibunya, tidak tersedia baginya pilihan pintu lain, yang kemudian menjadi awal penentu kebangsaan dan suku dia.
Namun setelah dewasa, dia memiliki pilihan untuk menjalani hidup sebagai bangsa atau suku lain. Kalau dia mau.
Misalnya orang Jawa yang memiliki kekaguman lebih terhadap bangsa Arab, sah saja dia mengubah namanya menjadi kearaban, berbicara dengan diselipi bahasa Arab, dan makan minum sebagaimana makanan orang Arab.
Entah itu didasari atas alasan agamanya, atau hanya sekadar nostalgia pernah kerja di sana, atau karena cuma pingin saja. Dia berhak untuk itu semua, entah itu hak tinggi atau hak yang rendah saja.
Sekarang ini banyak meme beredar yang menggambarkan Gus Dur/Cak Emha/Bung Karno/KH Musthofa Bisri/dll yang mengkritik orang Islam hilang jawanya karena kearaban. Meskipun belum tentu para beliau tersebut yang berbicara seperti itu, namun apa yang disampaikan tersebut sebenarnya tidak salah juga.
Secara pribadi saya yakin para beliau tidak bermaksud menentang kearaban para penduduk lokal, tapi lebih pada menjawab pendapat golongan tertentu.
Karena banyak orang yang terlalu fanatik pada suatu bentuk tertentu sehingga mendorong orang lain untuk berubah ke bentuk yang dimaksud. Demi menjawab dorongan itulah maka jadilah meme-meme tersebut.
Namun ketika jawaban para beliau itu kemudian terlalu dipaksakan ke semua orang, akhirnya mereka yang ingin mengekspresikan diri menjadi bangsa lain jadi ikut terkena dampaknya.
Padahal, jadilah apa yang kamu inginkan, selama tidak melanggar syariat dan aturan. Kalau memang cinta Arab ya monggo saja.
Lalu siapa yang akan mempertahankan budaya dan kekhasan Jawa kalau semua dibiarkan menjadi bangsa lain?
Ya terserah siapa saja yang mau. Kalau tidak mau ngapain dipaksa juga kan?
Biarlah yang mau-mau saja yang tetap menjadi Jawa, seperti saya.
Mg | Sn | Sl | Rb | Km | Jm | Sb |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 2 | 3 | 4 | |||
5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 |
12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 |
19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 |
26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 |
Komentar Terbaru