Formalin: kesengajaan atau keterpaksaan?

Posted by Aryo Sanjaya, 29 Dec 2005

Formalin, zat yang digunakan untuk mengawetkan mayat, TIBA-TIBA banyak ditemukan dalam bahan makanan di pasar negara kita.

Kenapa TIBA-TIBA?
Karena hal itu sebenarnya sudah berlangsung lama, dan baru-baru ini diekspos oleh media.
Peran BB POM dan YLKI kurang maksimal?

Entahlah, itu masalah lain, out of my scope... ^_^

Perlu diketahui, formalin dijual bebas di pasaran, yang siapa saja bisa mendapatkannya.
Zat ini tidak untuk dikonsumsi sebagai bahan makanan, tetapi untuk bahan-bahan teknik, misalnya pembuatan lem kayu, pengawetan binatang, dan mayat...
Sama sekali tidak diperbolehkan kandungan formalin dalam bahan makanan, karena dapat menyebabkan hal-hal berbahaya, misalnya iritasi pada mata, menyebabkan luka bakar pada kulit, dan jika sampai tertelan dapat menyebabkan kanker.
Di negara maju seperti Amerika dan negara-negara Eropa, gak boleh ada kandungan zat ini dalam makanan. Istilahnya adalah zero ppm. Di negara kita, katanya sih belum ada aturan kayak gitu. Ga ada atau ditiadakan?

Siapa yang akan disalahkan?

Kalau kejahatan koruptor, dilakukan oleh pejabat yang tega merampas hak para rakyat, sedangkan untuk kasus ini, adalah kejahatan masyarakat terhadap masyarakat kita sendiri.
Apakah sudah sedemikian bobrok mental negara kita?

Kalau menurutku sih, para produsen, yang dengan sengaja menambahkan zat ini dalam produk mereka, patut diperiksa dan dihukum berat!
Mereka bisa saja mengelak dengan mengatakan tidak menyadari efek negatif dari penambahan zat tersebut, atau para penjual yang mengaku tidak tau tentang kandungan bahan yang mereka jual, tapi justru itulah, mereka perlu dibina!

Lalu, kontrol masyarakat (sebagai konsumen) juga sangat-sangat parah!

Bukan cuma tentang formalin.
Bagi para pecinta bakso, kebanyakan mereka sadar bahwa setiap komponen dalam bakso mengandung zat berbahaya. Misalnya saus, pentol bakso, mie, tahu, kuah bakso, dll, yang mengandung bahan pengawet yang jelas berbahaya.
Tapi mereka tetap enjoy, karena tidak merasa mual atau pusing ketika memakannya.
Huh, itu sekarang neng, hati-hatilah di usia tua nanti.

Apalagi minumnya N****sari, hati-hatilah...

Sekarang, tidak usah saling menyalahkan, karena ini adalah salah kita semua.
Marilah perbaiki kondisi ini secara bersama-sama. Caranya, kita perbaiki model konsumtif dari diri kita sendiri.
Kalau kita cuma membeli bahan makanan yang 'bersih', para pedagang (atau produsen) yang bejat, tentu akan kehilangan pasar.

Kalau kita bisa 'cerdas' memilih makanan, dan YLKI serta BB POM 'berhasil' memberantas para produsen bejat, diharapkan semua akan kembali normal.

Beberapa tips untuk menghindari bahan makanan yang mengandung formalin:

Tapi itu cara yang tidak dijamin manjur, malah justru dapat menjerumuskan pedagang dan pembeli!
Jadi kita perlu lebih selektif lagi. YLKI pelu lebih giat lagi.

Sebisa mungkin, hindari juga bahan konsumsi berbahaya yang lain. Misalnya makanan/minuman sintetis, seperti sirup, minuman suplemen, makanan ringan, dan ... hmm... intinya, back to nature lah, bagus untuk badan, alam, dan ekonomi kalangan bawah.

Filed in

2 Comments

maaf, punya peta indonesia g????

Halo ira,

Maksudnya peta Indonesia dalam gambar JPG gitu?

Mending kamu capture sendiri aja, pake Google Earth :D

http://www.mahesajenar.com/2005/10/google_earth.html

Kamu bisa zoom sampe detail ke bagian-bagian yang kamu butuhkan.