« Menulis Honocoroko | Depan | Kapur Tulis »

Taruhan

Pada sebuah kelas, Silbi dikenal sebagai siswa yang berprestasi, cerdas dan disiplin. Dia disayangi oleh semua teman-temannya, terutama lagi oleh wali kelasnya. Tidak heran kalau dirinya ditetapkan sebagai ketua kelas.

Sampai suatu ketika, wali kelas memperkenalkan siswa baru, yang katanya lebih pintar dari seluruh siswa di kelas itu. Dan memang ketika dibuktikan, siswa baru yang bernama Mada tersebut lebih cerdas dari semua siswa lain. Bahkan dengan mantap, wali kelas menetapkan Mada sebagai ketua kelas.

Silbi yang merasa diturunkan secara sepihak, menentang keputusan tersebut. Terjadilah debat panjang antara dirinya dan wali kelas, terlebih karena Silbi tidak terima kalau Mada disebut lebih cerdas darinya.

Akhirnya diambil kesepakatan untuk bertaruh:

Dengan tanpa melakukan intimidasi secara fisik, siapa yang paling banyak mendapatkan dukungan dari siswa sekelas, apakah wali kelas, ataukah Silbi?

Hasil akhir dihitung nanti pada akhir tahun. Siswa yang pro ke wali kelas akan mendapatkan bonus nilai dari wali kelas. Yang pro ke Silbi, siap-siap mendapatkan hukuman nantinya.

Dan taruhan pun dilaksanakan.

Siswa kemudian terpecah menjadi beberapa jenis:

  1. Pro ke Silbi, dengan berbagai dalih, ataupun karena bujukan Silbi.
  2. Pro ke wali kelas demi bonus nilai.
  3. Pro ke wali kelas, karena takut hukuman di akhir tahun.
  4. Siswa yang berorientasi pada pelajaran, yang tidak peduli dengan taruhan itu, tidak peduli dengan bonus nilai atau hukuman. Niatnya datang ke sekolah adalah untuk belajar.
  5. Dia pro ke wali kelas, karena percaya pada keputusan wali kelas.

Dan masih ada beberapa jenis siswa yang lain.

Kalau anda sebagai siswa, mungkin anda adalah jenis #2 atau #3 ;;) 


Ada 10 komentar

dian pada March 26, 2008 8:57 PM menulis:

maksudnya apa sih, om?
gak paham ni ama ceritanya
hehehe...
maklum, masih anak-anak! :P

Aryo:
cukup mengecewakan untuk seukuran penggemar novel-novel misteri
*kabur*

Balas Komentar Ini
Mada pada March 26, 2008 9:52 PM menulis:

kenalin.. saya mada.
ada yg protes?

>:/

Aryo: hint: silbi = iblis, mada = adam

Balas Komentar Ini
nengbiker pada March 27, 2008 10:10 AM menulis:

hiiiy takut..
*kabur nae tigi*

eh btw. pak manademen kmana aja siy pak?

Aryo:
ya kemana-mana. sampai jumpa di kopdar berikutnya ;))

Balas Komentar Ini
rlyna pada March 27, 2008 11:54 AM menulis:

wali kelasnya otoriter yach...?

Aryo: Wali kelas berkuasa >:)

Balas Komentar Ini
Jauhari pada March 27, 2008 2:31 PM menulis:

Tunggu aja 1 Tahun Kemudian......

Aryo:
bukan 1 Tahun kemudian, tapi Akhir Tahun. Emangnya kapan tahun akan berakhir? ;))

Balas Komentar Ini
GuM pada March 27, 2008 3:17 PM menulis:

hus... ndak bole itu main2 taruhan
kalo ketahuan wali kelas, bisa dimarahin

Aryo: spidriding ya? justru yang taruhan itu Wali kelas sama Silbi

Balas Komentar Ini
M Fahmi Aulia pada March 28, 2008 2:03 PM menulis:

bubar...bubar...
ada satpol PP :)

Balas Komentar Ini
nindityo pada April 3, 2008 5:44 PM menulis:

hmm. menakutkan ya .. sama ketika baca Iblis menggugat Tuhan
apun juragan... gak berani jawab

Balas Komentar Ini
silbi pada June 24, 2008 7:53 PM menulis:

gurunya misused kekuasaan. maha tidak adil... ya gimana lagi maha segalanya siy...

Aryo:
definsi misused dan tidak adil itu sangat relatif dan menjadi tidak relevan lagi kalo dihubungkan dengan kekuasaan yang maha.

kita tidak tau sejauh mana pertimbanganNya, pengetahuanNya, kok sampai mengatakan itu tidak adil?

Inilah tidak adilnya, karena kita tidak tau batasan adil itu sendiri. *bingung* :D


Balas Komentar Ini

Isi Komentar




  Isi Smiley


Pencarian

Komentar Terbaru

December 2021

Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb
      1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31  

Kategori

Arsip

Aryo Sanjaya

Tinggalkan Pesan

Kisah Mahesa Jenar

Kisah dari Tanah Jawa, tentang perjalanan diri Mahesa Jenar.
Download:
Naga Sasra & Sabuk Inten
atau di sini:
download dari SaveFile.com
Theme by: Magic Paper
Didukung oleh
Movable Type 6.3.10


Aryo Sanjaya

Sindikasi