Inilah Aku... AE (kalo dulu sih Aryo Eka :) )
Sekali lagi aku salut pada para pengganggu iman, yaitu para Syetan!
Mereka sekali lagi menunjukkan kehebatannya dalam merubah iman seseorang, bahkan berhasil mencapai ratusan orang.
Awas, kalimat itu bukan untuk Lia Aminuddin dan para pengikutnya, tapi bener-bener buat para Syetan laknatullah, yang akan melakukan cara apapun dan kapanpun, untuk memalingkan manusia dari jalan Allah.
Melalui berbagai perjalanan dan kejadian-kejadian, Lia Eden memproklamirkan dirinya sebagai jasad yang telah dirasuki Jibril, atau di beberapa tulisan menyatakan bahwa Lia adalah pengejawantahan (perwujudan) dari Jibril.
Silakan masuk situs ini:
http://liaeden.info/
http://www.mediacare.blogspot.com/
Ok, aku gak akan membahas tentang kebenaran/kesesatan aliran mereka, karena hal seperti itu tidak dapat divonis sebagai benar dan sesat.
Kalau mau mengatakan benar, terhadap siapa? kalau dikatakan sesat, terhadap siapa?
Meski jika dipandang dari sisi Islam, ya, mereka sesat.
Tapi apa karena 'menyimpang' dengan ajaran Islam, maka berarti mereka sesat?
Bukankah itu juga berlaku untuk mereka, untuk mengatakan bahwa justru Islamlah yang sesat?
Karena itu, aku ga bakal membahas tentang benar dan sesat. Whatever.
Adalah peran MUI untuk memberikan vonis status, agar memberikan kejelasan pada masyarakat, bahwa Salamullah bukanlah Islam. Seharusnya hanya sebatas itu.
Harusnya tidak sampai muncul keresahan, apalagi anarkisme.
Kalau tidak setuju dengan aliran Salamullah, ya jangan bergabung, dan jaga juga semua keluarga.
Bagi kaum muslim yang mau gabung dengan Salamullah, silakan, tapi dengan konsekuensi melepas Islamnya. Dia tidak boleh menyatakan masih Islam, dengan alasan bahwa dia masih sholat dan menyembah Allah serta mengakui Nabi Muhammad.
Salamullah bukanlah Islam.
Supaya tidak saling melecehkan, MUI masih perlu mempertegas ini.
Sedangkan peran pihak berwajib (polisi, jaksa, etc) untuk mencegah munculnya ketidakstabilan sosial. Tindakan anarkisme dari fanatismelah yang lebih perlu dibantai, daripada kegiatan keagamaan aliran baru itu.
Biarkan mereka hidup dengan keyakinan mereka, dan mereka harusnya tidak 'berusaha menyerang' agama lain, dengan berbagai manuver yang dapat menyinggung umat lain. Itu poin pertama.
Tentang berbagai kejadian dan keajaiban, menurutku sebagai muslim, semua hal adalah atas kehendak Allah. Tapi rencana, penyebab, dan hal-hal di balik itu, merupakan ujian bagi kita semua.
Aku ingat suatu riwayat, sewaktu masih di pesantren dulu. Diceritakan bahwa suatu malam, ketika Imam Syafi'i sedang berdzikir, beliau didatangi oleh Syetan, yang datang menyaru sebagai Allah.
Dengan kehebatan yang diberikan Allah padanya, Syetan merubah dirinya menjadi suatu sinar menakjubkan, yang dapat membuat takjub manusia.
Dengan samarannya itu, Syetan berkata pada Imam Syafi'i, bahwa beliau sudah cukup taat beribadah, memiliki ilmu agama yang tinggi. Karena itu beliau diberi hadiah yaitu bebas untuk tidak melakukan ibadah.
Tapi karena kedalaman iman dan ketinggian tawadlunya, beliau tidak tergoyahkan dengan hadiah itu, sehingga melempar Syetan itu dengan batu.
Bagiku, meski segala kehebatan ilmu dan keajaiban yang dialami oleh Lia Aminuddin adalah benar-benar nyata, bahkan jika memang Lia adalah pengejawantahan dari Jibril (tidak mungkin, karena Jibril hanya diturunkan untuk menyampaikan wahyu pada Rasul, dan Rasul terakhir adalah Nabi Muhammad), maka seharusnya Lia menggunakan itu untuk meninggikan Islam, melakukan amalan yang tetap pada syari'at Islam.
Sekali lagi, segala keajaiban (penyembuhan, kecerdasan, kekuatan) dan berkah (ketulusan, keindahan, kesopanan, memerangi kemusyrikan) adalah milik Allah. Percuma memilikinya kalau justru menjauhkan kita pada Allah.
Juga percuma kalo memiliki tingkat ilmu agama yang tinggi, sedangkan syari'at saja sudah tidak benar.
Bukankah syari'at Lia sudah tidak benar?
Bagi yang ingin tau lebih banyak, silakan kunjungi situs mereka.
Meski seakan-akan membela Islam, tapi dia bukan Islam.
Komentar Terbaru