Telkomsel Keterlaluan

Posted by Aryo Sanjaya, 2 Oct 2009

Sejak awal, citra Telkomsel sangatlah bagus. Bahkan bagiku, Telkomsel termasuk market leader provider seluler di Indonesia. Kalo bicara motor, Honda adalah nomor 1. Kalo soal search engine Google nomor 1, dan soal provider seluler, Telkomsel nomor 1.

Tapi sungguh tidak dapat dipercaya Telkomsel melakukan tindakan brengsek seperti ini.

Baiklah, secara hukum dan klausul kontrak, mereka berhak mengubah syarat dan ketentuan fair usage. Namun upaya penurunan fair usage Telkomsel Flash dari 2GB yang ada di awal kontrak menjadi 500MB adalah sangat keterlaluan.


Abusive User

Alasan yang dikatakan Telkomsel adalah bahwa langkah tersebut diambil karena banyak abusive user (penyalahgunaan bandwidth) sebanyak 3% (awalnya ngaku 10%).

Namun jika ditinjau, adanya abusive user adalah masalah internal Telkomsel. Itu ketidakbecusan mereka menjaga trafficnya dari abusive user. Kok pelanggan lain (semua pelanggan lain tepatnya) yang dikorbankan. Ini jelas alasan goblok.

Kenapa bukan abusive user itu saja yang diberantas?
Harusnya abusive user itu yang dicekik ketika sudah melewati batas fair usage.
Telkomsel tidak dapat mengetahui siapa saja yang melakukan abuse? Sekali lagi, itu ketidakmampuan mereka. Pakai tenaga ahli, pecat yang sekarang. Bukan malah pelanggan yang dikorbankan.

Simplenya, 3% abuse dan 97% lainnya ikut dihukum. Padahal kita tidak tau siapa yang 3% itu. Padahal kita bayar kontrak untuk 2GB.


Survei Aneh

Alasan bahwa survei menunjukkan rata-rata penggunaan quota per pelanggan per bulan sebanyak 500MB adalah aneh. Secara logika tidak masuk akal. Dapat dari mana statistik itu?

Kita hitung sekilas:

  1. Untuk buka Detik.com, per page kira-kira 150KB. 10 halaman sudah sekitar 1MB
  2. Facebook, halaman depan sudah lebih dari 500KB
  3. Gmail, buka pertama saja sudah sekitar 1MB

(#1 dan #2 dihitung menggunakan Firebug, #3 dengan metode save-as page)

Untuk aktifitas ngirit sekali, tidak termasuk download, seharian bisa mencapai 20MB. Per bulan sudah jelas terlihat > 500MB

Kalo rata-rata yang didapatkan Telkomsel adalah 500MB, secara statistik kasar berarti banyak pengguna Telkomsel menggunakan bandwidth jauh di bawah < 500MB (agar bisa mendapat rata-rata 500MB), bahkan mungkin harus ada yang 0MB per bulan. Pertanyaannya, siapakah mereka? Pantaskah mereka diperbandingkan dengan pengguna normal?

Baiklah, kita bisa menerima ungkapan yang terkenal: "mau murah kok minta cepat". Akan tetapi yang terjadi sekarang sangatlah keterlaluan.

Saat ini, jangankan menghabiskan 500MB, sedangkan untuk membuka Gmail saja kadang bisa dan terlalu sering tidak bisa. Dengan cara seperti ini, sangat mungkin statistik Telkomsel di atas akan terjadi, yakni tidak ada pelanggan yang bisa menghabiskan fair usage 500MB.

Sedangkan mendapat kecepatan 5KBps saja sudah mewah sekali.

Saya tidak katakan Presiden perlu menegur atau tidak. Tapi kalo saya jadi presiden, saya tendang Telkomsel. (inspired dari JPNN)


Filed in ,

37 Comments

itu kata2nya jaksa agung,
kalo saya jadi presiden, saya pecat telkomsel

-- pemakai tsel flash yang mpot2an ga bisa panen farmville pada waktunya --

bukan jaksa agung, tapi ketua mk. itu ada link di belakang kalimatnya.

bukan jaksa agung kayaknya mahfud md, jaksa agung pak hendarman :)

jadi terinspirasi membentuk LBH Kampret (Lembaga Bantuan Hukum Korban Amarah Pengguna Reguler Telkomsel). *ijin lembaga kui ndaftar e ndek endi ya*

ndaftar ke aku aja, ntar tak ijinkan deh.

BRTI masih belum keluar tanduknya. jangan-jangan remotenya dipegang Telkomsel.

Siapa suruh pakai 2 GB bang..khan enakkan unlimited 137.500 ..Opsss :D

Sabar2 ...Wong sabar di sayang Istri lho


Salam dari
"Anggota abusive user 3 % "

*jitak*

paketnya memang unlimited, tapi fair usage kan 2gb.

hayo, coba baca lagi kontraknya.

yahhh susah memang mau nikmatin internet bagus di Indonesia, providernya kebanyakan bisnis meraup uang semua,,
Kita sebagai pengguna hanya bisa terima saja,,,

mestinya pelanggan punya bargaining power. tapi di indonesia hal itu sudah dirusak kaum kapitalis. misalnya kita pindah provider, maka provider tujuan juga sama saja, oportunis.

wah.. untung baru ambil formulirnya, lom diajuin..thanks infonya, lam kenal mas..

Sareh......sareh..... Istigfar, kang istigfat....
Rasah nesu..... ben wae.... Becik ketitik, ala ketara. Wis kang, di trimak-trimakne, nyat Telkomsel kuwi ndladuk tenan!!!

wek ku wis tak lungsurne ning dulurku, arepe gawe provider liyane sik males.
Masih ingin menikmati hidup normal tanpa internet. :))

Justru silakan daftar aja, jadi ntar nambah pasukan yang dikecewakan Telkomsel :D

Pancen wes ketoro kok kang, Telkomsel iki njaluk dijantur kupinge.

Sudahlah, percuma, hidupmu tanpa internet itu gak normal.
*lirik bazzberry*

telkomsel memang mengecewakan ..
salam kenal buat admin blog keren ini :D

Dari dulu saya tidak pernah menggunakan jasa telkomsel...

Salam kenal...

*sisiran dulu biar tambah keren*

anda beruntung, pertahankan itu :D

Xiaxaxaxax... apes...

Sekali KAM tetep PRET sekali PRET tetap KAM itulah KAPITALIS.... KAPITALIS di NEGERA yang berkembang dan entah berkembang ke arah mana...

KONSUMEN dijadikan BOLA... seperti komen saya disini dan melirik tulisan Mr. MotoGP saya rasa kita harus terima untuk tidak terima... satu satunya jalan teriak lewat media seperti ini. Karena kalau kita mencoba teriak lewat media cetak.. akan sulit terwujud... secara media cetak sudah dibeli sama PARA KAPITALIS itu.....

Jadi mari kita maki maki sambail berharap koneksi tetap sehat.... :D

ayo min, salurne koneksi raya dinoyo nang omahku

sopo maneh iku Mr MotoGP? :P

jangan lupa, detik.com mengulas ini habis-habisan. semoga detik selalu diberi kekuatan untuk kritis pada penindasan operator yang sewenang-wenang.

telkomsel emang gak bener kerjanya.iklan di bagus kan,kualitas tai sapi.buat browsing aja harus tunggu lama.dah gitu jaringan putus putus.mana kualitasnya? percuma ikutan tsel unlimited kalo ternyata hasilnya kaya ini.

yah begitulah indonesia..

contohlah aku.. T-flash lemot, yah pindah pake speedy, speedynya lemot.. pindah pake hp.. hp lemot juga.. pindah online di kantor.
kalo males ke kantor yah pinjem hp suami. gampang kan? :D

gak ada yang sempurna coookkkk.... nek gak cocok, ganti provider ae... biasa warnet ae, nganggo tsel flash.. ngLoco ae cok =))

kagem jancok-jancok sedoyo, mpun mboten usah etrek-etrek reputasine perusahaan. iku ngono mbebayani awake peno dewe. Ngko malah dituntut, marakno nginep neng seL, pelimu puret.. prihatin dewe kan?? awak peyok kabeh gak oleh opo-opo. poko'e ati-ati mbarek COCOKmu. rasah misuh yo cok... salam taek!!!

owalah, panganane taek toh, mangkane omongane ora nganggo otak. opo otake isine taek? sangat mungkin.

mas, ndasmu pecah a? misuh2 ae...

halah, kono yo cuman nggae sepidi ae loh, cik sombonge toh man, herman.

Mbuh iku, keliru mangan sandal paling.

saya awalnya pelanggan telkomsel mengingat jangkuannya yang luas sehubungan dengan tugas yang jauh ke luar kota. Setelah tidak lagi pergi tugas jauh, maka untuk penghematan kas flow berhenti berlangganan. Hal yang aneh meski sdh berhenti dan ada tanda bukti bahwa nomor saya sudah ditutup, setaip bulan ke rumah masih datang tagihan abodemen. Tidak mengerti bagaimana prosedurnya, kok sudah berhenti masih saja di tagih, apa baiar berlangganan lagi ?

weladhalah.......

ada yg misuh2...... ada yang ngasih saran...
ada juga yang ngamuk2,,,,, gara2 telkomsel.....
negaraKU indonesiaKU......... kenapa begini
perlindungan konsumen teramat sulit.............
pihak operator,,,,,, berdalih..... kosumen merasa dikecewakan.... oh,,,, perkembangan jaman dan technologi, ternyata membawa kesenangan sekaligus permusuhan....... sampai kapan negeri ini makmur dan damai,,,,,,,

telkomsel memang keterlaluan maunya enak nya saja..g pas dgan omnganya...memang yapu...

saya juga salah satu pelanggan yg dikecewakan oleh telkom. slogan yg digembar gemborkan ternyata tdk sesuai dg kenyataan. masalah saya adalah paket la ngganan telp rumah Rp 100 ribu/bulan kemudian karena suatu hal saya minta dicabut dan beralih ke normal saja. dari pihak telkom dijawab boleh dicabut setelah berlaku satu bulan. lega rasanya dapat jawaban seperti itu, tapi kenyataannya dari Mei 2009 sampai bulan Januari 2010 ini kami masih tercatat sbg pelanggan paket dan biaya yang saya pakai dg paket langganan ternyata jauh lebih mahal berlanggan paket. setelah complain dg berbagai alasan selalu saja ditunda2 penyelesaiannya. begitukah perusahaan milik negara cara memberikan pelayanan terhadap pelanggannya?sungguh menyedihkan.

pancen setuju aku kang suwe suwe di tok nE malah angkrik angkrik wae....dancuk pancen telkomsel kuwi...jaringan wae soyo elek neng kene soyo larang maneh... :-w