« Golput | Depan | Berkibarlah Benderaku »

Penipuan Berkedok Kecelakaan

Siang itu aku sedang berada di kampus, tepatnya di ruang UKM SCeN, sedang klik-klik gambar-gambar chika diagram instalasi jaringan. Mendadak HP bergetar, dengan nama pemanggil adalah "Emak".

"Ha...", sapaku tertahan, suara riuh di seberang sana.

"Har, adekmu tabrakan... Gun..., ditabrak karo taksi... sikile putung... kowe ndek endi iki... bla bla bla..." (gak perlu diterjemahkan ke bahasa Indonesia, dan gak perlu dialog lengkap, soalnya sudah lupa kalimat lengkapnya).

Intinya ibuku mendapatkan kabar bahwa adikku mengalami kecelakaan di Jogja, dan sedang dirawat di rumah sakit. Si penelepon mengatakan harus segera dilakukan operasi untuk menolong jiwanya, dan membutuhkan sejumlah uang sebagai uang muka.

HP Gun tidak dapat dihubungi, dan tidak ada famili/kenalan di Jogja.

Segera aku tancap gas, tanpa persiapan apapun dari Malang aku meluncur ke Jogja.

Ibu yang sedang kalut (Bapak sedang di luar kota), segera menyuruh pegawainya ke BRI untuk mengirim sejumlah uang sesuai permintaan si penelepon. Mintanya 20 juta, tapi ibuku sanggup 15 juta dulu.

Beruntung, atas bantuan teman Bapak di kepolisian, segera dilakukan pengecekan ke seluruh pos polisi di Jogja, mencari informasi tentang kecelakaan yang dilaporkan. Juga dicek ke beberapa UGD di sana. Hasilnya nihil.

Secepatnya dikirim orang untuk menyusul yang sedang ke bank tadi, agar membatalkan proses pengiriman uang.
Ndilalah, tinggal 1 juta lagi penghitungan selesai dilakukan, pengiriman berhasil dibatalkan.

Rupanya itu modus penipuan.

HP Gun masih belum dapat dihubungi. Sedangkan aku kelelahan nyetir nonstop sendirian, ngantuk, lapar, plus kesasar di Solo.

Akhirnya dengan perjuangan sok tau yang amat sangat seperti biasanya, sampai juga aku di kontrakan Gun di Jogja. Tapi saat itu dia sudah berhasil ditelpon oleh orang rumah.

Rupanya HP dia sengaja dimatikan, atas perintah telpon gelap dari Jakarta (kode area 021), mengaku sebagai intel yang sedang menyelidiki kasus narkoba. Kalau tidak mau mematikan HP dalam 1 hari itu, dianggap mengganggu proses penyelidikan.

Pertanyaannya:
Darimana komplotan penipu itu tau nomor, kondisi dan posisi Gun?

Jawabannya:
Beberapa waktu sebelumnya, Bapak menerima telpon -yang ngakunya- dari Telkom. Menawarkan potongan harga 50% bagi pelanggan yang memiliki anak masih sekolah/kuliah. Untuk proses verifikasi, si orang tadi meminta nomor anak yang masih sekolah untuk 'interview'.
Diberikanlah nomor Gun.

Demikianlah.

Masih ada kisah lainnya yang mirip. Silakan tidur bagi yang sudah mengantuk dengan dongeng ini ;))

Sahabatku, Mina, yang tinggal di Pasuruan, juga pernah mengalami hal yang serupa. Keluarganya di Pasuruan mendapat kabar bahwa adik Mina, sebut saja namanya Mawar (nama aslinya Emil), yang sedang kuliah di Malang mengalami kecelakaan, dan harus segera dioperasi di UGD.

Orang tuanya yang tergolong kaya raya (punya kolam renang di rumahnya, -parameter ngawur-), kontan kalang kabut dan berusaha menuruti kemauan si penelepon.

Beruntung, di sini Mina punya banyak sahabat. Waktu itu si Yuyun alias Yudhi, atas permintaan Mina mengecek langsung ke kampus Emil... eh, Mawar.

Yuyun harus berbesar hati memberikan nasehat kepada ibundanya Mina, untuk jangan dulu melakukan transfer uang, meskipun selalu dibalas dengan 'nasehat keras' seorang ibu yang sedang kalut anak bungsunya kecelakaan di tempat jauh.

Meskipun sebelumnya Yuyun tidak tau rupa si Mawar, namun cerita diakhiri dengan si Mawar menelepon sendiri ke ibunya. Uang belum jadi dikirim. Selamat.

Itulah sekelumit cerita tentang kejahatan yang memanfaatkan perasaan was-was seorang ibu akan keselamatan anaknya yang jauh di rantau.

Bangsat tenan kok.

Dan bangsat itu kemarin berhasil mereguk dana segar 19 juta rupiah, hasil penipuan dengan modus yang sama. Seorang ibu di Malang, dikabari anaknya yang kuliah di Bandung mengalami kecelakaan, dan berhasil mentransfer uangnya. Berita lengkapnya di Radar Malang.

Dan kita masih di sini hanya untuk mendengarkan cerita-cerita itu terjadi dan terjadi.


Ada 18 komentar

idiluam pada August 11, 2008 5:28 PM menulis:

"DASAR PENIPU...!!!"

ups..., salah orang, harusnya mengumpat ke penipu sebenarnya, he he he he.

Thanks atas info modus operandi-nya

Aryo:
hajar ae mat...


Balas Komentar Ini
abeel pada August 11, 2008 7:15 PM menulis:

aku turut prihatin atas kejadian yang menimpa keluarga sampean,karena keluarga sampean juga keluargaku juga,dan semoga kejadian ini nggak kan terjadi lagi.AMIIIIIN ^:)^

Aryo:
Aamiin


Balas Komentar Ini
nengbiker pada August 11, 2008 8:53 PM menulis:

ga ngajak2 ke jogjanya..
pan jadi ga nyasar di solo...

eh syukur ya, semoga ga kejadian lagi.

Aryo:
sampe sekarang masih sering nyasar kalo ngelewati persimpangan banyak yang ada relnya itu.


Balas Komentar Ini
Bagas pada August 11, 2008 9:39 PM menulis:

@nengbiker: Jaman itu Parjo belum kenal kale.

Syukurlah belum sampai transfer, 15 jt itu banyak banget :(

Aryo:
kurang banyak kalo buat ke eropa. emang kapan jadinya kamu ganti kelamin?

*nyungsep*


Balas Komentar Ini
Adoen pada August 12, 2008 1:54 AM menulis:

Kalimat apa yg dirangkai oleh komplotan penipu sehingga Gun menyerahkan No rekening nya ya?.
Jadi penasaran neh

Aryo:
halah... kreatif bikin sendiri dong :P


Balas Komentar Ini
ayos pada August 12, 2008 10:26 AM menulis:

Gw sangat benci penipu, kalo gw ketemu penipu kaya gitu akan gw hajar ampe babak belur.. :D

Aryo:
balik ditipu aja... bilang anunya bengkak dan harus segera dipotong.


Balas Komentar Ini
Edi pada August 12, 2008 3:11 PM menulis:

Gun di suruh matikan telp ( takut ) kalau menganggu intel dlm proses penyelidikan,...Gun sendiri kok nggak heran...mungkin Gun juga nggak sampai mikir bakal dg kejadian ini keluarganya panik oleh ulah penipu yg makin TOP :)

Gun nandi jo..??????
Gun...Gun..Gun...Gun..

Aryo: Gun tetep ndek Jogja saiki.

Balas Komentar Ini
ferdhie pada August 12, 2008 3:43 PM menulis:

pasti nongkrong di draft setelah sekian lama...

Aryo:
hehehe, cuci gudang. sik akeh ndek draft tibake ;))


Balas Komentar Ini
Sluman slumun slamet pada August 13, 2008 9:25 AM menulis:

Mas, punya adek cewek gak? Btw emang chika dah rilis foto baru ya?

Balas Komentar Ini
Sluman slumun slamet pada August 13, 2008 9:27 AM menulis:

Mas, punya adek cewek gak? Btw emang chika dah rilis foto baru ya?

Aryo:
mau dapetin foto terbaru chika? ketik REG<spasi>CHIKA kirim ke nomor-e GuM >:)


Balas Komentar Ini
tutut pada August 13, 2008 2:19 PM menulis:

Aryo:
kurang banyak kalo buat ke eropa

tinggal nambain sejuta lagi dapet deh tiket buat nengokin saya

Aryo:
itu sejuta buat budhal-e thok? opo sak mbalik-e?

nang swiss teko eropa numpak angkot opo se? ;))


Balas Komentar Ini
Jauhari pada August 13, 2008 10:17 PM menulis:

Bangsa Maling? Bangsa Korupsi? Bangsa Berbudaya?
Jadi Bangsa Berbudaya Maling dan Korupsi?

Semoga saja tidak... itu hanya OKNUM dan OKNUM.....

Aryo:
ga masalah oknum or tidak, korbannya sudah banyak dan nyata.


Balas Komentar Ini
Golda pada August 13, 2008 11:37 PM menulis:

wah, makin kurang ajar ya orang-orang ini. Ceritamu ta sebar di kalangan imel2an keluarga yah.. bagi2 ilmu supaya lbh waspada.

Aryo:
boleh sus ;;)


Balas Komentar Ini
zham3_zhon3 pada August 14, 2008 1:35 AM menulis:

wah pinter juga modus operasi penipu tuh,,,,
klo bisa mbok ya nipu para koruptor yoo...
jo ngapusi wong sing ora wayahe di apusi...
mesakne nooo....
mbok pisan_pisan ki wong sing gaene koruptor kwi di apusi genten, ben jo gur ngapusi ae gaeane...

hik hik hik....;)) ;))

Aryo:
iku wong pinter sing nyalah gunakne kepinterane


Balas Komentar Ini
Gopril pada August 14, 2008 3:38 PM menulis:

Alhamdulilah yang penting selamet, n diambil hikmahnya saja bahwa sampean sudah dapat memberikan berita yang baik buat kita-kita, trims atas informasinya n pasti sebarkan ke teman2 supaya ati-ati....

Aryo:
Yup, semakin banyak yang tau modus ini, keampuhannya bakal semakin berkurang.


Balas Komentar Ini
musafir pada August 19, 2008 9:46 AM menulis:

iiihhhhh.... jadi gemes. Kalo penipu itu ketemu dipiting aja, trus diiket, diitik-itik, wis sak karepmu......
Tak doain semoga cepet dapat jodho.. (lho kok gak nyambung)
Btw, penipuan tetap penipuan. Dan penipuan selalu menipu. Untuk itu hati-hati agar tidak mudah ketipu...

Aryo:
hati-hati dan waspada :)


Balas Komentar Ini
dyan pada August 25, 2008 2:45 PM menulis:

kejadian yang sama pernah menimpa pakDhe ku...
waktu itu sampai gempar org sekampung..
gara2 gosip murahan yg lumayan bikin org jantungan...
Semoga pelaku kejahatan DIGANJAR dengan HUKUMAN SETIMPAL sudah bikin kita JANTUNGAN plus KEBINGUNGAN...
dasar .. zaman sudah edan..
(ikutan esmosi niy...)

Aryo:
nyanyikan lagu "teganya... teganya... teganya... teganya... teganya... " :D


Balas Komentar Ini
slamet pada September 12, 2008 10:26 PM menulis:

sama bos. kakak saya barusan tadi siang kena tipu persis seperti diatas. kebetulan saya tinggal di medan, ibuk di jawa timur, kakak di tegal, jawa tengah. modusnya: ibuk dikabari orang dari poltabes, kalo saya dan istri tabrakan, kondisi parah. minta uang muka untuk operasi. ibuk tlp ke kakak di tegal, minta tolong transferkan. hp saya emang disuruh matikan, persis spt diatas. yaah..namanya dah nasib. uang dah ditransfer kakak ke nomor BRI 036101007300500 a.n. kiki cristo(minta 17jt, cuma dp 5jt dulu). smoga berguna bagi yg lain.

Balas Komentar Ini

Isi Komentar




  Isi Smiley


Pencarian

Komentar Terbaru

December 2021

Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb
      1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31  

Kategori

Arsip

Aryo Sanjaya

Tinggalkan Pesan

Kisah Mahesa Jenar

Kisah dari Tanah Jawa, tentang perjalanan diri Mahesa Jenar.
Download:
Naga Sasra & Sabuk Inten
atau di sini:
download dari SaveFile.com
Theme by: Magic Paper
Didukung oleh
Movable Type 6.3.10


Aryo Sanjaya

Sindikasi