Utama

June 25, 2008

Bulan Madu

Zaman dahulu kala, setiap selesai berlangsungnya acara pernikahan, biasanya pengantin bersama rombongan akan pergi mengunjungi sanak famili yang tidak dapat hadir di pernikahan tersebut.
Namun tradisi turun temurun itu kini bergeser menjadi kesempatan berwisata bagi pasangan pengantin yang baru menikah, dan menjadi momen awal untuk dikenang.

Asal kata Honeymoon menurut suatu sumber adalah "bulan yang manis", dalam artian bulan pertama dalam pernikahan adalah yang paling manis.

Aku kurang setuju dengan arti itu, karena secara tidak langsung mengatakan bulan-bulan selanjutnya, tahun-tahun berikutnya adalah 'kalah' manis dibanding bulan pertama.

Menurutku hanya untuk euforia saja, maka wisata dilakukan di bulan pertama, atau bulan kedua, ketiga atau terserah.

Kebalikannya, secara tradisi Jawa, biasanya 40 hari pertama setelah pernikahan pasangan pengantin dilarang pergi jauh-jauh dari rumah, dengan berbagai argumentasi. 
Salah satu cerita rakyat yang terkait dengan ini adalah asal mula terjadinya air terjun Coban Rondo di Batu, yang terjadi gara-gara pengantin bepergian jauh sebelum 40 hari.
Silakan baca cerita lengkapnya di sini.

Namun yang aku yakini, pelarangan bepergian itu lebih pada 'ngeman' (apa ya bahasa Indonesianya?) pasangan yang baru saja menikah.

Seperti beli sepedamotor baru, pagi dicuci sore diserbeti dan malam diselimuti. Toh seandainya diperlakukan seperti biasa, tidak ada masalah.

Alhamdulillah, kemarin kami baru pulang dari rangkaian acara tour yang disebut bulan madu tersebut. Oleh paket yang diambil, kami menginap 4 hari 3 malam di Maya Ubud.

Cerita lengkap selain tidak boleh juga tidak mungkin dapat diceritakan semuanya di sini, hanya foto saja yang mungkin dapat kami hadirkan di gallery Picasa :D 




March 8, 2008

Solar Oplosan


Kemaren pagi berangkat ke Surabaya menggunakan si Taft, dengan kondisi solar setengah kosong (atau setengah penuh? terserah deh).

Semuanya berjalan lancar, termasuk ketika melewati kemacetan Pasar Porong. Sampai setelah melewati gerbang tol Porong, mesin mendadak tersendat, berasa seperti kehabisan solar.
Dan akhirnya mesin mati dengan tenang di bahu jalan.

Kecurigaan pertama, radiator mengalami overheat, karena reservoir terlihat mendidih sampai airnya mengucur deras keluar. Aneh sih, karena selama ini sudah sering mengalami kepanasan, tapi tidak pernah sampai menyebabkan kematian.

Ok, solusinya kita dinginkan mesin untuk beberapa lama. Cukup lama sampai didatangi petugas tol. Untungnya saat petugas datang kita sudah pakai celana *lho*

Setelah dingin, perjalanan dilanjutkan, memasuki Kuto Suroboyo.

Lanjutkan membaca "Solar Oplosan" »

November 19, 2007

Panderman Hills

Gunung Panderman, atau lebih tepatnya bukit Panderman, hmm... atau lebih tepatnya lagi adalah perbukitan Panderman, terletak di kawasan kota Batu, Jawa Timur.
Konon nama itu diambil dari petinggi Belanda (Van Der Mann) yang dulu tinggal di kawasan Batu.

Sekarang Panderman dikenal sebagai tempat pendakian serta perkemahan. Medannya yang tidak terlalu sulit (dibandingkan Semeru) serta jaraknya yang relatif dekat dengan pemukiman penduduk, tempat ini cocok untuk sekedar merasakan hawa gunung, refreshing, atau pemanasan untuk persiapan pendakian ke yang lebih 'serius' lagi (baca: Semeru)

Kemarin ini adalah kali ketiga aku ke Panderman, dengan 3 variasi tempat.

Pendakian pertama (9 Jan 2005) hanya sampai ke Latar Ombo, yang merupakan puncak pertama Panderman. Hal ini karena aku sudah teler di situ, sehingga tidak dapat melanjutkan ke yang lebih tinggi lagi.
Pendaki: Yudhi, Aris, Aryo, Irfan, Iir, Nia, Lisa, Dian dan Yenny.

Yang kedua (3 Nov 2007) berhenti di daerah X, karena salah jalan, sehingga kita mendirikan kemah di pinggir kebun. Foto Picasa
Pendaki: Yudhi, Aryo, Irfan, Venus, Ambar dan Rita.

Ketiga kalinya (17 Nov 2007) berhasil mencapai Watu Gede, satu tingkat di atas Latar Ombo, tapi masih belum sampai puncak, masih kurang sedikit lagi. Mungkin di pendakian ke-4 baru sampai puncak. Aamiin.
Foto Pendakian Kemarin
Pendaki: Yudhi, Aryo, Irfan, Venus, Ambar dan Rita.








October 18, 2007

Oleh-oleh Mudik

Kembali ke kampung halaman setelah waktu yang lama justru seperti memasuki lingkungan baru. Terlebih lagi jika kampung halaman itu adalah sebuah ibu kota provinsi yang sedang bergerak maju, seperti halnya Kendari. Banyak bangunan baru, kabupaten baru, jalan baru, aturan baru, tetangga baru, dan yang serba baru tahu lainnya.

Saat aku masih tinggal di Kendari dulu, saat itu jumlah provinsi di Indonesia masih 27, Sulawesi Tenggara ada di urutan ke-26. Di bawahnya adalah Timor Timur. Ketika Timtim lepas, jadilah provinsi ini di urutan terakhir.

Saat itu jumlah kabupatennya hanya ada 4: Kendari, Kolaka, Bau-bau (pulau Buton) dan Raha (pulau Muna).
Sekarang sudah menjadi 8 kabupaten, dan sebentar lagi jadi 10 kabupaten.

Ok, cukup pembahasan tentang perubahan di Sultra (bukan Sulteng seperti banyak kesalahan yang masih sering aku temui di media).

Mumpung aku sedang berada di wilayah tengah Indonesia, wisata kuliner adalah salah satu kesempatan. Makanan khas Kendari menurutku tidak ada yang qualified, selain mente yang produksi terbesar memang dari Kendari.

Meskipun demikian, di Kendari berkumpul berbagai makanan khas dari daerah lain, terutama dari Makassar, diantaranya adalah Coto Makassar, Pisang Epek, Sinonggi, Sarabba, Pisang Hijau dan Konro.

Lanjutkan membaca "Oleh-oleh Mudik" »

October 13, 2007

Mudik Lebaran

1 Syawal 1428 H

Akhirnya... ngeblog lagi. Selama bulan Ramadhan ini kegiatan blogging mendadak terhenti, meski sebenernya gak ada maksud untuk itu, tapi entah mengapa nulis jadi kaku, ide jadi buntu, imajinasi jadi gak mutu, dan ... ga tau.

Karena kantor mulai meliburkan karyawannya tanggal 12 Oktober, ya tanggal itu pula aku baru bisa mudik. Meski sebagian besar warga kota Malang merayakan Idul Fitri tanggal 12, tidak begitu merisaukan bagiku, yang harus mendengar gema takbir di tanah rantau.
Yang merisaukanku justru orang yang kuatir adanya perpecahan dalam umat muslim karena perbedaan, tapi justru membesar-besarkan kekuatirannya itu, yang mana malah beresiko menimbulkan apa yang dikuatirkannya. Ruwet deh. Beda ya beda, no offense dong. Sudah sering terjadi di Indonesia, ummatnya rukun tapi justru pemimpinnya yang ruwet, yang lalu ummatnya jadi ikut 'perang' juga.

Yang nyeleneh, banyak kalangan yang sebenernya mantep lebaran tanggal 13, tapi punya keyakinan bahwa kalau sudah mendengar takbir maka tidak boleh puasa. Jadi mereka lebaran tanggal 13 tapi tanggal 12 sudah tidak berpuasa. Aneh dong.

Dalam hadits disebutkan, kalau di tanggal 29 belum melihat hilal, puasanya digenapkan 30 hari. Jadi kalo yakin lebaran tanggal 13, tanggal 12 harusnya tetep puasa. Terserah bagi yang meyakini puasa 29 hari itu bertakbir atau tidak, gak ngaruh harusnya. (confirmed by Side-A)

Yang lebih ngawur, dia yakin puasa itu 30 hari, tapi karena 29 sudah ada yang lebaran, dia memilih tidak berpuasa ke-30, dan berniat menggantinya di kemudian hari. Ini kan aneh, menjalankan keyakinan orang lain terhadap keyakinan sendiri.

Ah, cukup deh mbahas perbedaan :)

Tanggal 12 Oktober itu aku berniat mudik ke Kendari, yang entah sudah berapa tahun aku gak pulang kesana. Seingatku sejak bikin SIM B1 di tahun 1999, sudah gak pernah kesana lagi. Tapi kayaknya pernah sih beberapa kali setelahnya. *pikun, ga ada dokumentasi pula*

Lanjutkan membaca "Mudik Lebaran" »

August 30, 2007

Touring Ke Paralayang

Informasi yang basbang dan tidak aptudet, karena mesti menunggu persetujuan (dan ketidaksetujuan) beberapa peserta untuk ditampilkan wajahnya di posting ini.

Anyway, sekali-kali posting berupa gambar, jadi tidak melulu berisi teks.




Album yang laen:

June 5, 2007

Tour Report

Data Perjalanan
Hari / Tanggal Sabtu / 2 Juni 2007
Tujuan (1) Penanjakan (2) Bromo
Peserta Aryo, Ferdhie, Yudhi, Aris, Irfan, Widya, Dedet,
Hani, Rinta, Gita
Kendaraan Taft GT '90 (Aryo) dan Taft HILINE '89 (Ferdhie)
Arsip Foto http://picasaweb.google.com/aryo.sanjaya/Bromo2
http://flickr.com/photos/ferdhie/sets/72157600086000993/
   
Fakta Perjalanan
Waktu
  • berangkat dari Malang jam 12 malam, sampai Penanjakan jam 03:30
  • berangkat dari Penanjakan jam 06 pagi, sampai Bromo jam 08
  • berangkat dari Bromo jam 11 siang, sampai Malang jam 03 sore
Cuaca
  • Saat berangkat langit cerah, habis purnama, harusnya Penanjakan dingin sekali
  • Sampai Penanjakan ternyata cuaca tidak begitu dingin, sehingga para pemula menjadi kurang respek sama Penanjakan
Peserta
  • Preman pasar Bunul (Widya) ternyata bisa mabuk kendaraan, disusul kemudian Aris. Untung mereka muntahnya di luar kendaraan
  • Ferdhie ternyata kemaren merayakan ulang tahun pernikahannya yang kedua
  • Irfan rupanya bisa rame kalo ketemu cewek cafe
  • Aris ternyata juga bisa teler, padahal banyak vodka yang gak bisa membuatnya terkapar
  • Gita dan Rinta ternyata adik kelasnya Hani
Kendaraan
  • Taft GT '90 kalah kuat waktu naik tanjakan. (ini faktor muatan, diisi para preman)
  • Kedua sopir tidak diganti mulai dari awal sampai akhir
Kejadian Menarik
  • Taft gak kuat naik, para penumpang terpaksa turun
  • Rem Taft-ku hampir blong, nyaris nyundul bempernya Ferdhie
  • Widya dibawa lari kuda, gak bisa ngendalikan
  • Irfan belajar nyetir mobil mengelilingi pura
   

Yang Ditinggal

Venus Padahal sudah sejak lama menantikan saat ini. Apa daya tipes telah merenggut cita-citanya
Phi Maag dan radang tenggorokan menghambat Phi untuk ikut. Terimakasih untuk kopi jahenya.
   

Screenshoot

 
 
 
 

Pencarian

Komentar Terbaru

December 2021

Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb
      1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31  

Kategori

Arsip

Aryo Sanjaya

Tinggalkan Pesan

Kisah Mahesa Jenar

Kisah dari Tanah Jawa, tentang perjalanan diri Mahesa Jenar.
Download:
Naga Sasra & Sabuk Inten
atau di sini:
download dari SaveFile.com
Theme by: Magic Paper
Didukung oleh
Movable Type 6.3.10


Aryo Sanjaya

Sindikasi