Pengendara Espass

Posted by Aryo Sanjaya, 16 Oct 2006

Gimana rasanya seandainya kamu tanpa sebab yang jelas, gak pernah ketemu orang itu, tiba-tiba dia memaki kamu dengan kalimat "bodoh", "tolol", dan sejenisnya?

Aku tadi sore mengalaminya, hiks.

Kejadiannya sewaktu aku pulang dari kantor, ketika melewati perempatan jalan Kaliurang. Ketika traffic light berwarna hijau, kita semua mulai berjalan. Dan dari sebuah espass yang berjalan di sebelah kananku terdengar makian. Aku yang jalannya lebih duluan, sempat menolah. Aku pikir, yang di sebelahnya cuman aku. Lalu aku perlambat motorku agar bisa lihat sopirnya.

Ternyata cewek dengan tampang kusut, dengan semangat membentak-bentak dan melotot ke aku.
Di sebelahnya ada seorang lagi (gak jelas cewek/cowok), duduknya terlalu mepet dengan kaca pintu yang sudah buram, yang ditutup separo sehingga wajahnya gak begitu jelas.
Di bagian belakang aku gak tau ada orang lagi apa tidak.

Analisaku begini:

Aku memang termasuk pengendara cepat, dalam artian gerakan motor. Tapi aku bisa membedakan mana cepat dan mana ngebut. Itu sudah aku jalani sejak pertama kali belajar naik motor, dan berlaku juga saat aku nyetir mobil.
Dari keluargaku sendiri sudah paham, bahwa meskipun cepat, tapi teratur. Antara nekan gas, ngerem, gerakan belok, aku pastikan semuanya oke, dan penumpang merasa nyaman atas semua itu.

Rambu-rambu lalu lintas aku taati, klakson, lampu sen, aku yakin sesuai dengan yang seharusnya.

Dan selama ini belum pernah ada kejadian yang sampai membuat orang marah karena menganggap aku ugal-ugalan.
*upss, pernah beberapa kali ding, tapi itu kasuistis, karena ngejar someone*

Dan kejadian tadi sore sangat tidak beralasan untuk terjadi.

Pertama, si espass berada di jalur kanan, dan kalau dilihat dari kondisi jalan di depan Mitra II sampai perempatan Kaliurang, tidak mungkin dia pindah jalur. Artinya, sejak awal dia ada di jalur kanan.
Sedangkan aku mulai dari depan Mitra II, selalu berada di jalur kiri. Sepeda motor sama saja bunuh diri kalau ambil jalur kanan di situ, yang isinya cuma mobil saja.

Jadi tidak ada persinggungan lintasan antara aku dan espass.

Kedua, ketika lampu berwarna hijau, aku juga tidak bisa langsung tancap gas. Di depanku ada beberapa sepeda yang masih bergerombol. Bahkan ketika si espass melepaskan makiannya, aku masih dalam masa menaikkan kecepatan. Karena depan dia masih ada mobil, aku bisa melewatinya beberapa meter.

Awalnya aku mengira itu adalah temenku yang menyapa, dengan nada aneh gitu. Setelah aku dekati mobilnya, lha memang dia benar-benar marah, dan aku tidak pernah melihat wajah itu.
Yeah, aku pikir, hebat juga tuh si cewek, kok bisa tau kalau aku bodoh dan tolol dalam pertemuan yang singkat itu. Sedangkan temen-temenku di sini jarang yang tau kalau aku ini bodoh dan tolol.
Jadi yang bodoh dan tolol sebenarnya yang mana? ;))

Kondisi jalan yang ramai di belakangku, membuat aku maju mundur untuk bisa memastikan kemarahan dia. Dan karena berulang kali mendengar kalimat bodoh dan tolol, emosiku keluar juga.

Aku sempat mengacungkan jari tengah ke arah surti sopir, sebagai pertanda aku gak bisa menerima kalimatnya, yang aku gak paham apa alasannya itu.
Note: saat puasa, melepas emosi tidak membatalkan puasa, tapi membatalkan pahala puasa. Fahmi Side-A.

Sampai di jembatan depan Hotel Kartika aku berhenti. Tempat itu cukup luas untuk mobil berhenti, dan juga volume kendaraan yang relatif sedikit.
Aku harap, kalau memang ada masalah, dia mau berhenti dan turun. Maki aku sepuasnya kalau perlu, jika memang ada alasan untuk itu.

Tapi saat melewati aku, dia malah ngebut dengan membunyikan klakson panjang. Huh. Road rage nih kayaknya ya?

Sekilas aku melihat nomor polisinya adalah B 15?0 PP. Tanda ? karena aku tidak begitu jelas. Kalau bukan 3 ya 8.

Saat aku cek ke database Polda Metrojaya, lhah kok malah databasenya offline :(

Yeah, bisa jadi aku memang perlu mendengar orang lain mengatakan kalimat itu ke aku, biar gak lupa daratan.

Makasih mbak. Kalo lain kali kita ketemu lagi, tak traktir es buah deh.

Filed in

10 Comments

SOOOKOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOR!

:))

bukan 1518 kan? [-O

#venus:
*Lempar ikan asin ke Venus*
Udah diam >:)

#aik:
Espass ik, bukan sedan.

es buah ... dada ???

nyetir pake kibrot ya? koq gas diteken seeh? bukannya diinjek???

btw hajaaaar wis... kesuwen ngenteni buko...

#ferdhie:
[-X puwasa loh, ga boleh zina pikiran.
URL yang kayak kemaren ada lagi?

#isdah:
:| aku kan baek hati.

yang begoo.. hmm..... pasti yg nyetir motor... :P

sebenarnya cewe itu mukanya kusut karena dari berusaha ngeceng Aryo...tapi Aryo kan lagi ngeceng Irene...xixixi... ;))

maaf aku gak tau blog ini masih aktif atw gak, tapi aku tergerak bwt comment. Aku juga suka naik motor cepat, kalau jalanan memungkinkan maka aku suka ngabisin gas..tapi kadang aku kurangi dikit coz kasihan sama mesin. Sein, klakson, berhenti saat lampu merah dibelakang garis agar penyeberang bisa lewat dengan nyaman, dan sopan santun berlalu-lintas aku terapkan. Aku mudah kesel jika ada pengguna jalan yang tidak tahu aturan berlalu-lintas dan gak sopan dijalan raya..terus terang pengguna jalan jakarta ini sudah sangat sedikit yang tahu dan mau mempraktekkan sopan-santun berlalu lintas, bahkan petugas sendiri sangat jarang yang mau memberi contoh, sungguh sangat menyedihkan.

Hehehe, masih aktif kok.

Nampaknya kita sepandangan, bisa membedakan mana cepat dan mana ngebut.