November 13, 2006

Minggu Yang Melelahkan

Menjelang proses akusisi website kita oleh pihak client di Amerika sana, benar-benar menguras waktu dan otak. Banyak kendala yang mengganjal proses itu dilaksanakan, terutama yang berhubungan dengan hal-hal teknis.

Saat masa-masa terakhir ini, tim kita harus masuk malam, menyesuaikan jam kerja di Amerika, agar dapat berkomunikasi lewat instant messenger dengan admin mereka di sana. Kita masuk kerja mulai jam 9 malam sampe jam 5 pagi. Wew, kembali ke pola hidup semula.

Sudah satu minggu kemaren aku masuk malam lagi, dan karena sudah terbiasa dengan shift siang, rasanya berat banget untuk masuk malam lagi. Jam 1-3 malam saat yang paling berat mata ini mesti terbuka ;))

Dan minggu ini juga aku masih harus masuk malam, karena proses transfer server masih belum tuntas. Yeah, 1 minggu ini aku harus begadang lagi, siap-siap dapat muka gak segar lagi.

Kendala yang ada sebenarnya tidak begitu vital, hanya saja karena pihak Amerika sangat strict mengacu pada guideline mereka, sehingga banyak hal kecil yang mesti diselesaikan sampai tuntas.

Selain itu kesalahan juga ada pada kita, yang tidak (belum) punya standarisasi dalam pemrograman, sedangkan programmer di sini sering gonta-ganti. Hasilnya, ketika ada proses transfer semacam ini, kita kerepotan membuat kesimpulan, dan laporan yang diminta oleh pihak client.

Lokasi penyimpanan data, konfigurasi dan template yang menyebar sesuai selera masing-masing programmer, menyulitkan kita saat melakukan setting fileattributes di server client.

Tapi kesalahan kita itu mestinya masih bisa ditoleransi, asalkan pihak client tidak terlalu paranoid dengan keamanan. Semua sekuriti kita sudah berjalan selama bertahun-tahun dalam keadaan sekarang ini, dan tidak terjadi hal-hal yang berbahaya, kenapa mereka mesti takut? Ah, dasar Amerika.

Yah, semoga minggu ini proses transfer server dapat selesai dengan tuntas. Aamiin. 

November 5, 2006

Lagi-lagi Penipuan

Siang ini aku lagi serius browsing, tiba-tiba ada panggilan masuk ke hapeku dari nomor yang tidak dikenal. Pake nomor IM3 rupanya.

"Halo...", sapanya.

"Halo juga" 

"Selamat siang pak, kami dari PT Indosat Pusat Jakarta, ... bla...bla...", dan seterusnya, yang intinya mengabarkan bahwa tadi malam telah diadakan undian dalam rangka ulang tahun IM3 yang ke-10. Pengundiannya dilakukan di GlobalTV, dan nomorku terpilih sebagai penerima hadiah uang tunai 17 juta rupiah dan hadiah pulsa 1 juta rupiah.

Ah, klise.

"Saya Edi dari PT Indosat Pusat Jakarta (kenapa mesti Pusat Jakarta sih?), dengan bapak siapa ini?"

Nah lho, kalo dari pusat mestinya tau namaku, kan nomorku sudah terdaftar di 4444.

"Saya Rudi", jawabku ngasal aja. 

"Begini pak Rudi, karena sekarang hari Minggu maka uangnya kami transfer lewat ATM saja"

Dodol deh, kenapa gak besok aja kalo gitu.

"Bapak punya ATM?"

"Ada, BCA"

"Kalau selain BCA ada tidak?"

(kok takut sama BCA? karena ada Markum?)

"Dulu ada BRI dan Danamon, tapi sekarang sudah tidak aktif lagi", jawabku jujur.

"Baiklah, kita gunakan yang BCA saja. Apakah itu atas nama bapak?"

"Bukan, itu pake nama istri saya", nah loh.

"Apakah bapak bawa kartu ATM-nya?"

"Ya, saya yang bawa"

"Bapak tau nomor rekeningnya?"

"Waduh, saya tidak hafal pak. Buku rekeningnya disimpan istri saya, dan dia sedang keluar sekarang"

"Kalau nomor di kartu ATM-nya pak, bisa dibacakan?"

Ah, mosok orang Indosat sampe mengurusi hal ginian? Tapi aku turuti aja. Aku buka dompet dan ambil kartu ATM BCA.

"Nomornya ada banyak nih, disebutkan semua?" aku tanya.

"Iya pak, ada 16 digit, silakan disebutkan", pintanya.

Aku sebutkan, "6019 0010 xxxx xxxx", tapi di antara xxxx itu aku salahkan 1 angka.

"Baik pak. Atas nama siapa rekeningnya?"

"Nama istri saya pak, Irene". JGLARRR!!!

(Ampun Irene, aku sewa namanya dulu ya. Bayar belakangan, hihihi) 

"Baiklah, sekarang juga bapak pergi ke ATM BCA terdekat. Kalau sudah sampai sana, silakan miskol saya. Bilang saja sudah sampe di ruang ATM"

Pasti dia gak tau arti miskol, yang artinya panggilan tak tersambung.

"Berapa lama bapak sampai di tempat ATM?", tanyane.

"Wah, istri saya sedang keluar, jadi saya mesti mencari orang untuk menunggu rumah saya dulu" 

"Iya, berapa lama pak?"

"Hm... mungkin 25 menit lagi"

"Baiklah, nanti hubungi saya kalau sudah sampai. Jelas pak?"

"Jelas sekali pak", jawabku mantap.

Setelah telpon ditutup, nomor hapenya aku masukkan ke daftar blacklist di hapeku: 08568536718

Sambil aku ngetik ini, telponnya masuk berulang-ulang, tapi otomatis didrop sama blacklist blocker.

Entah siapa lagi yang kena hari ini. 

October 30, 2006

Kembali Dari Mudik

Hehehe, telat tayang ;))

Perjalanan kembali dari mudik sama seperti yang dulu-dulu, selalu lebih panjang karena mampir-mampir dulu ke beberapa tempat.

Dari Demak aku berangkat jam setengah 9 pagi, menuju ke rumahnya Yuyun di Kediri. Melewati jalan yang sama dengan yang aku lewati sewaktu mudik. Melewati Nganjuk dan mampir sebentar ke rumah Dwi di Tulungagung.

Saat hampir keluar dari Tulungagung sempat bertemu pengendara Tiger dari IMTY (Ikatan Motor Tiger Yogyakarta), dengan pelat nomor AB. Tapi saat aku jejeri dia lalu aku klakson, eh dianya cuek aja. Cape deh. Mungkin sibuk dengan cewek di boncengannya.
Akhirnya dari Tulungagung sampai masuk kota Kediri kita salip-salipan, tapi bukan ngebut. Setiap aku pelan dia lalu nyalip aku, berikutnya aku salip dia. Ketika sudah di dalam kota, dia ngilang entah ke mana.

Sampai Kediri sudah malam, jam setengah tujuh, aku putuskan menginap di rumahnya Yuyun dulu.

Besoknya setelah sholat Jum'at, aku bersama Yuyun menuju ke Mojokerto, pake sepeda motor masing-masing. Perjalanan sekitar 1 jam setengah, yang menurutku sangat cepat. Selain karena jalanan yang masih sepi, juga karena jalan antara Jombang dan Mojokerto sudah mulus. Gak seperti tahun 1992 - 2000an, yang selalu dibangun karena pasti rusak, yang selalu macet, penuh batu dan debu.

Di Mojokerto kita ke rumah Sony, cangkrukan sampai jam 9-an malam.

Perjalanan pulang ke Malang dipenuhi rasa capek dan kantuk. Ketika keluar dari daerah Mojosari aku sempat nyerempet kucing yang nyebrang jalan sembarangan. Untung dia masih sempat berlari keluar jalan.

Istirahat sebentar di SPBU sewaktu Yuyun ngisi bensin di daerah Pandaan. Jam 11-an kita sudah masuk ke kota Malang.

Kita mampir sebentar di warung gorengan di TT77, minum Es Soda Gembira. Karena saking ngantuknya aku malah sempat memecahkan sebuah lepek.

Terakhir, pulang dan tidur. 

October 23, 2006

Perjalanan Mudik

Berangkat mudik sebenarnya direncanakan jam 7 pagi. Tapi saat kita sedang makan sahur bersama, si Wamir nyeletuk "gimana kalo berangkatnya setelah sahur saja?". Ya, ide bagus. Selain karena jalanan yang masih sepi, juga akan menghemat waktu, dibandingkan jika harus tidur lagi setelah shubuh.

Aku berbenah dengan cepat, masukkan 2 baju + 4 kaos + 2 celana + laptop + etc ke tas ransel, dan setelah shubuh, kita bertiga mulai berangkat. Aku dibonceng si Wamir pakai motorku, dan Yuyun naik motornya sendiri. Sekitar jam 4 lebih seperempat kita sudah keluar perumahan Joyogrand.

Jalanan yang lengang memang melancarkan perjalanan, tapi kewaspadaan justru harus lebih meningkat. Terbukti, setelah melewati terminal Landungsari, memasuki daerah Pendem, ada sepeda motor yang tiba-tiba keluar dari sebuah gang, beberapa meter di depan kita, dan langsung nyebrang jalan. Kita yang sedang melaju kencang, tentu saja kelabakan dengan kejutan itu. Terutama si Yuyun yang ada di posisi depan, nyaris saja. Untung dia lahir di sepeda motor, jadi bisa menguasai laju motornya, dan bisa melewati si orang ngawur itu.
Mungkin orang itu masih ngantuk.

Berangkat pagi juga berarti harus siap menjadi pembuka jalan. Saat melewati kawasan Pujon dan Ngantang, jalanan masih ditutupi embun pagi, yang membuat jalanan basah dan kayaknya licin. Terutana karena jalanan yang mirip huruf S, kadang-kadang huruf Z, atau kadang juga mirip angka 8. Ngeri juga dibonceng sama Wamir di jalan itu. Setiap dia miringkan sepeda untuk belok di tikungan tajam, otomatis aku menyeimbangkan diri, berlawanan dengan arah miringnya. Ini hal yang berbahaya sebenarnya, seharusnya aku ikut saja arah gerakannya. Tapi namanya juga takut, jadi refrek aja.

Lanjutkan membaca "Perjalanan Mudik" »

October 20, 2006

Persiapan Mudik

Rencana mudik, hari Minggu tanggal 22 ini, karena kantor hari Sabtu masih masuk.

Berbeda dengan mudik sebelumnya, kali ini aku berencana membawa sepeda motorku. Yeah, single touring.

Persiapannya, cukup memastikan kondisi si tiger untuk perjalanan jauh. Kalau untuk persiapan mental dan fisik, aku rasa sudah cukup. Ini sudah kesekian kalinya aku pulang kampung menggunakan sepeda motor, rasanya memang lebih exciting.

Untuk yang mudik tahun kemarin, si tiger dalam perbaikan di Kediri, jadi tidak bisa ikut mudik.

Dan setelah mengalami masa rehabilitasi di AHASS MKP, dia nampaknya sudah siap untuk menelusuri jalan panjang.

Jarak antara rumahku di Demak dan tempat tinggalku di Malang, secara garis lurus adalah 245 KM. Tapi kalo dirunut rutenya, menjadi sekitar 306 KM.

Berikut ini adalah rute yang seharusnya aku ambil: 

Ok, sebelum matahari Ramadhan terbenam, sebelum operator seluler sibuk dan lelet, dengan ini diucapkan:

SELAMAT IDUL FITRI 1427 Hijriyah

Mohon maaf atas segala kesalahan yang telah terjadi.

(Aryo Sanjaya)

 

Halaman: « 41 42 43 44 45 46 47 [48] 49 50 51 52 53 54 55 ... 88 »

[depan]

Pencarian

Komentar Terbaru

December 2025

Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb
  1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31      

Kategori

Arsip

Aryo Sanjaya

Tinggalkan Pesan

Kisah Mahesa Jenar

Kisah dari Tanah Jawa, tentang perjalanan diri Mahesa Jenar.
Download:
Naga Sasra & Sabuk Inten
atau di sini:
download dari SaveFile.com
Theme by: Magic Paper
Didukung oleh
Movable Type 5.01


Aryo Sanjaya

Sindikasi