Hidup di Seni, Mati di Seni
Tetapi seorang seniman yang juga seorang profesor, juga dalang, juga pelukis, juga pejabat, juga pendekar, duta budaya, telah berhasil dengan suksesnya membuktikan sendiri kalimat yang pernah diucapkannya tersebut.
Prof. Dr. Drs. Budi Udjianto, MPA, meninggal dunia saat melakukan pentas wayang, menjadi dalang dalam peluncuran buku karyanya, "Banjaran Kadiri", di Balaikota Kediri, Sabtu 29 Desember 2007, sekitar jam 23:00.
Meninggal dunia tepat di hari ulang tahun pernikahan ke-32, dan bertepatan dengan hari lahir (weton) cucu kesayangannya, Arva.
Berita selengkapnya
~~~
Saat saya mendapatkan berita meninggalnya beliau, jam sudah hampir menunjukkan pukul 12 malam. Saya dan lima rekan yang lain (yang kok kebetulan sedang berkumpul), yakni Yudhi, Aris, Eko Heri, Irfan dan Slamet, langsung berangkat dari Malang menuju Kediri.
Hanya beberapa jam kami di Kediri, menyempatkan melihat pak Budi, bertemu istrinya, dan anak bungsunya yang juga rekan kami di SCeN, Bondhan Rio P.
Banyak sekali kenangan yang kami dapatkan bersama pak Budi, saat beliau masih tinggal di kota Malang, sebelum menjalani masa pensiun di kota Kediri.
Sebagai seniman sejati, rumahnya dihiasi banyak sekali benda seni. Alat musik, lukisan karya beliau, perlengkapan tari, dan sejumlah perangkat upacara kesenian lainnya.
Pada rumah tersebut, pintunya selalu terbuka untuk kami, yang terbiasa datang kapan saja, jam berapa saja. Bermalam sampai berhari-hari, ikut makan, mandi, memancing ke laut, dan lain sebagainya. Menemani beliau nonton tivi, dengan selingan dongeng dan nasihat terselubung, ada banyak sekali hal yang dapat kami jadikan pelajaran.
Tidak terhitung entah berapa kali kami 'terpaksa' menjadi penunggu rumahnya, saat beliau sekeluarga meninggalkan rumah untuk beberapa hari.
Bahkan hari raya Idul Fitri tahun 1999, ketika saya 'terjebak' tidak dapat pulang ke Sulawesi karena ketinggalan kapal, saya menginap di rumah beliau, yang kosong karena beliau sekeluarga sedang lebaran ke Kediri.
Dan masih banyak kenangan bersama beliau, yang tidak mungkin dapat diceritakan di sini.
Namun satu hal yang pasti, belum ada satupun 'balasan' yang dapat kami berikan kepada beliau, sampai kepergiannya yang mendadak.
Selamat jalan pak profesor, semoga segala amalan diterima olehNya, dan menjadi penerang serta pelindung di alam sana.
Semoga semangat dan kecintaan anda pada seni, dapat tumbuh dan berkembang di penerus bangsa ini.
Aamiin.

Komentar Terbaru