« Minggu Yang Melelahkan | Depan | Pornografi Cuma Sebagian Kecil di Internet »

Meluruskan Sejarah

Saat ini, di kalangan masyarakat Jawa, terutama di daerahku (Demak) dan kawasan pantai utara lainnya, nama Mahesa Jenar dikenal sebagai seorang prajurit dari kerajaan Demak, yang melanglang buana mencari keris pusaka Naga Sasra dan Sabuk Inten yang hilang dari perbendaharaan kerajaan Demak.

Mahesa Jenar dianggap sebagai pendekar yang benar-benar ada, dan telah membantu proses transisi pemerintahan kerajaan dari Demak ke Pajang.

Mahesa JenarPadahal, Mahesa Jenar hanyalah tokoh rekaan (fiktif) dari penulis silat Singgih Hadi Mintardja, dalam cerita Naga Sasra dan Sabuk Inten. (rangkaian cerita dapat didownload di sini)

Meledaknya pemuatan cerita ini di radio, novel, TVRI, dan sebagi lakon dalam setiap pementasan kethoprak, menjadikan cerita ini begitu merasuk ke dalam masyarakat Jawa, sampai-sampai banyak yang yakin bahwa itu adalah cerita nyata.

Detail cerita yang meyakinkan, hubungan sejarah dan lokasi yang benar-benar ada, nama-nama tokoh yang terkenal, bahkan senjata dan aji-aji (ilmu kesaktian) yang benar-benar ada, membuat cerita ini diterima sejajar dengan cerita sejarah.

Aku sendiri sejak awal juga menganggap bahwa Mahesa Jenar itu benar ada, meskipun tidak begitu yakin. Silakan lihat di Perjalanan Hidup Mahesa Jenar.

Nama supporter sepak bola dari Semarang juga menamakan diri Mahesa Jenar, sedangkan nama stadion sepak bola di Solo menggunakan nama Manahan, nama samaran Mahesa Jenar saat sembunyi dari kejaran pasukan Lembu Sora.

Juga terkenal sebuah sumpah dari Mahesa Jenar: "Aku ora bali ing kraton Demak Bintoro kalamun durung biso nggowo keris Nogo Sosro lan Sabuk Inten" (Aku tidak kembali ke kerajaan Demak Bintoro kalau belum bisa membawa keris Naga Sasra dan Sabuk Inten)

Sumpah itu aku jadikan sebagai judul blog ini.

Posisi S.H. Mintardja sebagai pegawa negeri dalam bidang kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Yogyakarta, tidak mengherankan kalau beliau mengetahui banyak tentang sejarah kerajaan Demak dan yang terkait dengannya, misalnya Majapahit, Mataram dan Pajang.

Lalu, anggapan masyarakat bahwa Mahesa Jenar itu benar ada, memang tidak ada salahnya. Namun bisa saja hal tersebut suatu saat akan membingungkan sejarah.

Misalnya sudah beberapa kali orang menanyakan padaku: "Apa hubungannya Mahesa Jenar dengan Syeh Siti Jenar?"

Ya jelas gak ada hubungannya. Yang satu nyata dan satunya lagi fiktif Laughing

Aku mempergunakan nama Mahesa Jenar sebagai nama domain ini, karena itu adalah tokoh favoritku. Memiliki sifat dan pandangan hidup seperti yang sebagaimana aku inginkan.

Sumber:
KEMBALINYA MAHESA JENAR
SH Mintardja Telah Tiada

Gambar dari sini: http://www.otakudang.org/index.php?/categories/14-N-S


TrackBack

TrackBack URL for this entry:
http://mahesajenar.com/git/movabletype/mt-tb.cgi/57

Ada 82 komentar

anak_bungsu pada November 14, 2006 7:55 AM menulis:

** Aku mempergunakan nama Mahesa Jenar sebagai nama domain ini **

Sudah ijin pa belom ?? ntar urusannya panjang lho :D b-(

Aryo: Lha, nama itu sudah menjadi konsumsi publik kok, Ma, jadi menurutku boleh dipake oleh siapa saja. Sama seperti kamu pake nama Rahma, ndak perlu minta ijin ke pembuat novel yang ada tokohnya bernama Rahma kan?

Balas Komentar Ini
koeaing! pada November 14, 2006 9:58 AM menulis:

Boeng, doewa2nja boekanka fiktief itoe ? >:)

Aryo: Setahoe saja, jang satoe bener-bener njata dan terdjadi, karena ada banjak pengikoetnja hingga saat ini. Jang mendjadikannja fiktief adalah proses penjelesaiannja jang simpang-sioer.

Balas Komentar Ini
vnz pada November 14, 2006 6:14 PM menulis:
sumpah dari Mahesa Jenar: "Aku ora bali ing kraton Demak Bintoro kalamun durung biso nggowo keris Nogo Sosro lan Sabuk Inten" (Aku tidak kembali ke kerajaan Demak Bintoro kalau belum bisa membawa keris Naga Sasra dan Sabuk Inten)

Sumpah itu aku jadikan sebagai judul blog ini.

Dari derau yang kutangkap sepertinya sumpahmu yang sebenarnya adalah,
"AKU ORA BALI ING OMAH WONG TUWOKU ING DEMAK KALAMUN DURUNG BISO NGGOWO BOJO"

*manggut-manggut*

Aryo: alaah, ngaku aja kalo kamu yang bersumpah seperti itu ;))

Balas Komentar Ini
chepot pada January 18, 2009 1:09 PM membalas vnz:

paling-paling kamu udah nggak laku kang2

Balas Komentar Ini
isdah junker ngalam pada November 15, 2006 11:42 PM menulis:

bagi dunk donlutannya... hehehe... ntar aku kasih one piece yang kepotong deh... gimana?

GOMU GOMU NO... BAZOKAAAAA...

Aryo: lho, bukane sumber kita sama?
kapan kita sowan nang nico maneh?

Balas Komentar Ini
isdah junker ngalam pada November 15, 2006 11:43 PM menulis:
Catatan: komentar anda mungkin tidak akan langsung muncul. kami butuh mengecek bahwa komentar anda bukan spam. refreshlah dalam beberapa detik berikutnya.

bilang aja kalo kelemahan movabletype :-"

Aryo: kelemahan dan kelebihan itu beda tipis loh. bisa aja kalo itu adalah kelebihan movabletype, karena sulit di-spam ;))

Balas Komentar Ini
joko pada November 16, 2006 10:47 AM menulis:

sama Jenar Maesa Ayu (nulise bener ra yo?) apa hubungannya ya? Wah waktu SD dulu aku terkagum² sama si Mahesa jenar ini lho, sampai² pingin tangannya bisa mecah batu kayak di cerita :p :D

Aryo: Yang bener Djenar Maesa Ayu, seorang penulis cerpen/novel. Hubungannya mungkin baik-baik aja :D
Kalau dulu aku malah lebih terobsesi sama Wirosobo, si ganteng yang pendekar dan pinter meniup seruling :x

Balas Komentar Ini
oon pada November 16, 2006 11:15 AM menulis:

jenar smacam margakah ya?
btw jenar artine opo pak manteb?
aku kira syeh siti jenar lanjutannya mahesa jenar :p

Aryo: Mahesa=Kerbau (kalo sekarang 'Maeso'), Jenar=Merah, tapi merahnya kerbau itu kan beda.
Btw, kok penulisan 'oon' gak seperti biasanya? :D

Balas Komentar Ini
jaylangkung pada November 17, 2006 12:00 AM menulis:

ini pernah tak tanyain ke sampean om, untunglah sekarang di jelaskan

Aryo: lho bukannya waktu itu sudah aku jawab?
atau mungkin jawabanku ngawur? seperti biasanya? ;))

Balas Komentar Ini
koeaing! pada November 17, 2006 8:26 AM menulis:

....boekanka itoe siti Djenar satoe antek Portugeese....

Aryo: Wadaw, nda moedeng sampae segitoe djaoeh kang. Apapoen itoe, beliaoe adala oelama jang djadi panoetan sampae sekarang, dan deket dengan soenan Kali Djaga. Saja beloem perna membatja setjara langsoeng tentang fakta hidoepnja. Selama ini tjuma beroepa katanja/konon/kisah. Sampean poenja referensi jang valid? saja minta pindjam bole?
*susah nulis kayak gitu :( *

Balas Komentar Ini
Andy pada December 11, 2006 3:41 PM menulis:

Mas, koq "rangkaian cerita dapat didownload di sini" nggak bisa diakses ya...
Isinya apaan sih..?

Aryo: Wah, iya, file-nya udah tak ganti nama. Makasih udah mengingatkan. Sekarang udah bisa didownload kok.
Isinya cerita silat karya SH Mintardja, tentang perjalanan Mahesa Jenar dalam mencari keris Nagasasra dan Sabukinten milik kerajaan Demak

Balas Komentar Ini
koeaingdido'akeunsiah pada December 13, 2006 11:13 AM menulis:

Ik perna batja di itoe lapoeran choesoes di satoe madja'alah iang berdjoedoel sebagih GATRA.....

Aryo: Hmm, begitu ya. Aku memang belum tau secara mendalam tentang tokoh yang satu ini. Sekarang banyak buku yang beredar membahas soal sang tokoh, tapi belum mencoba untuk membacanya nih. Makasih atas infonya ya.

Balas Komentar Ini
Irdix pada December 15, 2006 1:15 PM menulis:

hmmm....

memang.. wacana itu sebagian dari iman...

Aryo: Iman yang sesuai dengan keharusannya

Balas Komentar Ini
Naga Sosro pada April 8, 2009 9:52 AM membalas Irdix:

IMAN terdiri dari dua suku kata, yaitu I dan MAN.
Kalau dibaca menurut English, jadi I man = Saya manusia, Ning Jowo dadi Iki lho MANungso. Kita bisa begitu gak, ya...? Kita mewujudkan diri kita adalah betul-betul manusia menurut fitrahnya. Bukan badannya Manusia, tapi "wayang"nya SYAITHON dan BINATANG. Bukankah serendah-rendahnya derajat manusia itu adalah syetan dan binatang. Kita harus sering-sering BERCERMIN sehingga kita bisa tahu, diri kita ini manusia, syetan atau binatang? Begitu kali, yaaaaa........?

Balas Komentar Ini
angga pradipta pada December 20, 2006 9:59 AM menulis:

mas aryo, klo aku yakin benar mas klo mahesa jenar itu memang ada, tapi... mungkin itu nama samaran dari seseorang yang memang nama aslinya ngak mau di munculkan dalam sejarah demak, aku yakin karna.....emmmm apayahhh, aku mengalaminya.. dan merasakan akan keberadaaan mahesa jenar dalam kehidupan ku mas, (mungkin ini gila menurut orang, tapi aku yakin mahesa jenar ada), karna aku yakin akan reengkarnasi itu ada dan sekarang dia masih hidup) gilaa ngak tuhh, mohon maaff yah mas, trima kasih

Aryo: Ya, begitulah masyarakat Jawa, kepercayaan dan keyakinan sangat kuat. Saya juga orang Jawa, jadi tau sedikit tentang hal ini.
Dengan keyakinan yang sangat, sesuatu yang seharusnya gak mungkin terjadi, bisa terjadi Ada istilah Jawanya, namun saya lupa.
Saya tidak memvonis apa yang sampean katakan sebagai hal gila atau tidak, karena kebenaran itu sifatnya relatif, kecuali kebenaran mutlak.
Kalaupun yang sampean maksud itu benar-benar Mahesa Jenar, namun yang pasti bukan Mahesa Jenar karangan SH Mintardja. Mungkin saja memang itulah benar-benar wujud/reinkarnasi Mahesa Jenar yang sebenarnya.
Tapi itu semua adalah 'mungkin', karena sedikitnya pengetahuan saya.
Kalau memang sampean punya pengetahuan yang lebih tentang hal ini, dengan senang hati saya ingin dibagi pula.

Balas Komentar Ini
dudi pada December 31, 2006 11:26 PM menulis:

lah, aku sek tas ngerti lek awakmu nduwe chm'e. tiwas selama iki aku ndelok'i lewat web'e. suwun sanget yah yo.

Iki cerita silat sing tak goleki setelah moco senopati pamungkas, tembang tanah air dan gajah mada.

Aryo: Wah, gak nyono lek modele sampean yo seneng moco ngene-ngene iki. Tak kiro wacanane sampean iku protokol TCP/IP karo seni memasak ganja ;))

Balas Komentar Ini
mas karebet pada April 16, 2007 10:56 AM menulis:

Adakah hubungan yang kuat antara kyai ageng pengging sepuh dan syeh siti jenar...? apakah supremasi hukum di demak saat itu memang 'meghalalkan' segala cara untuk ditegakkan... lalu mahesa jenar saat itu meganut paham apa yaaa...

Aryo:
- Hubungan antara Kyai Ageng Pengging Sepuh dengan Syeh Siti Jenar, saya ndak tau, belum pernah ada referensi mengenai hal ini.
- Supremasi hukum kadang meletakkan hal yang lebih prinsipil daripada 'halal' dan tidaknya. Menegakkan aqidah dan menjaganya adalah hal penting saat itu (dan sampai kapanpun)
- Tidak pernah secara eksplisit disebutkan, namun dari yang saya tangkap, Mahesa Jenar lebih pada aliran Syeh Siti Jenar. Dari awal cerita sudah mengindikasikan hal ini.

Balas Komentar Ini
dhimaz pada November 18, 2010 10:02 PM membalas mas karebet:

apakah pangeran simaas karebet pemegang tri sula dri jpang???dan apa betul pangeran akan menjadi kan dunia ini menjadi lebih baik????

Balas Komentar Ini
shine pada May 19, 2007 9:30 PM menulis:

masak sih

Aryo:
masak lagi

Balas Komentar Ini
Jenar pada May 21, 2007 2:01 PM menulis:

yah kalau menurut saya sech semua ini sesuatu hal yg perlu dilestarikan, karena saya sendiri seneng sekali mnelusuri hal2 seperti ini

Aryo:
Yep, dan siapa lagi kalo bukan kita ;)

Balas Komentar Ini
Mas_Karebet pada June 14, 2007 8:41 AM menulis:

Saya Mencari Gambar Keris-keris Kerajaan Mojopahit : (Keris Kala Munyeng, Keris Kyai Sengkelat, Keris Empu Gandring, Keris Brajo Mukti, Keris Songgo Langit, Keris Nyai Pleret), sama Foto : Ratu Kidul, Sunan KaliJaga, Jaka Tingkir, Syeh Siti Jenar, Syeh Abdul Qodir & 7 Satrio Piningit.

Aryo:
Waw, lengkap banget.
Kalo udah dapet, aku minta dong :)

Balas Komentar Ini
izul pada June 19, 2007 3:16 PM menulis:

kalau bisa jangan hanya foto dan diare saja , mana cerpennya

Balas Komentar Ini
Pendekar_Lembah_Tengkorak pada June 23, 2007 6:40 PM menulis:

Kulo sangat senang dengan cerita Naga Sasra & Sabuk Intannya Bpk Alm. S.H. Mintardja sebab ceritanya begitu mengena dan langsung menuju ke pusat otak saraf si pembacanya, jalannya ceriatanya sangat mengena dan sangat dalam pembahasannya.

Balas Komentar Ini
Kolor_Ijo pada June 23, 2007 6:46 PM menulis:

Mas, sebenarnya tokoh Mahesa Jenar itu termasuk tokoh beneran atao cuman fiktif. Knp masyarakat begitu mengidolakan tokoh ini.

Balas Komentar Ini
arya_salaka pada July 31, 2007 8:31 PM menulis:

wah ternyata wis ono tho sing nulis tentang mahesa djenar iki.......
yen kulo sampun moco rampung,tapi kok koyone yen moco bukune langsung enak yo skalian nggo koleksi solae gadahane bapak kulo sampun ical sdanten
skalian mas yen enten api d bukit menoreh
pasti juga email nggo jenenge mahesa djenar due'e jenengan yo!padahal arep tak nggo!

Balas Komentar Ini
ikun sr pada October 14, 2007 1:03 PM menulis:

mahesa jenar tidak meluruskan sejarah. karena sejarah tak pernah bisa lurus. ia ditulis oleh berbagai kepentingan dan cita-cita. jika seseorang bisa meluruskan sejarah ia pasti orang dgn cara pkir orde baru, yang tiran itu. bandingkan saja peristiwa pra atau paska perjanjian giyanti yg ditulis oleh orang belanda, yogya, dan solo, pasti sangat berbeda. kita tak membutuhkan kebenaran tunggal dari satu peristiwa. kita hanya butuh banyak informasi dari sana. selamat buat yg setia pada karya-karya manusia entah karya import atau original jawa.

Balas Komentar Ini
dedy pada October 29, 2007 10:57 AM menulis:

DAN LAGI... ada maksud2 membelokan akidah umat islam dari isi buku S.H Mintardja tersebut, di hal 530 Doa Arya Salaka ketika melihat kesiapan laskarnya " ”Ya Allah, yang memerintah langit dan bumi. Aku serahkan diriku dan laskarku ke dalam tangan-Mu, ke dalam bimbingan-Mu. Jauhkanlah kami dari kesalahan-kesalahan, serta berilah cahaya di dalam hati kami. Berlakulah segala kehendak-Mu atas diri kami, sebab segala kehendak-Mu pasti berlaku. Kami adalah domba-domba yang menggantungkan nasib kami kepada penggembalanya yang Maha Pengasih dan Pengampun.” dgn sebab doa tersebut tiba-tiba Arya Salaka merasa mendapat kekuatan yang luar biasa. Sebagai seorang pemuda yang perkasa, ia cukup mempunyai bekal lahir dan batin dalam pekerjaan yang dilakukannya kali ini.

dan masih banyak lagi

wasalam

Balas Komentar Ini
dedy pada October 29, 2007 11:04 AM menulis:

PENJELASAN dgn DOMBA-DOMBA

Domba merupakan lambang yang sangat sering dijumpai di dalam Alkitab sejak jaman sebelum Daud, gembala domba yang menjadi raja Israel. Domba adalah binatang yang sangat bodoh yang tidak mampu mencari makan/minum sendiri tanpa tuntunan gembalanya, apalagi melindungi dirinya. Domba merupakan perlambangan dari manusia. Domba yang sesat/hilang melambangkan manusia yang berdosa/kehilangan kemuliaan Allah, sedangkan domba yang tidak sesat melambangkan orang yang benar, yaitu mereka yang telah percaya kepada Yesus, bertobat dari dosanya, dan kembali ke jalan yang benar. Setiap orang Kristen dilambangkan dengan seekor domba.

Gembala domba, di sisi lain, adalah orang yang mencukupi kebutuhan domba-dombanya, melindungi mereka dari serangan binatang buas, mengobati mereka yang terluka, dan menuntun mereka ke mana-mana. Sang Gembala Agung menunjuk pada sosok Yesus, dan titel 'gembala manusia' diteruskan hingga kini untuk menyebut seorang pendeta Kristen, yaitu gembala sidang.

Perumpamaan ini dijelaskan oleh Yesus dalam ayat ke-14 dan dalam kitab Lukas ayatnya yang 7:

Balas Komentar Ini
sunan kuning penebar pesona pada December 5, 2007 2:39 PM menulis:

PANTUN GELOMBANG CINTA
( JERIT HATI DAN HARAPAN RAKYAT JELATA )
Oleh : Maulana Mahbub Al - Majnun

NUSANTARA NEGERI YANG KAYA
TEMPAT KORUPTOR BERPESTA PORA
HUKUM HANYA MILIK YANG KAYA
KESEWENANG - WENANGAN MERAJALELA

SUDAH JATUH TERTIMPA TANGGA
LIHAT ORANG SUSAH MALAH TERTAWA
BENCANA JADI OBYEK WISATA
PENGGAL SAJA BIANG KEROKNYA

DUNIA DISEMBAH LAYAKNYA TUHAN
AGAMA JADI BAHAN CEMOOHAN
TAK DIRASA SEMUA PERINGATAN
NUSANTARA NEGERI KUTUKAN

BEBAN HIDUP SEMAKIN BERAT
ORANG BAIK BERUBAH JAHAT
TOBAT NASIONAL SUDAH TERLAMBAT
NUSANTARA MENUJU KIAMAT

KAMI WONG CILIK INGIN MENGADU
KEPADA SIAPA KAMI TAK TAHU
BERULANG KALI NYOBLOS PEMILU
TAPI KAMI SELALU TERTIPU

NASIB KAMI TAK PERNAH MENENTU
SAMPAI KAPAN KAMI TAK TAHU
BERHARAP - BERDOA SEPANJANG WAKTU
KAPAN LAKU GELOMBANG CINTAKU ?

KAMI WONG MLARAT PALING NGGAK KUAT
BILA MELIHAT TINGKAH POLAH PEJABAT
SEMUCI – SUCI DAN SEOLAH NINGRAT
PADAHAL DIBELAKANG, . . . . BEJAT

KAMI WONG CILIK CUMA INGIN TAHU
INI MEMANG BENAR ATAU CUMAN ISU ?
AKAN MUNCUL SEORANG RATU
YANG MEMIMPIN ATAS PERINTAH WAHYU

KEYAKINAN TAK BUTUH PEMBUKTIAN
MANUSIA BEBAS TENTUKAN PILIHAN
DIPUNCAK ZAMAN KEHANCURAN
ADAKAH JENDRAL BERHATI INTAN ?

AKU MEMANGGILMU KSATRIA NUSANTARA
KARENA DHARMAMU PADA KEBENARAN
WALAU NASIBMU TERLUNTA – LUNTA
SEMOGA ENGKAU BEROLEH PANGAYOMAN

AKU MEMANGGILMU PANDITA NUSANTARA
KARENA LAKUMU - LAKU YANG SUCI
WALAU DIHEMPAS BADAI DERITA
SEMOGA HIDUPMU SELALU DIBERKATI

MANUSIA PICIK GAMPANG BERMUSUHAN
LANTARAN NAIF MEMAKNAI FIRMAN
BILA TAK TURUN WAHYU KEPEMIMPINAN
PENAFSIRAN EGO MENJADI TUHAN

UMAT MENCARI – CARI DISAAT SEKARAT
SOSOK MANUSIA YANG MENERIMA WAHYU
MELURUSKAN KEMBALI AJARAN NABI MUHAMMAD
BUKAN WAHYU AGAMA BARU

NUSANTARA TAK SABAR MENANTI
TERBITNYA FAJAR - SANG MENTARI HARAPAN
LANGKAH AVATAR SANGAT HATI – HATI
GELAP MALAM PENUH JEBAKAN

SATRIO PININGIT RAHASIA ILLAHI
MANUSIA LUGU MBOTEN MITAYANI
TAK TERJANGKAU SEMUA PREDIKSI
JUGA ILMU PENERAWANGAN TERTINGGI

KELUAR MASUK PURA MANGKUNEGARAN
ALLHAMDULILLAH ORA KONANGAN
KELUAR MASUK RUMAH PEJABAT
TETAP SAJA TIDAK TERLIHAT

SATRIO PININGIT RAHASIA ILLAHI
MANUSIA LUGU MBOTEN MITAYANI
TAK TERJANGKAU SEMUA PREDIKSI
JUGA PENERAWANGAN GAIB TERTINGGI

KECUALI OLEH MEREKA YANG DIKEHENDAKI
DIANTARA HAMBA – HAMBA SEJATI
YANG RELA MEMPERSEMBAHKAN DIRI
DEMI TEGAK HUKUM - KEADILAN ILAHI

NUSANTARA TAK SABAR MENANTI
SATRIO PININGIT RAHASIA ILLAHI
SEDERHANA, TAK BANYAK KONSEP TEORI
CUKUP MENGAMBIL YANG TULUS SUCI

RATU ADIL ALIAS IMAM MAHDI
TAK PUNYA AMBISI MEMIMPIN NEGERI
MANUSIA LUGU MBOTEN MITAYANI
HANYA JALANKAN AMANAH ILLAHI

RATU ADIL ALIAS IMAM MAHDI
TAK PUNYA AMBISI MEMIMPIN NEGERI
CUKUP MENCETAK KADER MUMPUNI
LALU MENGHILANG BAK DITELAN BUMI

KITA SAMPAI DIBATAS WAKTU
KEBENARAN SEJATI MENUNTUN LAKU
LETAKKAN SEMENTARA PEMAHAMANMU
KITA DENGARKAN PENUTURAN WAHYU

BAGI YANG SUNGGUH MEMBUKA HATI
DENGAN POLOS TANPA PRASANGKA
SATRIO - PINANDITA SIAP MENEMANI
SAMPAIKAN KEBENARAN APA ADANYA

TABIR MASA MEMBUNGKUS RAHASIA
KAYAKAN CERITA AKAN NUANSA
BERDETAK JANTUNG KARENA ASA
MENGUJI NYALI JIWA PERKASA

WAHAI APARAT - PENEGAK HUKUM NEGARA
WAHAI ULAMA – PANDITA NUSANTARA
WAHAI PUTRA – PUTRA TERBAIK BANGSA
APAKAH AKAL DAN NURANIMU BUTA !!

Semarang,15 November 2007
Ditemani Gudang Garam Surya
Gudang air mata,Garam kehidupan, Surya pencerahan
Bravo IMAM MAHDI, para kekasih tak sabar menanti

Hidayah datang tak pandang bulu
Merasuk kedasar keyakinan,sepenuhnya atas kuasaNYA
salam bagi semua “orang gila” Semoga kita segera bersua.
Puisi ini adalah puisi orisinil penulis, yang diilhami dari mimpi 7 kali berjumpa IMAM MAHDI alias RATU ADIL alias SATRIO PININGIT alias AVATAR alias SATRIO PINANDITO SINISIHAN WAHYU alias
“MALIKUL MUQSITH”
Allah Subhaanahu Wataaala memberi GELAR KHUSUS sosok orang yang menerima wahyu diakhir zaman ini dengan gelar dan panggilan “MALIKUL MUQSITH”
MALIKUL – MUQSITH bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti RAJA ( PENEGAK ) KEADILAN alias RATU ADIL.
Dia menerima wahyu untuk meluruskan kembali ajaran Nabi Muhammad yang sudah banyak di selewengkan, ditambah – dikurangi serta di putar balikkan. Wahyu yang diterima bukanlah wahyu KENABIAN sehingga jelas tidak membawa AGAMA BARU, dan orang yang menerima wahyu ini sangat tidak pantas dan SALAH BESAR jika di sebut NABI BARU.
IMAM MAHDI adalah sebutan atau istilah yang lain untuk sosok yang dipanggil ALLAH dengan MALIKUL MUQSITH ini, ia NYATA dan memang benar – benar ADA. IMAM MAHDI berarti pemimpin pemberi petunjuk . RATU ADIL juga menerima wahyu kepemimpinan dalam arti RATU ADIL adalah orang yang memang dipilih ALLAH dan DIPERINTAH untuk memimpin dan membenahi negeri ini (NUSANTARA). Dalam konteks Indonesia yang sempit, beliau menjadi RATU ADIL dan dalam kapasitas yang lain dalam konteks dunia yang lebih luas beliau menjadi IMAM MAHDI.


Di zaman kelak Ratu Adil memimpin, kebenaran dan HUKUM ILAHI akan benar – benar ditegakkan. Meskipun beliau seorang muslim yang taat menjalankan syariat, tapi beliau memiliki toleransi dan apresiasi yang tinggi dengan semua pemeluk agama dan semua aliran kepercayaan. Beliau mengayomi semua golongan dengan keadilan, kebenaran, dan kejujuran. Beliau didampingi oleh ruh - ruh para Nabi dari semua AGAMA BESAR di dunia, baik Isa, Muhammad, Musa, Daud, Adam, Sri krisna, & Sidharta Gautama. Selain itu turut mendampingi beliau ruh leluhur Pulau jawa yaitu Sunan Lawu alias Brawijaya Pamungkas, Eyang Sabdo Palon dan Naya Genggong. Selain itu turut mengawal beliau ruh-ruh seluruh raja NUSANTARA yang bertaqwa .Juga banyak ratusan ruh wali-wali dari semua agama di sepanjang sejarah umat manusia . Allah tidak tanggung – tanggung dalam menurunkan seluruh KEKUATANNYA untuk mewujudkan tata kehidupan dunia yang lebih spirituaL dan lebih manusiawi. Kekuatan Allah itu dititipkan sebagai fas•••tas perjuangan kepada IMAM MAHDI – RATU ADIL dan PASUKANNYA. Alangkah berbahagia jika anda yang membaca tulisan ini bisa ambil bagian menjadi pasukan MALIKUL MUQSITH ini.

Penulis sebelumnya adalah orang yang skeptis akan RATU ADIL yang menurut penulis itu Cuma MITOS. Tetapi petunjuk mimpi yang beruntun sebanyak 7 kali dalam kurun waktu th. 2005 – 2007, telah merubah pandangan dan keyakinan penulis secara drastis dan radikal - karena disetiap mimpi, gambarannya begitu jelas dan gamblang. Serta “ndilalah” semua informasi dari ketujuh petunjuk mimpi bisa terekam rinci dalam ingatan penulis. Selain berisi banyak informasi, petunjuk mimpi itu juga memberi beberapa terapi atau METODE PEMBERSIHAN JIWA TERBAIK MENURUT VERSI ALLAH SWT, sehingga berpengaruh dahsyat bagi lahir batin penulis.

Tulisan ini adalah media bagi penulis untuk berbagi pengalaman dan mempromosikan keyakinan yang nyata. Dan semoga berguna sebagai sarana untuk menjembatani pemahaman masyarakat terhadap keberadaan Beliau yang sebenarnya memang nyata adanya. Penulis prihatin dengan banyaknya orang yang mengaku – aku menerima wahyu tanpa bisa memberi bukti kongkrit yang meyakinkan bahwa mereka (yang ngaku-ngaku itu) benar – benar menerima wahyu. Sebagai panduan agar masyarakat tidak dibodohi maka penulis ingin menginformasikan bahwa orang yang menerima wahyu :

1. Kenal akrab dengan Malaikat Jibril sebagai Malaikat Penyampai Wahyu. Dan tahu secara rinci tentang Jibril- termasuk bunyi redaksi tasbih malaikat jibril kepada Allah.Begitu pula bacaan tasbih dari Malaikat – Malaikat yang lain, Imam Mahdi yang sanggup berkomunikasi dengan mereka pasti tahu bacaannya semua.


2. Jika benar seseorang menerima wahyu, dia pasti juga mengalami pembersihan jiwa langsung dari Allah sebagaimana Nabi Muhammad mengalaminya. Mengapa ? karena untuk menerima wahyu suci, jiwa seorang penerima wahyu HARUS disucikan dulu oleh Dzat yang Maha Suci untuk sanggup menerima wahyu yang suci.

3. Sebagai sesama penerima wahyu, seorang IMAM MAHDI atau apapun istilah dan namanya pasti sangat mengenal SELUK BELUK nabi - nabi sebelumnya yang juga menerima wahyu. Meskipun dalam konteks IMAM MAHDI wahyu yang turun bukanlah wahyu kenabian, tetapi pasti seorang IMAM MAHDI mengenal dengan rinci rahasia yang dimiliki Nabi Muhammad, begitu juga nabi – nabi sebelumnya. Sebagai cara untuk mengetes misalnya :
a. Seorang IMAM MAHDI pasti tahu dan bisa menunjukkan bacaan tasbih Nabi Daud kepada Allah.
b. Imam Mahdi pasti tahu hadist – hadist Nabi Muhammad yang di palsukan atau yang TAK PERNAH SAMPAI kepada kita karena sebab – sebab tertentu padahal dulu hadist itu benar – benar ada.
c. Imam Mahdi pasti tahu kapan dan pada usia berapa Nabi Isa wafat, dan tahu bunyi doa yang dipanjatkan Nabi Isa saat diizinkan Allah menghidupkan orang yang sudah mati.

4. Bila benar seorang RATU ADIL sejati yang menerima WAHYU KEPEMIMPINAN, dia pasti :
a. Mengerti kunci untuk membuka harta karun NUSANTARA dan seluruh kekayaan alam yang berguna untuk membangun kemakmuran rakyat.
b. Sanggup meluruskan sejarah perjalanan bangsa yang diputarbalikkan.
c. Mengerti cara yang paling tepat dalam memimpin dan mengatur INDONESIA.

Minimal pertanyaan - pertanyaan diatas jika bisa di jawab oleh siapa saja yang mengaku - aku dan ia bisa menunjukkan dengan meyakinkan, maka BER BAI’AT LAH karena seorang IMAM MAHDI yang sejati pasti bisa menjawab semua pertanyaan yang sangat mendasar dan eksistensial itu.
Baiklah, kami kira masih banyak petunjuk mimpi yang tidak semuanya bisa saya ungkapkan-kecuali jika anda meyakini karena didorong oleh rasa pencarian sejati layaknya seorang pencari kebenaran ALLAH yang hakiki.

Cukup sekian semoga tulisan ini bisa berguna……amin.
Sekian..


Tertanda,
01’12’2007
Sunan Kuning Penebar Pesona
Indonesia

Keyakinan lebih besar dari kajian seribu kitab.
Terima kasih telah menyebar luaskan informasi diatas,
salam

Balas Komentar Ini
Raden Kuswanto pada November 22, 2008 8:18 PM membalas sunan kuning penebar pesona:

Assalamualaikum wr. wb.
Salam jumpa, salam kenal

Sang Surya masih tenggelam, menunggu waktu menyinari jagad raya, Kabar gembira sy sampaikan ttg ramalan Prabu Jayabaya. Tahun 2008 ini ramalan Jayabaya kini tlh jadi kenyataan lagi (mudah-mudahan benar), mungkin bkaitan dgn anak sy, Eko Surya Winata Minal Ashaqul Ashaq Sufi Tarekatullah Sajatina Ning Islam (nm Minal Ashaqul Ashaq .... didapat pd waktu malam lailatur qodar), kls III SMA, penganut Torekot QN, insyaallah sdh maqom Marifat Mukasyafah dan sangat tawadhu (tetangga atau teman2 sebaya di sekolah, tdk ada yg tahu jk mpunyai kelebihan/tsembunyi). Ia lah pemilik/pemegang pusaka yg baru muncul th 2008 ini di sungai Banyuwangi.

Anak sy pernah buka rahasia, cara tanggulangi bencana luapan lumpur Lapindo, caranya ilmiah & nyata, dibuat waduk/tanggul untuk menampung genangan lumpur Lapindo, kemudian waduk/tanggul tsb agar diisi dengan air laut, dengan perbandingan 1 : 3 (1 lumpur, 3 air laut), jika ini dilakukan insyaallah semburan lumpur akan berhenti.

Mungkin prediksi sy ttg ramalan Prabu Jayabaya ini, keliru & beda dgn orang lain, analisanya dimulai pd bait 159, pd tahun 2008 ini ("selelet-leletnya mbesuk tutup tahun sinungkalan dewa wolu.... bakal ana dewa ngejawantah....") telah hadir di tengah2 kt mengejawantah di bumi nusantara berupa Dewa atau Putra Bhatara Indra, sosok tsb tempat munculnya didaerah Banyuwangi, spt yg tlh diramalkan pd bait 161 "bengawan banyu". Tempat munculnya (Banyuwangi) bkn scr kebetulan, daerah tsb dahulu adalah tempat btemu & bpisah Prabu Brawijaya V (Sunan Lawu) dgn Sabdopalon & Noyogenggong disaksikan Sunan Kalijaga. Sang Prabu Brawijaya V tlh menandai tempat tsb sbg di tanda Sabdopalon & Noyogenggong akan datang lagi "nanti jk ada org Jawa bersenjatakan kaweruh yaitu yg akan diasuh Sabdopalon, org Jawan akan diberi petunjuk ttg benar salah".
Maka sbg tanda tempat/daerah tsb oleh Prabu Brawijaya V disaksikan Sunan Kalijaga, dirubah nmnya yg dulunya Blambangan menjadi Banyuwangi menjadikan tanda Sabdopalon & Noyogenggong pulang kembali ke tanah Jawa membawa momongannya.
Siapakah yg dimaksud dgn Dewa/Putra Bhatara Indara pd bait 160? kemudian bait 161: Rumahnya spt Raden Gatutkaca ("andhedukuh pindha Raden Gatutkaca"). Pada bait 160 kita diminta untuk menelusuri, siapa Raden Gatutkaca sehingga dikatakan sebagai Rumah?
Untuk mjawabnya mk simak kembali cerita wayang Gugurnya Raden Gatutkaca oleh senjata Kunta milik Karno. Diceritakan, walau Raden Gatutkaca lari menghindar dari kejaran senjata Kunta, bahkan sampai lapis langit tujuh sekalipun, tetap saja senjata Kunta mengjarnya dan ... Raden Gatutkaca tidak bisa menghindar. Kenapa? hal ini disebabkan Raden Gatutkaca adalah sebagai Rumah/sarang-nya senjata tersebut (di pusernya bersemayam warangka/sarung/rumahnya).
Dari uraian tersebut, teka-teki bait 159, 160 dan 161 diperoleh jawaban sementara, bahwa Dewa atau Putra Bhatara Indra rumahnya seperti Raden Gatutkaca adalah sebuah Pusaka berwujud KERIS?

Mari kita buktikan, bait 164 & 168 telah menjelaskan ttg ciri2 pusaka tsb, dikaitkan dgn bait 159, 160 dan 161.
Setelah kita membaca petunjuk bait 164 & 168, disimpulkan (1) Putra kesayangan Sunan Lawu, (2) ya Kyai Brajamusthi, ya Kresna ya Herumurthi. (3) Trisula pucuknya sangat tajam membawa maut atau utang nyawa; yang tengah pantang berbuat merugikan orang lain; yang pinggir-pinggir menolak pencurian. (4) Tajamnya tritunggal nan suci: bener, lurus, jujur (5) didampingi Sabdopalon dan Noyogenggong.

Kesimpulan, sosok Dewa atau Putra Bhatara Indra yg sdh mengejawantah di tahun 2008 ini adalah berupa Pusaka Keris pegangan Satrio Piningit, telah ditemukan di Banyuwangi oleh Bocah Angon Kerbau di sungai mati pada bulan Maret 2008, kemudian diterima anak sy bulan Mei 2008.
Pendapat ini dibenarkan oleh Sunan Lawu (hasil kontak bathin dgn beliau). Menurut beliau, ya itulah satu-satunya Putra kinasih (klangenan), mempunyai ciri2 pokok, di dlm pusaka bersemayam 3 warna nur/sifat/cahaya makluk, spt halnya manusia bersemayam 4 warna nur/cahaya makhluk (bait 159 "ana Dewa ngejawantah apengawak manungsa").Menurut anak sy 3 warna nur tsb adlh Merah, Biru, Hijau, ya Kyai Brajamusthi, ya Kresna ya Herumurthi (baik 164 "Putra kinasih swargi Sunan Lawu, ya Kyai Brajamusthi, ya Kresna ya Herumurthi"), bersifat yg suci; bener, lurus/jejeg, jujur ("landepe triniji suci, bener, jejeg, jujur").

Kemudian pd bait 168 dijelaskan scr jelas spesifikasi fisik pusaka tsb, digambarkan tajemnya : Pucuk/ujungnya gawe pati atau hutang nyawa, yg tengah pantang berbuat merugikan orang lain, yang pinggir-pinggir menolak pencurian dan kejahatan ("landepe trisula, pucuk arupa gegawesirik agawe pati utawa utang nyawa. Sing tengah sirik agawe kapitunaning liyan, sing pinggir-pinggir tulak tolak colong jupuk winaleran").
Kemudian spesifikasi yg lain, diterangkan pd bait 164, di pangkal pusaka tsb ada gambar/lambang Pohon Beringin, di bawahnya terdapat 2 (dua) orang bocah di kiri dan kanan sbag Sabdopalon & Noyogenggong yg dipisahkan oleh gambar/pamor spt rumah Merpati susun tiga (bait 161 "arupo pagupon Dara tundha tiga").

Menurut hasil dialog dgn leluhur sy, Pangeran Diponegoro (Sultan Eracakra) jumlah pusaka jenis spt ini jumlahnya ada 27 buah (1 peti), eyang sy pernah mencari untuk perjuangan melawan penjajah ttp tidak menemukannya. menurutnya dari jumlah tsb, hanya satu ini yg bersemayam 3 nur. Pusaka ini adalah andalah kerajaan besar Sriwijaya dan Majapahit, pemiliknya adalah Satrio Piningit.
Kemudian, menurut Sunan Lawu, salah satu faktor penyebab kenapa pusaka ini dikatakan sbg pusaka (putra) kesayangan (kinasih)nya adalah karena mengandung makna filosofis, sejarah dan daya tuah yg luar biasa (sbg pusaka andalan Satrio Piningit) yang terpahat dalam lambang-lambang/pamor timbul.
Lambang Pohon Beringin (menurut Eyang Sunan Lawu) bermakna filosofis & sejarah menggambarkan menanam pohon bersama (Majapahit dan Sunda/Pajajaran yang diibaratkan sbg satu pohon) yang akhirnya berpisah. Sedangkan Majapahit & Pajajaran dipahatkan pd lambang 2 (dua) orang bocah kecil yang terletak di kiri dan kanan sebagai Sabdopalon dan Noyogenggong.
Sabdopalon diibaratkan bagai sebuah petuah orang tua kpd anak-cucunya. Petuah & janji ditujukan kpd Raden Wijaya sbg pendiri Majapahit (masih keturunan darah Sunda/Pajajaran). Raden Wijaya mendapat wejangan/nasehat dan sumpah, kelak jika nanti negaranya menjadi negara yg besar dan luas wilayahnya, janganlah sekali-sekali menyerang Sunda/Pajajaran karena Sunda/Pajajaran masih saudara sendiri, dan janji/sumpah tsb oleh Raden Wijaya telah disanggupi.
Kerajaan Majapahit pd masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk mcapai jaman keemasan dgn wilayah jangkauan kekuasaan sangat luas. Didorong oleh ambisi Maha Patih Gajahmada untuk mpersatukan nusantara, menganggap belum lengkap jika Sunda belum ditaklukan, maka terjadilah peristiwa Perang Bubad. Atas peristiwa tsb berarti Raden Wijaya dan keturunannya telah melanggar sumpah dan nasehat kakeknya. Akibat pelanggaran tsb, selepas wafatnya raja Hayam Wuruk kejayaan Majapahit berangsur-angsur memudar, dan ..... karma / bebendu tanah Jawa berlangsung, petaka/bencana datang silih berganti, perubahan kearah kebejatan moral/jaman edan terjadi, jaman berubah menjadi jaman kalabendu Jawa. Manusia sengsara melihat perilaku penyimpangan dari fitrak manusia yg sesungguhnya.
Jika masyarakat luas Indonesia perbuatannya masih tidak suci; artinya perbuatannya tidak benar, lurus/jejeg dan jujur, maka telah merusak tatanan kerukunan/kebersamaan dalam dan keseimbangan alam pun ikut terganggu. Bentuk penyimpangan2 yg terjadi karena pengaruh kalabendu Jawa, dalam Kitab Musarar Jayabaya spt :
1. Sungguh zaman gonjang-ganjing menyaksikan zaman edan tidak ikut edan maka tidak kebagian, yang sehat pada oleh pikir, para petani dibelenggu, para pembohong bersuka ria (bait 142).
2. Raja tdk menempati janji, orang makan sesamanya, kayu glondongan dan besi juga dimakan katanya enak rasa kue bolu, malam hari semua tidak bisa tidur (bait 143).
3. Yang gila dapat berdandan, yang membangkang semua dapat membangun rumah, gedung-gedung megah (bait 144).
4. Orang berdagang barang makin laris tp hartanya makin habis, banyak orang mati kelaparan disamping makanan, banyak orang berharta namun hidupnya sengsara (bait 145).
5. Org waras & adil hidupnya memprihatinkan & terkucil, yg tidak dapat mencuri dibendi, yang pintar curang jadi teman, orang jujur semakin tak berkutik, orang salah makin pongah, banyak harta musnah tak jelas larinya, banyak pangkat dan kedudukan lepas tanpa sebab (bait 146).
6. Bumi semakin lama semakin sempit, sejengkal tanah kena pajak, wanita memakai pakaian laki-laki (bait 147).

Akibat dari perilaku penyimpangan manusia di atas, berpengaruh pd kesimbangan alam spt banjir badang dimana-mana, gunung meletus tidak dinyana-nyana (bait 141), datang jaman penuh bencana di nusantara spt tanah pecah merekah, gempa 7 kali sehari dan bencana macam-macam, hujan salah musim.

Jaman edan akan berakhir, Sabdopalon yg termasyur dan menanggung malu, akan tampil kembali untuk membantu nusantara agar bermoral benar, lurus dan jujur (trisula wedha) dengan ditandai munculnya putra kinasih swargi Sunan Lawu atau Putra Bhatara Indra yg sulung.

Sudah janjinya Sabdopalon dan Noyogenggong, jika tuntutan perubahan moral/budhi tidak dipenuhi maka konsekwensinya adalah banyak orang digigit nyamuk mati, digigit semut mati, banyak suara aneh tanpa rupa, pasukan makluk halus sama-sama berbaris berebut garis yg benar tak kelihatan tak berbentuk yg memimpin Putra Bhatara Indra, bersenjatakan trisula weda, para asuhannya menjadi perwira perang, jika berperang tanpa pasukan sakti mandraguna tanpa aji-aji (bait 162) dan yang membantah pasti mati (bait 166).

Sebaliknya jika tatanan moral masyarakat sdah berubah total bermoral/akhlak benar, lurus dan jujur (trisula wheda) sebagaimna yg tlh diemong/diwejang oleh Sabdopalon, insyaallah akan terwujud jaman kemakmuran dan Indonesia akan menjadi negara mercusuar dunia, harta berlimpah muncul dimana-mana, sandang, pangan dan papan murah, dan perubahan jaman (wolak waliknya jaman) dari jaman Kalabendu ke jaman Kalisuba dimulai awal bulan Suro tahun ini, yg hampir bertepatan dg tahun baru Masehi sbagaimana bait 165 : "pendak Suro sambutlah kumoro, yg sudah tampak menebus dosa dihadapan sang Maha Kuasa".

Bentuk ritual yg dahulu dilakukan (pd jaman Majapahit) terbacaa/terekam di dalam pusaka, dimandikan dgn kembang Melati (melambangkan kesucian), air sungai (melambangkan kehidupan yg terus berjalan) dan watu kali (melambangkan kekokohan). Sedangkan kunci untuk menghidupkan cakra dengan surah Az Azariat, Al-Iklas, Al-Fatiah dan Salawat. Pusaka tsb sudah bisa berdiri dan dpt berbicara (ttp tdk kelihatan wajah yg berbicara krn ghaib). Insyaallah pusaka ini akan sy pakai untuk mengentaskan kemiskinan krn pusaka itu adalah kunci D ("Duit"), ada tamu datang dari jauh ke rmh, sy lagi kerja di kantor, tamu tsb dibisiki oleh suara tanpa rupa agar menyediakan rokok merk Dunhil, rokok Jarum D dan buah Delima (kunci 3 D).
Karena daya tuahnya luar biasa maka tdk semua orang kuat memegang pusaka ini, hanya orang yg sudah maqom makhrifat mukasyafah dan trah dari Pangeran Diponegoro dan Sunan Lawu yang sanggup dan dipilih. Menjelang bulan puasa (1 minggu sebelum Idul Fitri) telah menjadi korban dilempar & muntah darah karena berani menghidupkan pusaka ini tanpa ijin. Bisikan pusaka, nanti akan datang 2 (dua) orang anak sebaya Eko Surya Winata Minal Ashaqul Ashaq menyatu, arahnya dari Gunung Tangkuban Perahu (dari generasi Priyangan) dan dari Cirebon dari kasang laut (pinggir laut). 3 orang inilah tokoh inin yg dinanti-nantikan. Sedangkan presiden nanti yg terpilih hanya ikut menata harta karun, selanjutnya harus mereka. Diistilahkan nata, niti, noto.
Menurut beberapa pinisepuh, diramalkan pancernya nur satrio piningit itu daerahnya sekitar Kebumen - Karangannyar, kemudian ada yg bilang Sumpyuh. Sedangkan sy sendiri orang Gombong (desa Semanding – Karangmaja), yg jelas darah keturunan Era Cakra, dan bisa berdialog dgn para leluhur, maqom Makhrifat Mukasyafah, pemegang pusaka yg baru muncul di Sungai Banyuwangi.
Karena Kitab Musarar Jayabaya telah menjadi bacaan masyarakat luas, untuk menghindari fitnah akan ramalan (lebih condong tuntunan) hasil karya leluhur tsb, maka sudah sy kirim naskah ke majalah Posmo, minggu pertama bulan November 2008 telah dimuat bersambug, minggu ke dua dan ketiga (silahkan baca). Jika sudah disiarkan maka tugas sy pertama selesai, tugas kedua, ketiga menyusul. Sy ingin mengajak para pinisepuh yg waskita marilah kita menyatu, singsingkan lengan baju, bantu bangsa Indonesia keluar dari keterpurukan ekonomi.Siapapun tidak boleh ada rasa memimiliki karena ini untuk kemaslahatan umat, dan ini racun, hati bengkok, tidak benar, jujur dan eling marang kang Moho Kuasa maka reksikonya mati, ini kebahagiaan bagi anak cucu yang akan menikmati (mudah-mudahan menjadi kenyataan, amiin), dan perlu diingat menurut ramalan Jayabaya, dunia ini sudah tua, tinggal 3 jaman lagi kiamat kubro, masing-masing harus mawas diri, jangan merasa paling pintar, paling waskita, sudah bukan jamannya lagi berlaku spt itu, jaman akan berubah pd tatanan moral yg baik.

Disamping pusaka tersebut mengandung sejarah, pusaka kesayangan Sunan Lawu ini juga :
1. Menguasai seluruh ajaran (ngelmu) bait 164.
2. Mampu memberikan perintah&mengerahkan jin, seta, kumara, prewangan dan para lelembut untuk bersatu padu membantu masyarakat Indonesia (bait 164).
3. Bergelar pangeran perang, dapat mengatasi keruwetan orang banyak (bait 163).
4. Setiap bulan suro nguntapake kumara (bait 165).
5. Ludahnya ludah api, sabdanya sakti (terbukti) yg membantah pasti mati, orang tua, muda maupun bayi, orang yg tidakberdaya minta apa saja pasti terpenuhi, garis sabdanya tidak akan lama (bait 166).
6. Pandai meramal spt dewa, dpt mengetahui lahirnya kakek, buyut dan canggah anda, tidak bisa ditipu krn dpt membaca isi hati, bijak, cermat dan sakti, mengerti sebelum sesuatu terjadi, mengerti garis hidup setiap umat tidak khawatir tertelan zaman (bait 167).
7. Sudah lulus wedha Jawa (bait 168).

Demikianlah prediksi sy ttg bait-bait terakhir ramalan Jayabaya, prediksi ini belum tentu benar, maksud sy hanya sekedar mengingatkan di tahun depan agar masing-masing mawas diri berebut jalan yg benar.
Mungkin ada yg meremehkan "ojo gumun" sebuah pusaka dikatakan dapat mengatasi masalah? simak Surah Al-Hadid 25.
Demikian, mohon maaf jika prediksi sy sangat ngawur dan bertentangan dengan pendapat/prediksi orang kebanyakan.

Raden Kuswanto

Balas Komentar Ini
gumono pada August 19, 2010 10:27 AM membalas Raden Kuswanto:

mas Raden Kuswanto, bisa minta alamat email atau nomor HP panjenengan ?
Suwun

Balas Komentar Ini
arul Mohamad pada April 6, 2010 11:47 AM membalas sunan kuning penebar pesona:

Ass....Mohon maaf saya ingin menulis yang saya ketahui,karna ilmu yang saya dapatkan belum seberapa,kalau di sandingkan oleh penulis diatas...menggenai tulisan dari saudara sunan kuning...setahu saya Imam mahdi,Ratu adil dll sebutanya..itu kesipatanya PERILAKU,PERBUATAN,UCAPAN,SEMUA ITU SELARAS DAN BELIAU TERSEBUT SELALU MEMAKAI (SYAHADAT) ASSHADUALLA ILLA HAILLALLAH WA ASSHADUANA MUHAMMADAR RASSULLALLAH (syahad Tauhid dan syahadad Rassul)..UNTUK MENYAKSI PADA DIRI SENDIRI ATAS PERBUATAN PERILAKU DAN UCAPAN..saya sangat tertarik dengan tulisan Sunan kuning,karna dari mimpi atau apalah sebutanya itu semua mudah mudahn benar adanya...terimakasih telah membagi ilmu,yang sangat bermanfaat tersebut.... :) sekiranya jikalau boleh sunan kuning memberikan ilmu yang bermanfaat tersebut kepada saya untuk menambah wawasan saya mohon kiranya berkenan,karna saya masih terus belajar tentang apapun yang ada...trimakasih sebelumya...Wssallam

Balas Komentar Ini
panggiring pada February 9, 2008 7:40 PM menulis:

mas jenengmu koq yo Sunan Kuning ki lo :) bukanya Sunan Kuning adalah tempat pelacuran di kalibantheng semarang sana? :)

btw,
mengenei tulisanmu tentang Imam Mahdi, kabarnya dalam beberapa tahun akan datang, semoga. dan akan berkuasa selama 7 tahun. kehebatanya seperti Sulaiman.

yah semoga saja benar, agar rakjat Indonesia khususnya & dunia Islam pada umumnya tidak hanya menjadi komoditas politik

Aryo:
yah, selain mengharapkan adanya bantuan dari Imam Mahdi, alangkah baiknya kita sendiri yang membantu diri sendiri, dan menjadikan Imam Mahdi sebagai harapan, bukan acuan.

Balas Komentar Ini
Naga Sosro pada April 8, 2009 10:01 AM membalas panggiring:

Bukankah Eyang Mahesa Jenar sudah mendapatkan IMAN MAHDInya ketika terkubur di dalam GUA.

Apakah kita mampu menemukan IMAN MAHDI alias GURU MURSYID kita?

Bantu aku dong nemuin caranya............!!!!!!

Balas Komentar Ini
ednoyusri pada February 18, 2008 7:29 PM menulis:

sungkem kagem poro sepuh,kulo nderek mawon salam buat orang gila yang dalam arti tergila gila sungguh sangat berbeda

Balas Komentar Ini
Aku pada March 10, 2008 3:22 PM menulis:

Kang, punya ga cerita Nagasasra Sabukinten versi Video / Audio?

Balas Komentar Ini
cah bintoro pada April 2, 2008 5:53 PM menulis:

salam kangen, kenal lan kinurmatan kagem sedoyo sederek sederek ingkang taksih manjing dumateng tlatah glagah wangi demak bintoro.

saking lare asli demak engkang ngumboro dumateng negoro sanes sak lawasipun.

Balas Komentar Ini
Ali pada April 23, 2008 11:14 AM menulis:

Mas Aryo, ketika masih kecil dulu aku paling senang dengarkan sandiwara radio Nogososro Sabuk inten, yang aku kagumi Mahesa Jenar dan Aryo Saloko, sampai2 aku terobsesi punya ajian sosrobirowo. he.he, mas aryo dulu sltanya difutuhiyyah?

Balas Komentar Ini
SADONO pada May 19, 2008 2:54 PM menulis:

Mahesa djenar memang tokoh fiktif ......namun perlu dipuji klau memeng ada orang yang berjiwa seperti mahesa djenar pada saat ini.....

Aryo:
Anda benar, kita ambil tuntunannya, meskipun orangnya ndak ada :D


Balas Komentar Ini
Mahesa Jenar = PSIS.Bravo PSISku pada June 23, 2008 5:20 PM menulis:

^:)^

Balas Komentar Ini
jaka sp pada August 9, 2008 10:13 AM menulis:

saya ingin download ceritanya darisandiwara sanggar prativi dimana ya?

Balas Komentar Ini
Rara Wilis pada August 27, 2008 4:56 PM menulis:

Buat Mas Sunan Kuning, kalau namanya Ratu Adil kayaknya itu perempuan yah? Kalau laki-laki mestinya kan Raja Adil. Bener apa gak ya?
Mbok mimpinya diceritain dong, kalau perlu dibuat berseri dan terbit setiap hari kayak "Api di bukit menoreh dulu" hehehe. Oya, syukur-syukur ada visualisasi gambar sang ratunya. Jangan-jangan di antara kita sudah ada yang kenal. Ya kan?

Balas Komentar Ini
ardhanareswari pada November 10, 2008 9:32 AM menulis:

Pak Aryo, ngefans berat sama mahesa jenar ya?jadul banget itu hehehe.Tapi BTW aku udah pernah liat keris nogososro sabuk inten nya beneran loh.Luk 13 dan ada mata intannya.Kerisnya betulan, ceritanya betulan ndak ya?.Suwun.

Balas Komentar Ini
ujang pada November 21, 2008 5:56 AM menulis:

TUHANKU memang MAHA HEBAT aku dibuatnya bingung... yang nyiptain DIA yang menghidupkan dan menggerakanpun DIA juga ... BENAR-BENAR AKTOR TUNGGAL...

Balas Komentar Ini
Rangga pada November 29, 2008 8:26 AM menulis:

Makasih mas atas ceritanya. Aku nyedot ya.

Balas Komentar Ini
sandy pada December 4, 2008 9:14 AM menulis:

met kenal buat semuannya.

Balas Komentar Ini
oyong pada January 5, 2009 7:03 AM menulis:

Ass. wr. wb.
belom ada yang 2009. Yang pertama ni.... Tolong kl ada yang bisa tau tentang nogososro. Gambar dan Speknya gitu tq
Wassalam. wr. wb.

Balas Komentar Ini
rizalshaari pada January 8, 2009 1:56 PM menulis:

sebenarnya raja adil telah ada di lembah kelang di kuala lumpur,malaysia. baginda akan pulang jika dijemput oleh pihak keraton di demak. beberapa thun lepas wakil kerato iaitu sapto jeneral syarrif telah menemui baginda tetapi baginda enggan pulang kerana sapto hanya le rakyat biasa.
sesiapa yang mengetahui tentang keraton ini sial hubungi saya.
selagi Raja adil tidak ditabalkan selagi itu indonesia akan di timpa musibah

Balas Komentar Ini
Aryo Sanjaya pada January 8, 2009 4:04 PM membalas rizalshaari:

wah... saya rakyat biasa, ga mungkin bisa jemput ya, meski saya kawula demak.

Balas Komentar Ini
chepot pada January 18, 2009 1:17 PM menulis:

sumpah dari Mahesa Jenar: "Aku ora bali ing kraton Demak Bintoro kalamun durung biso nggowo keris Nogo Sosro lan Sabuk Inten" (Aku tidak kembali ke kerajaan Demak Bintoro kalau belum bisa membawa keris Naga Sasra dan Sabuk Inten)
Sebagaimana manusia yang selalu kurang dan banyaknya kesalahan;janji itu tentunya menuntun kita untuk mengembalikan jasad yang kita pinjam dari Tuhan ini untuk kita kembalikan dalam keadaan bersih.Atau setidaknya Tuhan bisa tersenyum

Balas Komentar Ini
rizalshaari pada January 22, 2009 9:56 AM menulis:

keris Nogo Sosro dan Sabuk Inten ada disimpan raja adil di lembah kelang. rakyat islam perlu bersatu agar memudahkan raja adil ujud kembali di indonesia. baginda adalah raja di alam nyata dan di alam ghaib. baginda mempunyai harta warisan yang tak terhingga banyak cuma belum ujud lagi. kalu ingin dan sesiapa mau bertanya tentang raja adil sila email saya

Balas Komentar Ini
Yusuf Wahyudi pada March 3, 2009 1:19 PM membalas rizalshaari:

Assalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuhu.

Salam kenal dan salam sejahtera bagi semua umat muslim sedunia yang peduli terhadap kemaslahatan umat.

Menyikapi komentar anda tentang Ratu Adil (di negeri anda saat ini) kalau boleh saya diberi penjelasan lebih konkrit hal-hal yang berkaitan dengan Ratu Adil menurut anda. Karena saya sampai saat ini masih terobsesi terhadap performan Ratu Adil yang sangat didambakan oleh orang banyak.

Semoga dengan e-mail ini kita dapat ber-silaturrahim serta ber-silaturrahmi secara berkelanjutaneg demi tegaknya keadilan yang hakiki bagi semua umat di muka bumi ini. Terus terang saya sangat menjunjung tinggi rasa keadilan dan kemanusiaan yang sementara ini masih teraplikasi di lingkungan saya secara sempit (Bengkulu - Indonesia) sedangkan keadilan dan kemanusiann yang mesti ditegakkan adalah bagi segenap mahluk Allah SWT di muka bumi ini. Dan saya telah dengan ikhlas, ridho bersumpah dan berjanji kepada Allah SWT bahwa saya siap menjadi pekerja Allah untuk membangun keadilan dan kemaslahatan umat (insya Allah).

Demikian e-mail ini, atas komentar dan balasannya sebelumnya diucapkan banyak terima kasih.


Wassalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuhu.


Hamba Allah

Balas Komentar Ini
jagad lanang pada February 18, 2009 11:40 AM menulis:

MAhesa jenar tokoh fiktif namun mengagumkan dalam filosofi ceritanya. Tinggal kita telaah dengan hati apakah hikmah yang terkandung didalamnya.
MAHESA JENAR adalah jalan cerita

Balas Komentar Ini
Naga Sosro pada March 27, 2009 10:07 AM menulis:

Apakah Kita bisa seperti Mahesa Jenar? Beliau dapat menemukan "KEBENARAN SEJATI". Kebenaran Hakikat. BENAR yang sebenarnya BENAR, bukan PEMBENARAN. PEMBENARAN masih condong pada sebuah pengKULTUSan. Mengultuskan bahwa diri sendiri yang paling benar dalam bertaqorub pada Allah SWT. Tidak Qunut, tidak tahlil sudah MERASA benar. Mengerjakan Qunut dan mengerjakan Tahlil sudah MERASA benar. Lalu yang PALING BENAR yang mana? Benar menurut KATANYA sih.... Bukan menurut DIRI SENDIRI. Bukankah Mahesa Jenar "Dikubur" dalam GUA. ya gua, bukan elu.... Mampukah kita menemukan "KEBENARAN SEJATI" dalam "GUA" diri kita sendiri ................................

Balas Komentar Ini
Aryo Sanjaya pada March 27, 2009 10:54 AM membalas Naga Sosro:

Ya itu ilmu Sampurnaning Urip :) Ma'rifat pada diri sendiri.

Balas Komentar Ini
Naga Sosro pada April 1, 2009 10:42 AM membalas Aryo Sanjaya:

Tapi aku ora ngerti, Opo iku "Ilmu Sampurnaning Urip", Mas.........?????????

Soalnya aku terlalu bodoh untuk itu, Mas......... ;)

Balas Komentar Ini
Naga Sosro pada April 1, 2009 10:58 AM membalas Aryo Sanjaya:

Mas, kalo MA'RIFAT itu sama dengan MERAPAT, ya.
Merapat, mendekatkan diri pada Dzatullah, RUHUL KUDUS. Bener gitu,gak, Mas?

Balas Komentar Ini
Aryo Sanjaya pada April 1, 2009 12:40 PM membalas Naga Sosro:

Kayaknya itu cuma otak-atik kata ya :D
Ma'rifat asal katanya kan 'arafa, yang artinya tau, paham, kenal, ta'aruf. Sedangkan mendekatkan diri itu taqorrub.
Ilmu agamaku masih cethek, tapi kalo soal di atas kayaknya bener begitu deh :)

Balas Komentar Ini
poerwadhi pada April 3, 2009 9:22 AM menulis:

setahu saya sewaktu raja brawijaya menyuruh empu supo sepuh untuk menghiasi pusoko kyai ageng nogososro dengan emas/kinatah emas,sang empu membuat duplikatnya,dan pusaka yang asli dikembalikan ke pembuat aslinya yaitu enpu supo anom, sewaktu majapahit menjelang runtuh,empu supo anom pergi ketlatah mataram atas nasehat kanjeng sunan kalijogo,dan jadi bupati madiun dengan sebutan kyai tundung madiun,kab madiun yang lama tempatnya dicaruban, mungkin nogososro itu sekarang ada dicaruban,dan mungkin yang saya pegang sekarang, memang nogososro'nya bersabuk inten...

Balas Komentar Ini
poerwadhi pada April 3, 2009 9:32 AM menulis:

Maheso jenar,nogososro,dan gadung melati,ronggotohjoyo,adalah kata2 kias bagi orang yang masih mau mencari kebenaran sejati,ditengah belantara hidup yang semakin absurd.mungkin ceritanya fiktif,mungkin yang jadi lakon adalah kita sendiri...

Balas Komentar Ini
Aryo Sanjaya pada April 3, 2009 10:02 AM membalas poerwadhi:

Sama kayak cerita wayang gitu ya? Penuh simbolisme

Balas Komentar Ini
Raden Kuswanto pada April 15, 2009 12:05 PM menulis:

Melengkapi tulisan sy tgl. 22 Nov 2008
Membuka Tabir Satrio Piningit, mohon koreksi dan tanggapan dari teman2 :
***************************

Misteri Satrio Piningit tak pernah pupus dari benak dan relung hati anak cucu leluhur nusantara. Fenomena sejak masa kewalian, pasca kehancuran Majapahit, ini sangat lekat terutama bagi anak cucu Jawa – Bali Dwipa.
Menurut kitab Musarar Jayabaya era sekarang masuk jaman Kalabendu (jaman sengsara), disebut kalabendu (kutukan bumi) disebabkan dari pengaruh hawa kutukan bumi, biasnya perilaku manusia menjadi edan (gila) dan hidupnya sengsara “hidup di jaman edan kalau tidak edan tidak kebagian”. Berdasarkan lambang-lambang yang terdapat pada pusaka pengayom nusantara, penyebab jaman edan ini terjadi, diawali sejak peristiwa tragedi “Bubad” pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Jaman dahulu peristiwa tersebut sangat menyakitkan hati masyarakat Sunda/Pajajaran. Dibalik peristiwa ini, ada semacam tabir tersembunyi penyebab kutukan bumi, yaitu perjanjian rahasia antara Raden Wijaya pendiri Majapahit dengan kakeknya “kelak jika Raden Wijaya telah menjadi raja besar janganlah sekali-kali menyerang Sunda/Pajajaran karena masih saudaranya sendiri”. Nasi sudah menjadi bubur dan sudah menjadi takdir.
Konon katanya, kebencian masyarakat Sunda/Pajajaran terhadap Majapahit terlihat di antaranya di wilayah Sunda/Pajajaran sampai saat sekarang tidak pernah terlihat nama Majapahit atau nama tokohnya dipakai sebagai nama jalan raya. Mudah-mudahan era sekarang telah berubah, tolonglah dibuatkan nama jalan dengan nama Majapahit atau nama tokoh Raja Hayam Wuruk di Jawa Barat (Bandung) dan juga sebaliknya di Jawa Timur menggunakan nama Sunda/Pajajaran dengan nama jalan dengan nama Prabu Maharaja Linggabuana atau Dyah Pitaloka, dan saya sangat berterima kasih atas kebaikannya.
Pada masa-masa sulit di jaman edan (jaman kalabendu) ini, masyarakat nusantara mendambakan datangnya jaman kalisuba (jaman kemakmuran) yang ditandai datangnya sosok Satrio Piningit dan Ratu Adil sebagaimana yang ditulis pada bait-bait syair terakhir kitab Musarar Jayabaya, Uga Wangsit Siliwangi dan Ramalan Ronggowarsito.
Setelah saya membaca dan berusaha memahami bait-bait peninggalan pujangga leluhur kita dengan segala renungan, maka sayapun menjadi takjub dibuatnya akan karya-karya beliau. Antara satu dengan lainnya walaupun berbeda masa/periode yang jauh berselang, namun di dalam perlambangnya memiliki saling keterkaitan. Suatu perlambang dalam suatu karya menunjuk kepada perlambang atau karakter yang lain di dalam karya leluhur yang berbeda.
Masing-masing orang bisa saja menafsirkan hal tersebut dengan penafsiran yang berbeda-beda. Tidak ada yang melarang. Bebas-bebas saja. Benar tidaknya kembali kepada diri kita masing-masing. Inilah tabir misteri menurut saya. Kebenaran sejati adanya didalam nurani yang suci dan bersih.

Wangsit Siliwangi :
“Laju ngadeg deui raja, asalna jalma biasa.
tapi memang titisan raja. Titisan raja baheula
jeung biangna hiji putri pulo Dewata.
da puguh titisan raja; raja anyar hese apes ku rogahala”

(“Lalu berdiri lagi penguasa yang berasal dari orang biasa. Tapi memang keturunan raja dahulu kala dan ibunya adalah seorang putri Pulau Dewata, karena jelas keturunan raja penguasa baru susah dianiaya”).

Inilah Soekarno, Presiden pertama NKRI, ibunda Soekarno adalah Ida Ayu Nyoman Rai seorang putri bangsawan Bali. Ayahnya seorang guru bernama Raden Soekeni Sosrodihardjo. Namun dari penelusuran secara spiritual, ayahanda Soekarno sebenarnya adalah Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwono X. Nama kecil Soekarno adalah Raden Mas Malikul Koesno. Beliau termasuk “anak ciritan” dalam lingkaran kraton Solo. (Silahkan buktikan …)

Kitab Musarar Jayabaya, dalam Sinom bait 18 :
“Dene jejuluke nata, Lung gadung rara nglikasi,
Nuli salin gajah meta, Semune tengu lelaki,
Sewidak warsa nuli, Ana dhawuhing bebendu, Kerem negaranira,
Kuwur tataning negari, Duk semana pametune wong ing ndesa”

(“Nama rajanya Lung Gadung Rara Nglikasi kemudian berganti Gajah Meta Semune Tengu Lelaki. Enam puluh tahun menerima kutukan sehingga tenggelam negaranya dan hukum tidak karu-karuan. Waktu itu pajak rakyat adalah …..”)
Lung Gadung Rara Nglikasi memiliki makna yaitu pemimpin yang penuh inisiatif (cerdas) namun memiliki kelemahan mudah tergoda wanita. Perlambang ini menunjuk kepada Presiden pertama RI, Soekarno. Sedangkan Gajah Meta Semune Tengu Lelaki bermakna pemimpin yang kuat karena disegani atau ditakuti, namun akhirnya terhina atau nista. Perlambang ini menunjuk kepada presiden kedua RI, Soeharto. Dalam bait ini juga dikatakan bahwa Negara selama 60 tahun menerima kutukan sehingga tidak ada kepastian hukum.
Dalam bait 20 dikatakan :
“Bejade ingkang Negara, Narendra pisah lan abdi.
Prabupati sowang-sowang, Samana ngalih nagari,
Jaman Kutila genti, Kara murka ratunipun, Semana linambangan,
Dene Maolana Ngali, Panji loro semune Pajang Mataram”

(“Negara rusak, Raja berpisah dengan rakyat. Bupati berdiri sendiri-sendiri. Kemudian berganti jaman Kutila. Rajanya Kara Murka. Lambangnya Panji loro semune Pajang Mataram”)

Bait ini menggambarkan situasi Negara yang kacau. Pemimpin jauh dari rakyat, dan dimulainya era baru dengan apa yang dinamakan otonomi daerah sebagai implikasi bergulirnya reformasi (Jaman Kutila). Karakter pemimpinnya saling jegal untuk saling menjatuhkan (Raja Kara Murka). Perlambang Panji Loro Semune Pajang – Mataram bermakna ada dua kekuatan pimpinan yang berseteru, yang satu dilambangkan dari trah Pajang (Joko Tingkir), dan yang lain dilambangkan dari trah Mataram (Pakubuwono), hal ini menunjuk kepada era Gus Dur dan Megawati.
Pada bait 22, dikatakan :
“Tan kober paes sarira, Sinjang kemben tan tinolih,Lajengipun sinung lambang,
Dene Maolana Ngali, Samsujen Sang-a Yogi, Tekane Sang Kala Bendu,
Ing Semarang Tembayat, Poma den samya ngrawuhi,
Sasmitane lambang kang kocap punika”

(“Tan Kober Paes Sarira, Sinjang Kemben tan tinolih itu sebuah lambang yang menurut Seh Ngali Samsujen datangnya Kala Bendu, Di Semarang Tembayat itulah yang mengerti/memahami lambang tersebut”)

Perlambang Tan Kober Paes Sarira, Sinjang Kemben tan Tinolih bermakna pemimpin yang tidak sempat mengatur negara karena direpotkan dengan berbagai masalah, ini menunjuk kepada Presiden RI keenam saat ini yaitu Susilo Bambang Yudhoyono.
Perlambang Semarang-Tembayat merupakan tempat dimana seseorang memahami dan mengetahui solusi dari apa yang terjadi. Jawaban & solusi mengatasi carut marut keadaan bangsa ini ada di “Semarang Tembayat” yang telah diungkap oleh Prabu Jayabaya guna membantu memecahkan misteri ini.
Prediksi saya mengenai Semarang Tembayat. Hasil penelusuran, Raja Ghaib Barat Katiga (namanya dirahasiakan) sebagai penguasa/raja di wilayah Semarang Tembayat. Menurut keterangan beliau mengenai “Semarang Tembayat” telah dibenarkan, beliaulah salah satu pemegang asset nusantara. Jika sudah saatnya tiba, masalah ini juga akan terbuka. Menurut Raja Ghaib Barat Katiga Semarang Tembayat, salah satu kunci untuk membuka gudang asset tersebut juga terletak pada lambang Segi Tiga, lambang Segi Tiga juga bisa bermakna Allah, Jibril, Nabi Musa AS. Pertanyaan saya tentang teka-teki Segi Tiga yang disampaikan ini, kenapa Musa?).
Selain itu, berdasarkan informasi yang lain yang belum tentu kebenarannya, rahasia “Semarang Tembayat” adalah merujuk sebuah tempat/lokasi dilakukan sebuah Perjanjian Tiga Serangkai ”Segi Tiga” dibuat/ditandatangani dan disimpan oleh dua orang, yang satunya sebagai saksi, berupa secarik kertas rahasia berisi tulisan tentang asset yang banyak diperbincangkan orang.

Kemudian bait 27 berbunyi :
“Dene besuk nuli ana, Tekane kang Tunjung Putih, Semune Pudhak Kasungsang, Bumi Mekah dennya lair, Iku kang angratoni, Jagad kabeh ingkang mengku. Juluk Ratu Amisan. Sirep musibating bumi, Wong nakoda milu manjing ing samuwan”

(“Kemudian kelak akan datang Tanjung Putih Semune Pudak Kasungsang. Lahir di bumi Mekah. Menjadi raja di dunia, bergelar Ratu Amisan, redalah kesengsaraan di bumi, nakhoda ikut ke dalam persidangan”)

Perlambang Tanjung Putih Semune Pudak Kasungsang memiliki makna seorang pemimpin yang masih tersembunyi berhati suci dan bersih. Inilah seorang pemimpin yang dikenal banyak orang dengan nama Ratu Adil sebagai pemimpin yang membawa amanat untuk membenahi kerusakan dahsyat bumi nusantara akibat bencana kemanusiaan dan bencana alam. Lahir di bumi Mekah merupakan perlambang bahwa pemimpin tersebut adalah seorang Islam sejati yang memiliki tingkat ketauhidan yang sangat tinggi.

Bait 28 tertulis :
“Prabu tusing Waliyullah, Kadhatone pan kekalih, Ing Mekah ingkang satunggal, Tanah Jawi kang sawiji, Prenahe iku kaki, Perak lan Gunung Perahu, Sakulone tempuran, Balane samya jrih asih,
Iya iku ratu rinenggeng sajagad”

(“Raja utusan waliyullah. berkedaton dua di Mekah dan Tanah Jawa. Letaknya dekat dengan Gunung Perahu, sebelah barat tempuran. Dicintai pasukannya. Memang raja yang terkenal sedunia”)

Prediksi saya tentang bait ini, yang dimaksud dengan hasil didikan/tempaan seorang waliyullah (aulia) yang juga selalu tersembunyi berkedaton di Mekah dan Tanah Jawa adalah 2 (dua) waliyullah tersembunyi (menitis) di dalam dirinya (“sawiji”); yang satu seorang aulia dari Mekah dan yang satunya lagi seorang raja Jawa. Orang yang dimaksud merupakan Islam sejati, sudah makom Ma’rifat Mukasyafah, serta berciri khusus terdapat andheng-andheng (tahi lalat) segi tiga yang jelas sangat kelihatan (“dingklik”) “sanalika iku wong Jawa akeh kang tesmak bathok, senajan mlorok ora ndelok, andheng-andheng dingklik”. Pemimpin tersebut akan mampu memimpin nusantara ini dengan baik, adil dan membawa kepada kesejahteraan rakyat, serta menjadikan nusantara sebagai “barometer dunia” (istilah Bung Karno : “Negara mercusuar”).

Saya mencoba menelusuri alat-alatnya yang menandai datangnya Sang Ratu Adil pada serat Jangka Jayabaya/catursabda, Pethikan Seratan Tangan Kangge Sambetan Jangka Triwikrama :

”.. Kulup ingsun mangsit marang sira … sanalika iku wong Jawa akeh kang tesmak bathok, senajan mlorok ora ndelok, andheng-andheng dingklik. Lah ing kono kulup, ora suwe bakal katon alat-alate kang minangka dadi cacaloning Sang Ratu Adil Panetep Panata Agama Kalipatullah”
”…. mung gegamane bae golekana kongsi katemu ”.

Kemudian kita simak serat Paweling (Peringatan), sebagai berikut :
”Nanging piweling ingsun, diawas dieling, jejegna imanira, turuten gustinira ratu adil panetep panata gama. Golekana gegamane sing nganti ketemu, turuten dalane, ngetutburia saparane..”,

Pada syair tersebut, Jangka Jayabaya memberikan pesan/paweling, agar kita selalu waspada dan ingat kepada Tuhannya, tegakan iman, jadilah pengikut Ratu Adil Panetep Panata gama, dan kita diminta untuk mencari ”senjatanya” sampai ketemu.

Kitab Musarar Jayabaya, Bait 159
“Se lelet-lelete yen mbesuk ngancik tutup tahun sinungkalan dewa wolu, ngasto manggalaning ratu, bakal ana dewa ngejawantah apengawak manungsa, apasuryan padha Bethara Kresna, awewatak Baladewa, agegaman Trisula Wedha. Jinejer wolak-waliking jaman, wong nyilih mbalekake, wong utang mbayar, utang nyawa bayar nyawa, utang wirang nyaur wirang”

(Selambat-lambatnya kelak menjelang tutup “sinungkalan dewa wolu, ngasto manggalaning ratu”, akan ada dewa tampil berbadan manusia, berparas seperti Bathara Kresna berwatak seperti Baladewa, bersenjatakan trisula wedha, tanda datangnya perubahan zaman, orang pinjam mengembalikan, orang berhutang membayar, hutang nyawa bayar nyawa, hutang malu dibayar malu)

Bait 160
“Sadurunge ana tetenger lintang kemukus lawa ngalu-alu tumanja ana kidul wetan bener lawase pitung bengi, perak esuk bener ilange Bathara Surya njumedhul …… iku tandane putra Bathara Indra wus katon tumeka ing arcapada …. “

(Sebelumnya ada pertanda Lintang Kemukus panjang sekali tepat di arah Selatan menuju Timur lamanya tujuh malam, hilangnya menjelang pagi sekali bersama munculnya Batara Surya bebarengan dengan hilangnya kesengsaraan manusia yang berlarut-karut)

Bait 161
“Dununge ana sikile redi Lawu sisih Wetan, Wetane bengawan banyu, andhedukuh pindha Raden Gatotkaca, arupa pagupon Dara tundha tiga, kaya manungsa angleledha”.

(Asalnya dari kaki Gunung Lawu sebelah Timur, sebelah Timurnya bengawan, berumah seperti Raden Gatutkaca, berupa rumah merpati susun tiga, seperti manusia yang menggoda)

Memahami bait 159 s/d 161 dapat kita cermati sinungkalan dewa wolu (8), ngasta (2) manggalaning (9) ratu (1) mungkin maksudnya tahun Jawa 1928 atau 2006 Masehi (dalam perkiraan yang tepat 2008) akan dewa tampil berbadan manusia berparas seperti Bhatara Kresna berwatak bagaikan Baladewa bersenjata Trisula Wedha, adalah tanda-tanda datangnya perubahan zaman, orang pinjam harus mengembalikan orang berhutang wajib membayar.
Prediksi saya tahun 2008 telah hadir ngejawantah di bumi nusantara berupa senjata Trisula Wedha atau Dewa/Putra Bathara Indra, munculnya di daerah Banyuwangi, sesuai dengan bait 161 “ bengawan banyu”). Tempat munculnya di Banyuwangi bukan secara kebetulan, karena daerah tsb dahulu adalah tempat pertemuan & perpisahan Prabu Brawijaya V (Sunan Lawu) dgn Sabdopalon & Noyogenggong, disaksikan Sunan Kalijaga (ref. naskah Darmogandul).
Darmogandhul (Jawa) :
“Sang Prabu karsane arep ngrangkul Sabdapalon lan Nayagenggong, nanging wong loro mau banjur musna. Sang Prabu ngungun serta nenggak waspa, wusana banjur ngandika marang Sunan Kalijaga: “Ing besuk Negara Blambangan salina jenenge Negara Banyuwangi, dadiya tenger Sabdapalon enggone bali marang tanah Jawa anggawa momongane”.”
Berdasarkan kutipan serat Dharmogandul, tempat tersebut (Banyuwangi) menjadikan tanda Sabdopalon & Noyogenggong akan datang lagi ke tanah Jawa “nanti jika ada orang Jawa bersenjatakan kaweruh, yaitu yang akan diasuh Sabdopalon, orang Jawan akan diberi petunjuk tentang bener salah”. Sebagai tanda tempat tsb, oleh sang Prabu Brawijaya dgn disaksikan Sunan Kalijaga, daerah Blambangan dirubah namanya menjadi Banyuwangi menjadikan tanda Sabdopalon & Noyogenggong pulang kembali ke tanah Jawa membawa momongannya.
Seperti apakah wujud Trisula Wedha atau Dewa/Putra Bathara Indra yang dimaksud oleh kitab Musarar Jayabaya?
Untuk memecahkan misteri ini, bait 161 telah memberikan kata kunci “rumahnya seperti Raden Gatotkaca” (bait 161 “andhedukuh pindha Raden Gatotkaca”). Artinya kita, diminta untuk berpikir dan menelusuri, siapakah sosok Raden Gatotkaca sehingga dikatakan sebagai rumah?
Untuk menjawab teka-teki tersebut, agar menyimak cerita wayang tentang masa kecil dan gugurnya Raden Gatotkaca. Diceritakan sewaktu Raden Gatutkaca masih bayi, pusernya tidak mempan dipotong dengan senjata apapun, maka Raden Arjuna diminta untuk pinjam pusaka Kunta kepada Dewa, tetapi hanya mendapatkan warangka/sarungnya pusaka saja, karena bilah pusaka telah terlebih dahulu diambil oleh Adipati Karna. Akhirnya pusernya Raden Gatutkaca dapat dipotong menggunakan warangka tersebut, tetapi naas warangkanya masuk kedalam puser. Kemudian pada waktu terjadinya perang Barathayuda antara Astina dengan Pandawa, Raden Gatutkaca mendapatkan lawan tangguh yaitu Adipati Karna. Diceritakan, senjata Kunta milik Adipati Karna digunakan untuk melawan Raden Gatotkaca, walaupun Raden Gatutkaca terbang menghindar dari kejaran senjata Kunta, bahkan sampai lapis langit ketujuh, tetap saja senjata Kunta mengejarnya!, dan Raden Gatotkaca tidak bisa menghindar. Hal ini disebabkan Raden Gatutkaca adalah rumah/sarangnya senjata tersebut (di pusernya bersemayam warangka/sarungnya).
Diperoleh jawaban sementara misteri teka-teki ini, bahwa Dewa/Putra Bathara Indra itu rumahnya seperti Raden Gatutkaca, dimaksud adalah Warangka.
Gambaran sementara, yang dimaksud sbg Dewa/Putra Bathara Indra yang sudah ngejawantah atau di temukan di Banyuwangi sebagai pasangan dari Warangka tersebut adalah bilah Pusaka Keris.?!
Sepertinya indikasi tentang Satrio Piningit lebih mengarah kepada gegaman/pusaka, kita simak :

Bait 164
”Putra kinasih swargi Sunan Lawu, ya Kyai Brajamusthi ya Kresna ya Herumurti, mumpuni sakehing laku, nugel tanah Jawa kaping pindho, ngerahake jin, setan, kumara, prewangan, para lelembut ke bawah perintah saeko proyo kinen abebantu manungso Jawa, padha asenjata Trisula Weda, landhepe triniji suci, bener, jejeg, jujur didampingi Sabdopalon dan Noyogenggong”

(Putra kesayangan almarhum yang bermukim di Gunung Lawu, yaitu Kyai Brajamusthi, ya Kresna, ya Herumurti, menguasai seluruh ajaran (ngelmu), memotong tanah Jawa kedua kali, mengerahkan jin dan setan seluruh makluk halus berada dibawah perintahnya bersatu padu membantu manusia Jawa berpedoman pada trisula wedha, tajamnya tritunggal nan suci benar, lurus, jujur didampingi Sabdopalon dan Noyogenggong).

Bait 168
”Mula den udia satriya iki, wus tan abapa, tan bibi, lola wus aputus wedha Jawa, mula ngandelake Trisula Wedha, landepe Trisula pucuk arupa gegawe sirik agawe pati utawa utang nyawa. Sing tengah sirik agawe kapitunaning liyan, sing pinggir-pinggir tulak tolak colong jupuk winaleran”

(Oleh sebab itu carilah satria itu yatim piatu, tak beranak saudara sudah lulus weda Jawa hanya berpedoman trisula, tajamnya trisula pucuk sangat tajam membawa maut atau utang nyawa, yang tengah pantang berbuat merugikan orang lain, yang kiri dan kanan menolak pencurian dan kejahatan).

Prediksi saya pada bait 164 dan 168 menggambarkan bahwa gaman/pusaka yang sebelum ditemukan memang yatim piatu, pusaka tersebut memang merupakan gaman/pusaka klangenan/ageman/putra kesayangan almarhum Sunan Lawu. Keistimewaan pusaka tersebut bersemayam 3 nur/dewa yaitu Kyai Brajamusthi, Kresna, Herumurti (asal kata Dewa adalah dari kata Div yang artinya cahaya), mampu mengerahkan jin, setan, kumara, prewangan, para lelembut ke bawah perintah saeko proyo membantu orang Jawa/bangsa Indonesia.
Ciri-ciri fisik, pucuknya sangat tajam membawa maut, tengahnya pantang merugikan orang lain, dan pinggir-pinggirnya menolak pencurian dan kejahatan; Tajamnya tri tunggal nan suci; benar, lurus, jujur dan didampingi Sabdopalon dan Noyogenggong (di pangkal pusaka tersebut terdapat 2 bocah kembar yang digambarkan diiringi Sambdopalon dan Noyogenggong. 2 bocah kembar ini lahir di bawah pohon beringin (lambang/pamor pohon beringin).
Untuk membuka misteri tentang gaman/pusaka tersebut telah kroscek dengan melakukan dialog batin dengan Sunan Lawu. Diakui oleh beliau bahwa pusaka tersebut memang merupakan putra kinasih (klangenan) beliau, bait 159 disebutkan seperti manusia, “ana dewa ngejawantah apengawak manungsa”) bukankah di diri masing-masing manusia terdapat 4 nur hitam, merah, kuning dan putih yang merupakan nafsu-nafsunya manusia.
Hasil deteksi, ciri-ciri pusaka terssbut telah sesuai sebagaimana digambarkan dalam kitab Musarar Jayabaya yakni bersemayam didalam pusaka 3 warna nur/cahaya yaitu Merah, Biru dan Hijau, yaitu Kyai Brajamusthi, Kresna dan Herumurthi (bait 164 ”Putra kinasih swargi Sunan Lawu, ya Kyai Brajamusthi ya Kresna ya Herumurti”), mempunyai sifat yang suci, bener, jejeg/lurus, jujur (“landhepe triniji suci, bener, jejeg, jujur”).
Spesifikasi yang lain diterangkan pada bait 164, di pangkal pusaka, tepatnya dibawah gambar pohon Beringin, terdapat 2 (dua) bocah kembar sebagai Sabdopalon & Noyogenggong (bait 164 “didampingi Sabdopalon & Noyogenggong”), dipisahkan oleh pamor/gambar, seperti rumah Merpati susun tiga (bait 161 “arupa pagupon Dara tundha tiga”).
Bagi penghayat pusaka di tanah air pasti mengenal jenis pusaka ini, Oumyang Jembe. Jumlah jenis pusaka tersebut (hasil dialog dgn Pangeran Diponegoro) ada 27 buah (1 peti), tetapi hanya satu ini yang baru muncul dan terdapat 3 (tiga) nur dan yang dicari-cari oleh orang yang mengerti tentang sejarahnya pusaka ini. Pusaka ini andalan kerajaan besar yang mempunyai wilayah terluas Sriwijaya & Majapahit, pusaka ini sebagai Satrio Piningit.
Salah satu faktor pusaka ini dikatakan sebagai pusaka (putra) kesayangan (kinasih) Sunan Lawu adalah karena mengandung makna filosofis, sejarah & daya tuah yang luar biasa serta dipahat dalam lambang-lambang/pamor timbul. Salah satu pamor timbul/lambang pohon Beringin yang terdapat pada pusaka tersebut, menurut Sunan Lawu menggambarkan menanam pohon bersama (Majapahit & Pajajaran yang diibaratkan sebagai satu pohon) yang akhirnya berpisah. Sedangkan Majapahit & Pajajaran dipahatkan dengan lambang 2 (dua) bocah kembar terletak di kiri–kanan, kitab Musarar Jayabaya menyebutnya sebagai diiringi Sabdopalon &Noyogenggong atau 2 (dua) bocah kembar yang lahir di bawah pohon cemara.
Sabdopalon sebagai sebuah petuah orang tua kepada anak keturunannya Raden Wijaya pendiri Majapahit (yang juga keturunan darah Sunda) mendapat wejangan dan disumpah, kelak jika nanti negaranya menjadi negara besar & luas wilayahnya, janganlah sekali-sekali menyerang Sunda/Pajajaran karena masih saudara sendiri. Dan janji /sumpah tersebut telah dipenuhi oleh Raden Wijaya.
Waktu pun terus berjalan, Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan raja Hayam Wuruk mencapai puncak jaman keemasan dengan wilayah jangkauan kekuasaan Majapahit sangat luas. Didorong oleh ambisi Maha Patih Gajahmada mepersatukan nusantara, menganggap belum lengkap jika Sunda belum ditaklukan, maka terjadilah peristiwa perang Bubad. Atas peristiwa tersebut berarti Raden Wijaya dan keturunannya telah melanggar sumpah dan nasehat kakeknya.
Akibat pelanggaran tersebut, setelah wafatnya raja Hayam Wuruk, sinar kejayaan Majapahit berangsur-angsur memudar, sampai pada generasi Prabu Brawijaya V kerajaan Majapahit sirna ditelan bumi. Begitu juga (berdasarkan babad sunda) kerajaan Pajajaran/sunda juga sama sirna ditelan bumi, tidak berbekas (tan kasat mata). Sejak peristiwa tersebut jaman Kalajaya (jaman hunggul) telah berubah menjadi jaman kalabendu (jaman sengsara dan angkara murka), fitrah manusia sejati yang mengedepankan budi pakartai akhlak mulia/luhur (bener, lurus/eling dan jujur) telah luntur/rusak akibat pengaruh prabawa kutukan bumi jawa (kalabendu jawa).
Gejalanya dimulai jaman Kalabendu ini, menurut Serat Darmogandul ditandai datangnya orang-orang sebrang seperti dari Arab, kerbau bulai (eropa) ke bumi nusantara dan sejak saat itu burung kuntul ada kuncirnya. Dahulu sebelum jaman Kalabendu jawa terjadi belum tumbuh kuncirnya. Maknanya, melambangkan manusia jawa telah berubah sifat-sifat asli sebagai orang jawa yang sejati, seperti, hilangnya budi pakarti manusia jawa yang luhur, tidak tahu balas budi baik orang lain, jika ditolong ia membalas kejelekan dari belakang ia menohok, suka berbohong, suka memfitnah. Menghalalkan segala cara.
Diceritakan sejak Wafatnya Raden Hayam Wuruk, maka sinar kejayaan Majapahit mulai memudar. Pusaka tersebut oleh Mpu pembuatnya yaitu Mpu Gedeng Supo nama lain dari Mpu Tantular/Dang Hyang Angsokanatha di larung ke laut. Dengan harapan kelak akan ditemukan kembali dan dipegang oleh orang yang ditakdirkan untuk memegang pusaka ini. Dengan diketemukan kembali pusaka ini itulah tanda jaman kalabendu akan segera berakhir dan menuju jaman kalisuba (jaman kemakmuran). Sunda/Pajajaran memaafkan, Majapahit dan Pajajaran bersatu kembali, nusa jaya lagi.

Sebagaimana kita ketahui Mpu Tantular/Dang Hyang Angsokanatha adalah penyusun Kakawin Sutasoma yang didalamnya tercantum Bhineka Tunggal Ika adalah salah satu penasehat Raja Hayam Wuruk, sedangkan cucunya yaitu Mpu Dwijendra/Dang Hyang Nirartha/Penanda Sakti Wuwu Rawuh/Tuan Semeru adalah salah satu penasehat Prabu Brawijaya V atau Sunan Lawu. Keduanya mempunyai keterkaitan dengan masalah rahasia pusaka tersebut.
Pusaka pengayom nusantara yang dilarung ke laut tersebut oleh Mpu pembuatnya, oleh orang yang mengerti rahasia, pusaka ini dicari-cari dan bahkan konon PB X juga ikut mencari pusaka ini dengan mengadakan sayembara, barang siapa menemukan pusaka ini akan diberi hadiah serta dijadikan abdi dalem kraton, karena beliau merasa tidak kuat ketempatan pusaka ini akibat gawatnya prabawa pusaka. Pernah ada seorang nelayan yang menemukan pusaka ini tetapi nelayan tersebut dicari-cari tidak ditemukan menghilang di laut.
Sebagaimana harapan Mpu Tantular, kelak pusaka ini ditemukan dan orang yang ketempatan pusaka ini tentunya pasti seorang yang waskita dalam pandangan spiritual dan tajam mata bhatinnya serta mampu memahami makna pusaka ini. Secara filosifis tahu dan mampu tatacara menyatukan kembali Majapahit dan Pajajaran melalui pusaka ini.
Pemahaman saya tentang gaman/pusaka memang belumlah sempurna, karena belum lama mengerti tentang pusaka, saya mendapatkan referensi dari Al-Qur’an yang bisa merujuk kepada pusaka/keris pada Surah Al-Hadid 25 yang artinya :
“dan kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang sangat dan berbagai manfaat bagi manusia. Dan Allah hendak mengetahui siapa yang menolongnya dan rasul-rasul-Nya biarpun tidak kelihatan”.

Penelurusan tentang tokoh Mpu Tantular/Dang Hyang Angsokanatha penasehat Raja Hayam Wuruk menguasai wilayah Timur dan Tengah diibaratkan sebagai ilmunya, sedangkan Mpu Dwijendra/Dang Hyang Nirartha/Penanda Sakti Wuwu Rawuh/Tuan Semeru penasehat Sunan Lawu menguasai Barat, diibaratkan menguasai asset, atau diibaratkan Majapahit sebagai ilmunya sedangkan Sunda/Pajajaran sebagai pemilik assetnya. Mungkin disinilah letaknya, jika Majapahit (Raja Hayam Wuruk) meminang Sunda/Pajajaran (Dyah Pitaloka) yang diartikan perempuan indentik dengan harta, artinya setelah Majapahit kehilangan Sunda/Pajajaran sama saja ia kehilangan asset, ini yang tidak disadari oleh pejabat Majapahit karena sesungguhnya ada hubungan bhatin yang sangat kuat diantara keduanya. Sebagai contoh lambang/logo kemakmuran berbentuk “padi & kapas” yang terdapat di logam emas adalah milik Sunda/Pajajaran, dan lambang padi kapas juga tergambar jelas di pucuk/ujungnya gaman/pusaka yang dibuat Mpu Tantular atau bahkan pada lambang negara Burung Garuda. Hubungan bhatin terlihat dari wajah polos raja Sunda/Pajajaran yang tidak terpikir akan terjadi insiden di jalan. Demikian juga Raja Hayam Wuruk juga sangat terpukul setelah peristiwa tersebut, ia sakit dan wafat. Periswita tersebut juga membuat Mpu Tantular juga ikut terpukul, maka sebagai konsekwensinya pusaka buatannya dilarung/dibuang ke laut.
Cobalah simak Wangsit Siliwangi :

“Semenjak hari ini, Pajajaran hilang dari alam nyata. Hilang kotanya, hilang negaranya. Pajajaran tidak akan meninggalkan jejak, selain nama untuk mereka yang berusaha menelusuri. Sebab bukti yang ada akan banyak yang menolak! Tapi suatu saat akan ada yang mencoba, supaya yang hilang bisa ditemukan kembali. Bisa saja, hanya menelusurinya harus memakai dasar. Tapi yang menelusurinya banyak yang sok pintar dan sombong, dan bahkan berlebihan kalau bicara.”

Pada uraian di atas pernah saya kupas mengenai sejarahnya jaman Kalabendu sebagai akibat dari penghianatan Majapahit kepada Sunda/Pajajaran yaitu pada peristiwa Bubad. Hal ini terjadi karena generasi penerus utamanya para pejabat Majapahit tidak memahami sejarah dari leluhur terdahulunya. Karena dalam pikiran pejabat Majapahit tinggal Sunda yang belum di pangkuan Majapahit. Akhirnya terjadilah peristiwa yang menyakitkan hati masyarakat Sunda/Majapahit yang sesungguhnya kedua kerajaan adalah memang saudara sehidup dan semati.
Namun pada akhirnya kelak Sunda/Pajajaran akan memaafkan segala kekhilafan Majapahit itu terlihat dari kalimat “Orang Sunda dipanggil-panggil, orang Sunda memaafkan Baik lagi semuanya. Negara bersatu kembali. Nusa jaya lagi …..” kita simak di bawah ini.

Wangsit Siliwangi :
“Dengarkan! Jaman akan berganti lagi, tapi nanti, Setelah Gunung Gede meletus. Disusul tujuh gunung. Ribut lagi seluruh bumi. Orang Sunda dipanggil-panggil, orang Sunda memaafkan. Baik lagi semuanya. Negara bersatu kembali. Nusa jaya lagi, sebab berdiri ratu adil ratu adil yang sejati”.
“Tapi ratu siapa? dari mana asalnya sang ratu? Nanti juga kalian akan tahu. Sekarang, cari oleh kalian pemuda gembala”.

Disamping cerita tentang Majapahit dan Pajajaran, saya juga teringat juga akan sejarah Bandung Bandawasa. Cerita ini hampir mirip dengan cerita Majapahit dan Pajajaran, sebuah cerita tentang cinta yang tak tergapai, yang juga diagendakan dalam sebuah Pusaka/gaman namanya pusaka Kumalasari. Gaman/pusaka ini juga tak kalah handalnya dengan pusaka yang menceritakan tentang Majapahit dan Pajajaran. Gaman/pusaka tersebut juga merupakan pusaka kutukan, sama nasibnya dengan gaman/pusaka buatan Mpu Tantular yang baru ditemukan.
Bandung Bandawasa setelah mengalahkan/menewaskan Ratu Baka, dalam cerita yang umum diceritakan Bandung Bandawasa tertarik dengan putrinya yang cantik tinggi semampai untuk menjadi istrinya. Roro Jonggrang bersedia menjadi istrinya asal dibuatkan 100 patung dalam semalam, dan oleh Bandung Bandawasa disanggupi.
Kedua orang tersebut mengadu kemampuan masing-masing, Bandung Bandawasa dengan kemampuannya mengerahkan pasukan lelembut para jin untuk membantunya membuat 100 patun sedangkan Roro Jonggrang berusaha menghalang-halangi supaya Bandung Bandawasa gagal membuat patung dengan mengarahkan para abdinya membunyikan lesung (di Jawa lesung adalah tempat untuk menumbuk padi) menjelang sebelum fajar menyingsing yang pada akhirnya ayam berkokok tanda fajar akan menyingsing yang pada akhirnya para jin yang membantu mengira sudah fajar dan sang Surya akan segera terbit. Akhirnya Bandung Bandawasa hanya bisa membuat 99 buah patung dan kurang satu. Karena kesal Bandung Bandawasa walaupun sebenarnya tidak ada niat untuk mengutuk Roro Jonggrang menjadi patung, maka keluarlah kata-kata kutukan “maka yang satu kamu”. Roro Jonggrang akhirnya menjadi mematung.
Menurut teman saya ada riwayat rahasia tentang sejarah ini, kelak menjelang jaman akhir (mungkin jaman kalisuba?) keduanya menyatu dan lahir darinya sebagai sosok yang ditunggu-tunggu sebagai orang yang dimaksud oleh syair-syair leluhur.
S
elain legenda Bandung Bandawasa juga ada cerita lagi tentang sebuah kutukan yaitu cerita Gunung Tangkuban Perahu, dari generasi Priangan/Sangkuriang. Konon katanya juga generasi Sangkuriang akan menyatu dengan generasi Bandung Bandawasa? (Walahualam Bisawab hanya Tuhanlah yang tahu). Sepertinya mungkin hanya dongeng belaka, tetapi nyata ada barang bukti diantaranya patung Rorojonggrang dengan pusakanya, demikian juga cerita tentang Majapahit dan Pajajaran yang hampir dilupakan orang juga ada barang bukti peninggalannya, serta cerita tentang Gunung Tangkuban Prahu.
Kita beralih kepada syair Wangsit Siliwangi, jika Sunda telah memaafkan maka tandanya adalah Gunung Gede meletus disusul oleh 7 (tujuh) gunung. Yang menjadikan pertanyaan apakah Gunung Gede benar-benar meletus? Atau hanya sebuah siloka (lambang)?
Prediksi saya, kalimat tersebut hanya siloka dari pada mengarah kepada bencana alam yang banyak menelan korban dan tidak ada korelasi (kaitannya) antara bencana alam gunung meletus dengan negara bersatu kembali, nusa jaya lagi? Atau kah memang sungguh-sungguh gunung tersebut memang meletus?
Konon katanya penguasa Gunung Gede adalah Eyang Surya Kencana, beliau juga salah satu penghuni Gua, akan memberikan warisan kepada orang yang dikehendaki/terpilih jika sudah waktunya tentunya untuk kemakmuran nusantara. Hal ini juga akan diikuti oleh 7 (tujuh) gunung yang lain. Tapi nanti setelah terjadinya penyaringan manusia, sebagaimana yang telah diterangkan di atas.
Sebelumnya akan banyak sekali bencana-bencana yang akan berlangsung, seperti halnya gunung meletus, air meluap, kecelakaan, penyakit, sekarang sakit besok meninggal, ini berlangsung sejak bulan Suro tahun lalu dan akan terus berjalan bagaikan air mengalir. Pemahaman ini tentunya juga bagi yang percaya. Kuncinya agar kita selamat banyak-banyaklah bertobat dan mendekatkan diri kepada Sang Khaliq (Sang Pencipta).
Tentang rahasia tentang penghuni/penjaga asset-asset di gua yang terdapat di semua gunung di nusantara, dapat kita simak Surah Al-Kahfi (Gua) :
Ayat 9 yang artinya :
“Ataukah kami mengira bahwa orang-orang yang menghuni gua Batu Bertulis adalah dari ayat-ayat kami yang mengagumkan”
Ayat 16 :
“Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah melainkan Allah, maka carilah tempat perlindungan kedalam gua Tuhanmu melimpahkan rahmat-Nya kepadamu dan dia akan menyediakan sesuatu yang berguna dalam urusanmu”

Jangka Jayabaya Selebare Raja Kuning Babon Asli Kagungan Dalem Bandara Pangeran Harya Suryawijaya ing Ngayugyakarta, menerangkan bahwa Ratu Adil adalah seorang yang bersifat rendah hati tidak memiliki pamrih, bersedia mengeluarkan hartanya.
Rahasia menyangkut lokasi yang dimaksud oleh para leluhur dikatakan sebagai Lebak Cewene oleh Prabu Siliwangi adalah juga Gunung Perahu menurut Jayabaya, dan tempatnya di Semarang-Tembayat seperti juga telah diungkapkan oleh Jayabaya.
Dengan ciri-ciri terdapat 2 sumber air besar, 3 pohon beringin dan keberadaan watu gilang. Hampir semua gunung yang mengandung rahasia mempunyai ciri-ciri khusus ini dari ujung kulon sampai ke timur.

Jika merujuk Babad Caringin di Banten Lama juga ada lokasi yang bercirikan Watu Gilang, 3 pohon beringin dan 2 sumber mata air. Simak sejarah berakhirnya kerajaan Pajajaran berdasarkan naskah-naskah babad seperti Prasasti Batu Tulis-Bogor, Prasasti Sanghyang Tapak-Sukabumi, Prasasti Kawali-Ciamis, Tugu Perjanjian Portugis (Padrao) Kampung Tugu-Jakarta dan Taman Perburuan-Kebun Raya Bogor. Diceritakan berakhirnya jaman Pajajaran akibat serangan Kasultanan Banten th 1579M, Watu Gilang “Palangka Sriman Sriwicana” (tempat duduk penobatan tahta berukuran 200×160x20 cm) di boyong dari istana Pakuan ke istana Surosowan Banten oleh pasukan Maulana Yusuf. Watu Gilang tersebut juga diprediksikan sebagai kunci asset dinasti peninggalan Pajajaran tertulis dalam bahasa Sansekerta “Wikranto yen wanipateh Prabu ….. “.
Konon katanya disamping asset-asset dinasti nusantara adalah tentang keberadaan Sang Saka Bendera Merah Putih yang original pada jaman Majapahit/Pajajaran yang sampai sekarang masih tersimpan di tempat salah satu tempat (di gua) yang dirahasiakan nantinya akan di ambil oleh seseorang sebagaimana yang maksud dalam karya-karya leluhur. Dan konon katanya bendera yang sekarang disimpan di istana negara adalah hasil jahitan Ibu Fatmawati mencontoh bendera yang masih tersimpan ditempat itu. Berkibarnya sang saka bendera merah putih yang masih tersimpan tersebut, maka Indonesia itulah saatnya Indonesia menjadi negara mercusuar dunia?.
Mengenai penelusuran asset-asset nusantara yang penulis ketahui dari cerita-cerita sesepuh itu terdiri dari asset ampera, dinasti (kerajaan) dan asset-asset yang lain (amanah). Asset Ampera konon katanya dipegang oleh para pinisepuh berdasarkan Surat Keterangan Presiden R.I. No. 002/PBTAPRI/SKR/III/’48 tentang Harta Ampera, Surat Wasiat Presiden R.I. tanggal 12 Januari 1960 dan Surat Keterangan Waliamanah Penerima Wasiat dari Presiden R.I. tanggal 17 Nopember 1960, saya juga tidak tahu apakah referensi ini palsu atau asli serta diarsipkan di arsip nasional. Jika benar, alangkah bodohnya kita kenapa tidak ada penelusuran lebih lanjut? Satu lagi jika benar adanya betapa para pinisepuh penjaga gudang asset berupa logam dan kertas berharga (seperti Emas lantakan, platinium, berlian, giok dan juga kertas berharga), kini usianya mereka sudah tua, tidak ada penghargaan buat mereka dari pemerintah. Sedangkan asset dinasti/kerajaan keberadaannya masih menunggu waktu jika sudah waktunya pasti akan muncul.
Dengan adanya asset Ampera yang kemungkinan bisa digunakan untuk membantu bangsa Indonesia lepas dari krisis berkepanjangan maka penulis telah merencanakan akan mengumpulkan lebih dari 500 orang sesepuh yang tersebar di seluruh nusantara yang rencananya akan diselenggarakan melalui acara Temu Silaturahmi para Pemegang Asset Amanah seluruh nusantara pada bulan Oktober 2008 tetapi gagal. Sementara surat dukungan sudah disampaikan kepada bapak Presiden RI dan instansi-instansi terkait tetapi gagal karena tidak ada dananya. Fenomena perjuangan ini saya jadi ingat akan syair-syair Wangsit Siliwangi sebagai berikut :

“… selain nama untuk mereka yang berusaha menelusuri. Sebab bukti yang ada akan banyak yang menolak! Tapi suatu saat akan ada yang mencoba, supaya yang hilang bisa ditemukan kembali. Bisa saja, hanya menelusurinya harus memakai dasar. Tapi yang menelusurinya banyak yang sok pintar dan sombong dan bahkan berkelebihan bicara”
“Suatu saat nanti akan banyak hal yang ditemui, sebagian-sebagian. Sebab terlanjur dilarang oleh Pemimpin Pengganti! Ada yang berani menelusuri terus menerus, tidak mengindahkan larangan, mencari sambil melawan, melawan sambil tertawa. Dialah Anak Gembala. Rumahnya di belakang sungai, pintunya setinggi batu, tertutup pohon handeuleum dan hanjuang. Apa yang dia gembalakan? Bukan kerbau, bukan domba, bukan pula harimau ataupun banteng. Tetapi ranting daun kering dan sisa potongan pohon. Dia terus mencari, mengumpulkan semua yang dia temui. Tapi akan menemui banyak sejarah/kejadian, selesai jaman yang satunya datang lagi satu jaman yang jadi sejarah/kejadian baru, setiap jaman membuat sejarah, setiap waktu akan berulang, itu dan itu lagi.”
Mungkin arahan leluhur di atas benar adanya, kami hanya

menemukan sejarah dan sejarah dalam setiap kejadian. Disamping itu banyak ditemui ranting daun kering dan potongan pohon (maksudnya sesepuh dan dokumen-dokumen yang dimiliki oleh banyak yang tidak benar). Ada yang sesepuh yang benar tetapi takut menunjukan dirinya.
Kita kembali kepada Kitab Musarar Jayabaya untuk melihat bentuk perilaku manusia pada jaman kalabendu jawa (jaman sengsara) bentuk penyimpangan perilaku yang terjadi di masyarakat :
1.Sungguh zaman gonjang-ganjing menyaksikan zaman gila tidak ikut gila tidak dapat bagian, yang sehat pada olah pikir, para petani dibelenggu, para pembohong bersuka ria (bait 142).
2.Raja tidak menempati janji, orang makan sesamanya, kayu gelondongan dan besi juga dimakan katanya enak rasa kue bolu, malam hari semua tak bisa tidur (bait 143).
3.Yang gila dapat berdandan, yang membangkang semua dapat membangun rumah, gedung-gedung megah (bait 144).
4.Orang berdagang barang makin laris, tapi hartanya makin habis, banyak orang mati kelaparan disamping makanan, banyak orang berharta namun hidupnya sengsara (bait 145).
5.Orang waras & adil hidupnya memprihatinkan & terkucil, yg tidak dapat mencuri dibenci, yg pintar curang jadi teman, orang jujur semakin tak berkutik, orang salah makin pongah, banyak harta musnah tak jelas larinya, banyak pangkat dan kedudukan lepas tanpa sebab (bait 146).
6.Bumi semakin lama semakin sempit, sejengkal tanah kena pajak, wanita memakai pakaian laki-laki (bait 147).

Akibat dari perilaku tersebut diatas mempengaruhi keseimbangan alam seperti :
1.Banjir bandang dimana-mana, gunung meletus tidak dinyana-nyana (bait 141).
2.Datangnya jaman penuh bencana di nusantara seperti tanah pecah merekah, gempa 7 kali sehari, dan bencana macam-macam.
3.Hujan salah musim.

Jaman edan akan berakhir, Sabdopalon yang termasyur dan menanggung malu, akan tampil kembali untuk membantu nusantara agar bermoral benar, lurus dan jujur (trisula weda) dengan ditandai munculnya putra kinasih swargi Sunan Lawu atau Putra Bathara Indra yang sulung.
Jika nanti jaman sudah berubah, barang siapa melanggar Sabdopalon maka konsekwensinya :
1.Banyak orang digigit nyamuk mati, digigit semut mati, banyak suara aneh tapan rupa, pasukan makluk halus sama-sama berbaris berebut garis yang benar, tak kelihatan, tak berbentuk yang memimpin putra Bathara Indra, bersenjatakan trisula weda, para asuhannya menjadi perwira perang, jika berperang tanpa pasukan sakti mandraguna tanpa aji-aji (bait 162).
2.Yang membantah pasti mati (bait 166).

Jika jaman sudah berubah menjadi jaman berakhlak trisula weda yang telah diwejang Sabdopalon maka akan terwujud jaman kemakmuran dan Indonesia akan segera menjadi negara mercusuar dunia, harta berlimpah muncul dimana-mana.
Prediksi saya perubahan jaman (wolak-waliknya jaman) dari jaman Kalabendu ke jaman Kalisuba dimulai awal bulan Suro tahun ini, yang hampir bertepatan bersamaan tahun baru Masehi, dapat disimak pada Bait 165 Pendhak Suro sambutlah kumara, yang sudah tampak menebus dosa dihadapan sang Maha Kuasa (“Pendhak Sura nguntapa kumara kang wus katon nimbus dosane kadhepake ngarsaning sang kuasa……”).

Disamping mengandung cerita sejarah, pusaka kesayangan Sunan Lawu ini juga :
1.Menguasai seluruh ajaran (ngelmu) bait 164
2.Mampu memberi perintah & mengerahkan jin, setan, kumara, prewangan dan para lelembut untuk bersatu padu membantu masyarakat Indoensia (bait 164).
3.Bergelar pangeran perang, dapat mengatasi keruwetan orang banyak (bait 163)
4.Setiap bulan Sura nguntapake kumara (bait 165)
5.Ludahnya ludah api, sabdanya sakti (terbukti) yang membantah pasti mati, orang tua, muda maupun bayi, orang yang tidak berdaya minta apa saja pasti terpenuhi, garis sabdanya tidak akan lama (bait 166)
6.Pandai meramal seperti dewa, dapat mengetahui lahirnya kakek, buyut dan canggah anda, tidak bisa ditipu karena dapat membaca isi hati, bijak, cermat dan sakti, mengerti sebelum sesuatu terjadi, mengerti garis hidup setiap umat, tidak khawatir tertelan zaman (bait 167).
7.Sudah lulus weda Jawa (bait 168).

Isyarat Jangka Jayabaya, pethikan serat tangan sebagai berikut :
“Bilih sampun wonten tandha-tandha ingkang sampun celak rawuhipun calon Ratu Adil :

Padha kaping 1
Besuk ing jaman akhir, sawise jaman hadi, ratu Adil Imam Mahdi saka tanah Arab meh rawuh, tengarane tatanduran suda pametune, para pandhita kurang sabare, ratu kurang adile, wong wadon ilang wirange, akeh wong padu lan padha goroh, akeh wong cilik dadi priyayi, wong ngelmu kurang lakune lan nganeh-anehi.

(Kelak, pada saat Ratu Adil Imam Mahdi sudah hampir tiba waktunya, tanda-tandanya adalah, tanaman berkurang hasilnya, para pemuka agama kehilangan watak sabarnya, pemimpin kurang rasa keadilannya, perempuan kehilangan rasa malu, banyak orang bertengkar dan berbohong, banyak orang kecil menjadi priyayi, orang berilmu kurang pengalamannya dan tindak-tanduknya janggal/aneh)

Dene yen rawuhe ratu Adil wis cedhak banget, ana tengarane maneh :
1)Yen sasi Sura ana tundhan dhemit
(bulan Sura ini terjadi pada bulan Desember 2008 s/d Januari 2009 sebagai bulan Sura duraka, di tahun Kalabendu, maka banyak musibah dan kecelakaan mengerikan baik di udara, darat dan laut (kereta, pesawat, kapal laut, bus, kendaraan)
2)Srengenge salah mangsa mletheke.
(Matahari terlihat terbit memancar setelah jam 06 pagi)
3)Rembulan Ireng rupane
(dibarengi dengan kejadian gerhana bulan berturut-turut selama tiga hari, di tiga lokasi wilayah nusantara)
4)Banyu abang rupane
(awal bulan Desember 2008 – Januari 2009 hampir seluruh wilayah Indonesia terjadi banjir, airnya keruh berwarna coklat kemerahan, lamanya sekitar 3 – 5 hari).
Tengara iki telung dina lawase, yen wis ana tengara mangkono, kabeh wong bakal ditakoni, sing ora bisa mangsuli bakal dadi pakane dhemit, sebab ratu adil mau rawuhe anggawa bala Jin, setan lan seluman pirang-pirang tanpa wilangan.

Padha kaping 2
Dene pitakone lan wangsulane mangkene :
(Pertanyaan dan jawabannya sebagai berikut)
Asalmu saka ngendi? Saking kodratollah
Yen bali apa sangumu? Sahadat, iman, tauhid, makrifat Islam
Apa kowe weruh aranku? Gusti Ratu Adil Idayatullah
Apa agamamu? Sabar darana
Apa kowe weruh bapakku? Gusti Ratu Adil Idayat Sengara
Apa kowe weruh ing ngendi panggonanku dilairake? Kalahirake Hyang Wuhud wonten sangadhaping cemara pethak (simak 2 bocah kembar yang lahir di bawah pohon cemara juga terdapat di pusaka buatan Mpu Tantular).

Keterangan:
Ratu adil imam mahdi dari tanah arab maksudnya, pemimpin umat manusia di bumi nusantara yang bersifat universal, kebetulan sebagai pemeluk agama Islam.
Darimana asalmu? Jawab : atas kehendak Allah, Ratu adil lahir di bumi nusantara sudah menjadi kodrat Tuhan.
Jika “pulang” bekalnya sahadat iman tauhid mukrifat islam, artinya kesaksian bahwa Ratu Adil membawa amanat bagi kebahagiaan seluruh rakyat melalui ilmu makrifat yang universal melampaui semua agama, suku, ras, golongan.
Apa kamu tahu namaku? Jawab, gusti ratu adil membawa petunjuk dari Tuhan.
Apa agamamu? Jawab : kesabaran yang seluas samudra
Apa kamu tahu bapakku? Jawab : gusti ratu adil idayah sengara, orang selalu mengutamakan keadilan, tetapi hidupnya berada selalu dalam laku prihatin.
Apa kamu tahu dimana aku dilahirkan? Jawab : dilahirkan oleh Hyang Wuhud, di bawah pohon cemara putih.

Serat Centhini, pupuh 258.
“Saka marmaning Hyang Sukma, jaman Kalabendu sirna, sinalinan jamanira, mulyaning jenenge nata, ing kono raharjaning, karaton ing tanah Jawa, mamalaning bumi sirna, sirep dur angkaramurka”

(Atas izin Allah SWT, zaman Kalabendu hilang, berganti zaman dimana tanah Jawa/Indonesia menjadi makmur, hilang kutukan bumi dan angkara murkapun mereda).

“Marga sinapih rawuhnya, nata ginaib sanyata, wiji-wijiling utama, ingaranan naranata, kang kapisan karanya,adenge tanpa sarana, nagdam maksuming srinata, sonya rutikedatonnya”

(kedatangan pemimpin baru tidak terduga, seperti munculnya secara ghaib, yang mempunyai sifat-sifat utama (note; yang diterjemahkan banyak pihak sabagai Satrio Piningit)

“Lire sepi tanpa srana, ora ana kara-kara, duk masih keneker Sukma, kasampar kasandhung rata, keh wong katambehan ika, karsaning Sukma kinarya, salin alamnya, jumeneng sri pandhita”

(datangnya tanpa sarana apa-apa, tidak pernah menonjol sebelumnya, pada saat masih muda, banyak mengalami halangan dalam hidupnya, yang oleh izin Allah SWT, akan menjadi pemimpin yg berbudi luhur)

“Luwih adil paraarta, lumuh maring brana-arta, nama Sultan Erucakra, tanpa sangkan rawuhira, tan ngadu bala manungsa, mung sirrullah prajuritnya, tungguling dzikir kewala, mungsuh rerep sirep sirna”.

(Mempunyai sifat adil, tidak tertarik dgn harta benda, bernama Sultan Erucakra, tdk ketahuan asal kedatangannya, tidak mengandalkan bala bantuan manusia, hanya kepercayaan/keimanan thdp Allah SWT prajuritnya dan senjatanya adalah semata-mata dzikir, musuh semua bisa dikalahkan)

“Tumpes tapis tan na mangga, krana panjenengan nata, amrih kartaning nagara, harjaning jagad sadaya, dhahare jroning sawarsa, denwangeni katahira, pitung reyal ika, tan karsa lamun luwiha”

(Semua musuhnya dimusnahkan oleh sang pemimpin demi kesejahteraan Negara dan kemakmuran semuanya, hidupnya sederhana, tidak mau melebihi, penghasilan yang diterimanya)

“Bumi sakjung pajegira, among sadinar sawarsa, sawah sewu pametunya, suwang ing dalem sadina, wus resik nir apa-apa, marmaning wong cilik samya, ayem enake tysira, dene murah sandhang teda”

(Pajak orang kecil sangat rendah nilainya, orang kecil hidup tentram, murah sandang & pangan)

“Tan na dursila durjana, padha martobat nalangas, wedi willating nata, adil asing paramarta, bumi pethik akukutha, parek lan kali Katangga, ing sajroning bubak wana, panjenenganin sang nata”

(Tidak ada penjahat, semua sudah bertobat, takut dengan kewibawaan sang pemimpin yang sangat adil bijaksana)

Namun demikian prediksi saya dalam memahami/mengartikan karya leluhur belumlah benar, maksud saya hanya sekedar menyampaikan, jika prediksi saya memang benar maka wajib saya sampaikan kepada masyarakat umum karena karya-karya leluhur telah menjadi bacaan umum, dan dapat menjadikan fitnah jika ini tidak disampaikan.
Salam persaudaraan dari saya untuk para sesepuh dan mohon maaf jika ada persinggungan dan persamaan pendapat bukan bermaksud buka rahasia tetapi marilah bantu saya untuk bangsa dan negara Indonesia tercinta ini, dan saya yakin banyak saudara-saudaraku yang juga sedang berjuang walaupun beda konsep dan saya mohon doanya agar saya bisa menemukan sesuatu yang hilang untuk bangsa dan negaraku.
Sekali lagi, mohon maaf jika tulisan saya dianggap ngawur, sebagaimana yang telah diterangkan diatas dan atas dibacanya prediksi saya ucapkan terima kasih.
Wassalam

Balas Komentar Ini
cahaya pada April 29, 2009 7:29 PM menulis:

cinta kasih

Balas Komentar Ini
Pekik pada June 2, 2009 1:45 PM menulis:

Bleh tanya gk?kang mahesa jenar,dimanakah letak krajaan batara indra,ap ad hub dg ptra batara indra?.apa ad hub dg tmpat klhiran satrio sinasihan wahyu?

Balas Komentar Ini
Pekik pada June 2, 2009 1:46 PM menulis:

Bleh tanya gk?kang mahesa jenar,dimanakah letak krajaan batara indra,ap ad hub dg ptra batara indra?.apa ad hub dg tmpat klhiran satrio sinasihan wahyu?

Balas Komentar Ini
Silent King pada June 9, 2009 12:06 PM menulis:

Assalamu'alaikum Warohmatullah Wabarokatuh

Sholawat & salam selalu tercurah kepada Para Utusan/Rasull ALLAH SWT.

WASIAT DARI ALLAH SWT & PARA ROSUL ALLAH
PEMIMPIN SEJATI MASA DEPAN YANG MEMILIKI JATI DIRI

Untuk menjadi “Pemimpin Masa Depan” bangsa Indonesia, harus tahu/paham betul dan dapat membawa masyarakat, bangsa & Negara sesuai dengan “JATI DIRI BANGSA INDONESIA”.

JATI DIRI BANGSA INDONESIA terbagi kedalam dua sisi yaitu :

INTERNAL :

Sebagai Pemimpin Bangsa harus dapat mengantarkan bangsa Indonesia untuk MEMBANGUN, MENATA dan MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT secara adil, aman, tentram dan semua pemeluk agama dapat hidup berdampingan layaknya hidup dalam “SURGA DUNIA” yang seperti kita khayalkan/idamkan saat ini.

EXTERNAL :

Dapat mengantarkan bangsa Indonesia menuju “MERCUSUAR DUNIA” dalam hal mana akan terjadi tatanan masyarakat Global, secara Fisik dan Non Fisik :
- FISIK : pembangunan dunia untuk dijadikan kehidupan layaknya “SURGA DUNIA”
- NON FISIK : Membentuk Mental dan Spiritual umat agar lebih spiritual dan manusiawi.

JATI DIRI BANGSA hanya dapat terwujud/terlaksana apabila pemimpinnya berasal dari Insan Hablumminallah (Manusia Sejati yang telah ditinggikan derajatnya oleh ALLAH SWT, dimana segala tidakan/perbuatannya telah mendapatkan ridho dari sisi-Nya dan merupakan “kepanjangan langkah dan tangan ALLAH SWT” di dunia).

Maka melalui tulisan ini saya bermaksud mengabarkan "berita baik" dari ALLAH SWT & Para Rosul ALLAH, tentang Pemimpin Masa Depan Yang Memiliki Jati Diri yang diharapkan oleh kita semua.

ALLAH SWT berfirman:

Katakanlah: "Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui." Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Ali Imran (3) : 29)

1. Mencari Pemimpin Masa Depan sesungguhnya merupakan rahasia ALLAH SWT, & ALLAH SWT telah & akan memberitahukan kepada umat manusia yang diridhoi-Nya.

ALLAH SWT berfirman:

Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab".(QS. Ali Imran (3) : 27)

Allah menentukan rahmat-Nya (kenabian) kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah mempunyai karunia yang besar.(QS. Ali Imran (3) : 74)

(Kami terangkan yang demikian itu) supaya ahli Kitab mengetahui bahwa mereka tiada mendapat
sedikitpun akan karunia Allah (jika mereka tidak beriman kepada Muhammad), dan bahwasanya karunia itu adalah di tangan Allah. Dia berikan karunia itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS. al-Hadid (57) : 29)

2. Pemimpin Masa Depan yang memiliki jati diri dapat mensejahterakan kita semua atas dasar keridhoan untuk menerima & melaksanakan perintah secara langsung dari ALLAH SWT (Insan Hablumminallah), bukan semata-mata pilihan manusia yang selalu berpatokan kepada hasil pandangan/pikiran, pendengaran/ucapan (Hablumminanas).

ALLAH SWT berfirman:

Sesungguhnya Kami telah menurunkan ayat-ayat yang menjelaskan. Dan Allah memimpin siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.(QS. an-Nur (24) : 46)

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merobah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik. (QS. 24:55)

3. Dasar keridhoan dari ALLAH SWT (Insan Hablumminallah) tersebut merupakan kunci utama dalam mensejahterakan umat manusia, karena kepada Insan Hablumminallah ALLAH SWT telah menyerahkan seluruh kerajaan bumi.

ALLAH SWT berfirman:

Katakanlah: "Wahai Rob Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(QS. Ali Imran (3) : 26)

Tiadakah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Allah? Dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang penolong.(QS. al-Baqarah (2) : 107)

Kepunyaan Allah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allah dikembalikan segala urusan.(QS. Ali Imran (3) : 109)

Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dia memberi ampun kepada siapa yang Dia kehendaki; Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki; dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran (3) : 129)

Kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu.
(QS. Ali Imran (3) : 189)

Dan kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi dan kepada Allah kembali (semua makhluk).
(QS. an-Nur (24) : 42)

Ketahuilah sesungguhnya kepunyaan Allah apa yang di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia mengetahui keadaan yang kamu berada didalamnya (sekarang). Dan (mengetahui pula) hari (manusia) dikembalikan kepada-Nya, lalu diterangkan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(QS. an-Nur (24) : 64)

Kerajaan langit dan bumi. Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi. Dan kepada Allah dikembalikan segala urusan.(QS. al-Hadid (57) : 5)

4. ALLAH SWT telah memberi derajat yang tinggi disisi-Nya karena mengemban tugas dan tanggungjawab yang mulia secara langsung untuk mensejahterakan umat manusia didunia.

ALLAH SWT berfirman:

Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikanNya kepadamu. Sesungguhnya Rabbmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 6:165)

Dan sesungguhnya telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh. (QS. 21:105)

(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang maruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (QS. 22:41)

5. Untuk mendapatkan ridho derajat yang tinggi disisi ALLAH SWT, Insan Hablumminallah sebelumnya /terlebih dahulu telah disucikan lahir dan batinnya dengan melewati bimbingan, ujian dan cobaan secara khusus dalam kehidupannya.

ALLAH SWT berfirman:

(yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka): "Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar". (QS. al-Hadid (57) : 12)

Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu". Dikatakan (kepada mereka): "Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)". Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. (QS. al-Hadid (57) : 13)

Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?" Mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaithan) yang amat penipu. (QS. al-Hadid (57) : 14)

Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.(QS. Ali Imran (3) : 164)

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lobang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. an-Nur (24) : 35)

Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka bersyungkur dengan bersujud dan menangis. (QS. Maryam (19) : 58)

6. Keberadaan Insan Habluminallah saat ini, belum banyak diketahui dan masih misterius, sekalipun itu keluarga, saudaranya, tetangganya atau teman dekatnya, apabila mereka berkata yang sesungguhnya apa yang sedang terjadi, maka hanya caci maki, hinaan & fintnah yang diterimanya, “ini merupakan rahasia ALLAH SWT”

ALLAH SWT berfirman:

Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi), (QS. 28:5)

7. Kemunculan Insan Hablumminallah ini tidak bisa didasari atas kepentingan/ambisi pribadi, kelompok atau golongan, tetapi berdasarkan kehendak dari ALLAH SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang umat-Nya di seluruh dunia.

8. Kemunculan Insan Hablumminallah (Insan Sejati/Khalifah ALLAH) ini sudah dapat kita rasakan/ketahui dengan adanya tanda-tanda berguncangnya alam semesta ("seperti saat ini banyak bencana yang sedang dan sudah terjadi, banjir bandang, gempa bumi, gunung meletus, angin topan, kebakaran, peperangan & musim/cuaca yang tidak menentu akibat putaran Bumi / massa yang dipercepat”), ini terjadi semata-mata untuk memepercepat dan membersihkan tempat dimana urusan atau risalah ALLAH SWT akan diturunkan.

ALLAH SWT berfirman:

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. al-Hadid (57) : 22)

(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (QS. al-Hadid (57) : 23)

9. Dari jumlah milyaran penduduk di dunia, hanya kepada Insan Hablumminallah ALLAH SWT telah ridho menurunkan rahmat dan hidayah-Nya, dimana jumlah Insan Hablumminallah hanya dibawah hitungan jari tangan kita, latar belakang kehidupan Insan Habluminallah adalah rakyat biasa, Ia bukan seorang ahli agama, ilmuwan, atau pakar politik, oleh karena itu kita sebagai bangsa Indonesia wajib bersyukur kepada ALLAH SWT atas terpilihnya sebagian kecil umat di Indonesia untuk menerima & menjalankan, melaksanakan perintah-Nya yaitu amanah dari ALLAH SWT dalam membantu, membangun, menata, mensejahterakan dan memakmurkan umat di dunia. Dan untuk saat ini kami hanya bisa menghimbau kepada saudara-saudara untuk bersabar, dan bertawakal kepada ALLAH SWT dalam menjalani masa proses kemunculan risalah ALLAH SWT ini, sehingga kesuksesan, berkah, rahmat dari ALLAH SWT, yang sudah diraih dapat segera dinikmati oleh kita semua.

ALLAH SWT berfirman:

Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada ilah (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya). (QS.27:62)

Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.
(QS. Ali Imran (3) : 200)

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (QS al-Maaidah [5]: 3)

Demikian, berita risalah ALLAH SWT ini saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi bangsa dan umat di dunia ini yang sedang krisis multi dimensi dan ALLAH SWT selalu menyertai kita semua “amin”.

Mohon maaf apabila dalam menyampaikan berita baik ini kurang berkenan di hati anda, karena ini adalah merupakan berita sesungguhnya terjadi “BUKAN BASABASI”.

Wassalamu'alaikum Warohmatullah Wabarokatuh.

Jakarta, 9 Juni 2009
TTD
Insan Hablumminallah
hablumminallah.wordpress.com

Balas Komentar Ini
Kala Hitam pada July 11, 2009 9:57 AM menulis:

Usul: Tokoh golongan hitam ditambah Kala Hitam. Tolong diijinkan ke mas Andang Suprihadi Mintardja.

Balas Komentar Ini
SAMPARAN pada August 20, 2009 10:49 AM menulis:

Assalamu'alaikum Warohmatullah Wabarokatuh

Sholawat & salam selalu tercurah kepada Para Utusan/Rasull ALLAH SWT.

WASIAT DARI ALLAH SWT & PARA ROSUL ALLAH
PEMIMPIN SEJATI MASA DEPAN YANG MEMILIKI JATI DIRI

Untuk menjadi “Pemimpin Masa Depan” bangsa Indonesia, harus tahu/paham betul dan dapat membawa masyarakat, bangsa & Negara sesuai dengan “JATI DIRI BANGSA INDONESIA”.

JATI DIRI BANGSA INDONESIA terbagi kedalam dua sisi yaitu :

INTERNAL :

Sebagai Pemimpin Bangsa harus dapat mengantarkan bangsa Indonesia untuk MEMBANGUN, MENATA dan MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT secara adil, aman, tentram dan semua pemeluk agama dapat hidup berdampingan layaknya hidup dalam “SURGA DUNIA” yang seperti kita khayalkan/idamkan saat ini.

EXTERNAL :

Dapat mengantarkan bangsa Indonesia menuju “MERCUSUAR DUNIA” dalam hal mana akan terjadi tatanan masyarakat Global, secara Fisik dan Non Fisik :
- FISIK : pembangunan dunia untuk dijadikan kehidupan layaknya “SURGA DUNIA”
- NON FISIK : Membentuk Mental dan Spiritual umat agar lebih spiritual dan manusiawi.

JATI DIRI BANGSA hanya dapat terwujud/terlaksana apabila pemimpinnya berasal dari Insan Hablumminallah (Manusia Sejati yang telah ditinggikan derajatnya oleh ALLAH SWT, dimana segala tidakan/perbuatannya telah mendapatkan ridho dari sisi-Nya dan merupakan “kepanjangan langkah dan tangan ALLAH SWT” di dunia).

Maka melalui tulisan ini saya bermaksud mengabarkan "berita baik" dari ALLAH SWT & Para Rosul ALLAH, tentang Pemimpin Masa Depan Yang Memiliki Jati Diri yang diharapkan oleh kita semua.

ALLAH SWT berfirman:

Katakanlah: "Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui." Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Ali Imran (3) : 29)

1. Mencari Pemimpin Masa Depan sesungguhnya merupakan rahasia ALLAH SWT, & ALLAH SWT telah & akan memberitahukan kepada umat manusia yang diridhoi-Nya.

ALLAH SWT berfirman:

Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab".(QS. Ali Imran (3) : 27)

Allah menentukan rahmat-Nya (kenabian) kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah mempunyai karunia yang besar.(QS. Ali Imran (3) : 74)

(Kami terangkan yang demikian itu) supaya ahli Kitab mengetahui bahwa mereka tiada mendapat
sedikitpun akan karunia Allah (jika mereka tidak beriman kepada Muhammad), dan bahwasanya karunia itu adalah di tangan Allah. Dia berikan karunia itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS. al-Hadid (57) : 29)

2. Pemimpin Masa Depan yang memiliki jati diri dapat mensejahterakan kita semua atas dasar keridhoan untuk menerima & melaksanakan perintah secara langsung dari ALLAH SWT (Insan Hablumminallah), bukan semata-mata pilihan manusia yang selalu berpatokan kepada hasil pandangan/pikiran, pendengaran/ucapan (Hablumminanas).

ALLAH SWT berfirman:

Sesungguhnya Kami telah menurunkan ayat-ayat yang menjelaskan. Dan Allah memimpin siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.(QS. an-Nur (24) : 46)

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merobah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik. (QS. 24:55)

3. Dasar keridhoan dari ALLAH SWT (Insan Hablumminallah) tersebut merupakan kunci utama dalam mensejahterakan umat manusia, karena kepada Insan Hablumminallah ALLAH SWT telah menyerahkan seluruh kerajaan bumi.

ALLAH SWT berfirman:

Katakanlah: "Wahai Rob Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(QS. Ali Imran (3) : 26)

Tiadakah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Allah? Dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang penolong.(QS. al-Baqarah (2) : 107)

Kepunyaan Allah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allah dikembalikan segala urusan.(QS. Ali Imran (3) : 109)

Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dia memberi ampun kepada siapa yang Dia kehendaki; Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki; dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran (3) : 129)

Kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu.
(QS. Ali Imran (3) : 189)

Dan kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi dan kepada Allah kembali (semua makhluk).
(QS. an-Nur (24) : 42)

Ketahuilah sesungguhnya kepunyaan Allah apa yang di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia mengetahui keadaan yang kamu berada didalamnya (sekarang). Dan (mengetahui pula) hari (manusia) dikembalikan kepada-Nya, lalu diterangkan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(QS. an-Nur (24) : 64)

Kerajaan langit dan bumi. Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi. Dan kepada Allah dikembalikan segala urusan.(QS. al-Hadid (57) : 5)

4. ALLAH SWT telah memberi derajat yang tinggi disisi-Nya karena mengemban tugas dan tanggungjawab yang mulia secara langsung untuk mensejahterakan umat manusia didunia.

ALLAH SWT berfirman:

Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikanNya kepadamu. Sesungguhnya Rabbmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 6:165)

Dan sesungguhnya telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh. (QS. 21:105)

(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang maruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (QS. 22:41)

5. Untuk mendapatkan ridho derajat yang tinggi disisi ALLAH SWT, Insan Hablumminallah sebelumnya /terlebih dahulu telah disucikan lahir dan batinnya dengan melewati bimbingan, ujian dan cobaan secara khusus dalam kehidupannya.

ALLAH SWT berfirman:

(yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka): "Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar". (QS. al-Hadid (57) : 12)

Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu". Dikatakan (kepada mereka): "Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)". Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. (QS. al-Hadid (57) : 13)

Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?" Mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaithan) yang amat penipu. (QS. al-Hadid (57) : 14)

Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.(QS. Ali Imran (3) : 164)

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lobang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. an-Nur (24) : 35)

Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka bersyungkur dengan bersujud dan menangis. (QS. Maryam (19) : 58)

6. Keberadaan Insan Habluminallah saat ini, belum banyak diketahui dan masih misterius, sekalipun itu keluarga, saudaranya, tetangganya atau teman dekatnya, apabila mereka berkata yang sesungguhnya apa yang sedang terjadi, maka hanya caci maki, hinaan & fintnah yang diterimanya, “ini merupakan rahasia ALLAH SWT”

ALLAH SWT berfirman:

Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi), (QS. 28:5)

7. Kemunculan Insan Hablumminallah ini tidak bisa didasari atas kepentingan/ambisi pribadi, kelompok atau golongan, tetapi berdasarkan kehendak dari ALLAH SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang umat-Nya di seluruh dunia.

8. Kemunculan Insan Hablumminallah (Insan Sejati/Khalifah ALLAH) ini sudah dapat kita rasakan/ketahui dengan adanya tanda-tanda berguncangnya alam semesta ("seperti saat ini banyak bencana yang sedang dan sudah terjadi, banjir bandang, gempa bumi, gunung meletus, angin topan, kebakaran, peperangan & musim/cuaca yang tidak menentu akibat putaran Bumi / massa yang dipercepat”), ini terjadi semata-mata untuk memepercepat dan membersihkan tempat dimana urusan atau risalah ALLAH SWT akan diturunkan.

ALLAH SWT berfirman:

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. al-Hadid (57) : 22)

(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (QS. al-Hadid (57) : 23)

9. Dari jumlah milyaran penduduk di dunia, hanya kepada Insan Hablumminallah ALLAH SWT telah ridho menurunkan rahmat dan hidayah-Nya, dimana jumlah Insan Hablumminallah hanya dibawah hitungan jari tangan kita, latar belakang kehidupan Insan Habluminallah adalah rakyat biasa, Ia bukan seorang ahli agama, ilmuwan, atau pakar politik, oleh karena itu kita sebagai bangsa Indonesia wajib bersyukur kepada ALLAH SWT atas terpilihnya sebagian kecil umat di Indonesia untuk menerima & menjalankan, melaksanakan perintah-Nya yaitu amanah dari ALLAH SWT dalam membantu, membangun, menata, mensejahterakan dan memakmurkan umat di dunia. Dan untuk saat ini kami hanya bisa menghimbau kepada saudara-saudara untuk bersabar, dan bertawakal kepada ALLAH SWT dalam menjalani masa proses kemunculan risalah ALLAH SWT ini, sehingga kesuksesan, berkah, rahmat dari ALLAH SWT, yang sudah diraih dapat segera dinikmati oleh kita semua.

ALLAH SWT berfirman:

Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada ilah (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya). (QS.27:62)

Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.
(QS. Ali Imran (3) : 200)

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (QS al-Maaidah [5]: 3)

Demikian, berita risalah ALLAH SWT ini saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi bangsa dan umat di dunia ini yang sedang krisis multi dimensi dan ALLAH SWT selalu menyertai kita semua “amin”.

Mohon maaf apabila dalam menyampaikan berita baik ini kurang berkenan di hati anda, karena ini adalah merupakan berita sesungguhnya terjadi “BUKAN BASABASI”.

Wassalamu'alaikum Warohmatullah Wabarokatuh.

Jakarta, 9 Juni 2009
TTD
Insan Hablumminallah
hablumminallah.wordpress.com

Balas Komentar Ini
denmaskunto pada September 5, 2009 4:04 PM menulis:

Mripatku mulai ndrodos moco komentare dulur-dulur. Innalillahi wa inailaihi roji'un. :((

Balas Komentar Ini
SAM ANUGRAH pada December 13, 2009 4:06 PM menulis:

MANUSIA BATU,MANUSIA BESI,MANUSIA KAYU, ADALAH ANAK KETURUNAN DARI NABI KHAIDIR DAN EYANG PUTRI(YG BERADA DIBAWAH AIR). MANUSIA KAYU BERNAMA SYECH ABUL YASIN.

Balas Komentar Ini
Adji Nur Rochmandani pada May 10, 2010 11:03 PM menulis:

keris sabuk inten yang asli ada berapa jumlahnya? punya kembaran gak? yang asli bisa dilihat dimana?

Balas Komentar Ini
guru minda pada May 20, 2010 9:55 PM menulis:

lieur......?

Balas Komentar Ini
wangsakerta pada July 20, 2010 11:19 AM menulis:

Sajati-jatining ngelmu,
lungguhe cipta pribadi,
pusthinên pangesthinira,
ginêlêng dadi sawiji,
wijanging ngelmu jatmika,
neng kaanan ênêng êning.
,...................................

Balas Komentar Ini
sawala pada October 24, 2010 8:38 PM menulis:

CIRI-CIRI PEMIMPIN SEJATI.

PEMIMPIN sejati itu sangat disayangi
oleh pengikut-pengikutnya
Tapi dia sangat didengki oleh orang yang berpenyakit hati
Terutama para pemimpin yang tidak disayangi
oleh pengikut-pengikutnya
Kerana iri hati, kerana tercabar dia tidak dapat
kasih sayang itu dari pengikut-pengikutnya
Maka dituduhlah jangan fanatik dengan pemimpin
Fanatik dengan pemimpin itu amat bahaya
Pemimpin akan menyalahgunakan pengikut-pengikutnya
untuk kepentingan diri
Begitulah di antara tuduhan kepada pemimpin sejati
Pemimpin sejati itu di tengah-tengah pengikutnya,
pengikut merasakan senang dan bahagia
Berpisah dengannya dirasa satu kekosongan
Bersama pemimpin terasa kenyang, berpisah dengannya
terasa kehilangan
Bersama pemimpin rasa tidak mahu berpisah
Berpisah dengan pemimpin terasa rindu
Pemimpin sejati itu lebih diperlukan
daripada seorang ayah dan ibu
Bersama pemimpin terasa kuat
Berpisah daripadanya terasa lesu
Mendapat pemimpin sejati itu, bagaikan dapat ayah,
ibu, pemimpin, kawan dan guru
Bagaimanalah hendak mendapatkan pemimpin
di akhir zaman ini semacam itu
Kebanyakan di akhir zaman
adalah pemimpin-pemimpin yang palsu
Kerana itulah ketaatan pengikut tidak pADU

Balas Komentar Ini
wid kusuma pada April 1, 2011 10:03 PM menulis:

pro aryo kota wali :
kalau nama mahesa jenar memang fiktif, tetapi dalam sejarah nama aslinya rangga tohjoyo, seorang senopati dari kerajaan demak.
makamnya di jl.kyai singkil ds.mangunjiwan kec demak kota, depan stn ( dulu ).
terimakasih.

Balas Komentar Ini
MULYO pada May 6, 2011 2:25 PM menulis:

denmaskunto mripate nganti ndrodos rapapa, wong mripatku ya nganti burek rek rek. guyon mas aja nesu. Pernah kubaca suatu bahasan bahwa masyarakat yang sudah notok/habis harapannya masih menyandarkan pada ratu adil atau sejenisnya meski yang disebut ratu adil itu ada atau tidak belum jelas dan masih tinggal di dalam jangka dll. Saya sendiri juga merindukan "ratu adil" itu. Mas, tak aturi enggal2 mundut insto/rohto. Yen mripat sampek kering ora isa maos komentar maneh lho.

Balas Komentar Ini
fitri pada June 20, 2011 12:46 PM menulis:

Bagus kalau saya membutuhkan Buku ini bisa beli dimana ?

Balas Komentar Ini
aelizon pada November 13, 2011 4:04 PM menulis:

Issu kedatangan Imam Mahdi itu sebenarnya wujud harapan pengikut Nabi Ibrahim As. setelah beliau berdoa sbb.: “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur’an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana” (QS. 2:129).

Oleh katurunan beliau ini selanjutnya, ditunggu-tunggulah kedatangannya sampai datang nabi terakhir dari dinasti Bani Israel yakni Nabi Isa As bin Maryam. Namun sayang, dalam Injil masih disebut issu Imam Mahdi, Mesiah, Satrio Piningit dsb. berarti masih akan datang lagi Imam Mahdi yang pamungkas, yang sesungguhnya.

Maka akhirnya, lahirlah Nabi kita Muhammad SAW sebagai Rasul Allah dan sekaligus penutup para nabi (QS. 33:40) dengan membawa Al Quran yang didalamnya memuat pernyataan atau ikrar Allah SWT bahwa Nabi Muhammad SAW dianugerahi agama ISLAM (QS. 5:3). Nama Islam tidak pernah termuat dalam kitab-kitab suci sebelum Al Quran.

Dengan kedatangan Nabi Muhammad SAW sekaligus juga terjawablah issu tentang akan datang lagi Nabi Isa bin Maryam dan issu Imam Mahdi. Nabi Isa As. tidak akan datang lagi karena sudah tegas dinyatakan dalam Al Qiran (S. 2:134 dan 141). Begitu juga Imam Mahdi tidak akan lahir lagi karena penutup para nabi hanyalah Nabi kita Muhammad SAW.

Tinggal bagaimana para khalifah-khalifah (ya raja, presiden, gubernur, pangeran, sultan, bupati atau walikota) kini dan yang akan datang ‘mampu’ membumikan Islam dan Al Quran dalam kehidupan nyata di dunia ini, ya masalah sosial budaya terutama masalah kekuasaan dan pemerintahannya

Balas Komentar Ini
farID pada April 6, 2012 2:51 PM menulis:

tanggapn untuk bpk. r. kuswanto. titip salam untuk putrax:
salaamun qaulami-r rabbi-r rahiim.
alhamdulillah dan salam sejahtera untuk hamba2 pilihan-Nya.

Balas Komentar Ini
didik pada June 14, 2012 3:39 AM menulis:

matur suwun tulisane apik2apik tenan...
nitip coment titik yo mas...gae boso campuran ae...^_^

kanggo aku dewe enek orane ratu adil ora pengaruh, ayo podo nyuwun amarang ALLAH SWT mugo-mugo negoro iki ben ndang dadi negoro sing adil lan makmur..sing jarene agomo negoro sing "baldatun toyibatun barofun ghofur" (sory nek salah nulis arabe),tapi jaene poro sesepuh mbiyen ben nek nyuwun cpt dikabulne yo kudu di gae syariate
(aturane) yo iku:
1. niat sing bener/lurus (matebe ati)
2. pikiran sing resik/apik
3. omongan sing becik
4. perilaku sing pener
yen wes dadi siji antarane ati,pikiran,omongan lan perbuatan insyaalah g bakal ditolak opo sak penjaluke opo maneh iku gae kepentingane umat.
sitik coment masalah tmpt lan sopo iku ratu adil nek mungguhku: sing ditulis nek kitab2 jongko (pesan siliwangi,joyoboyo,ronggo warsito lsp) iku ada kesamaan ada di suatu tempat berupa lembah / suatu dataran yang diapit oleh gunung-gunung (gungung dan pegunungan) baik disisi barat, rimur, utara dan selatan,sedang di tanah jawa hny ada sedikit tempat yg spt itu, secara ilmiah ditempat itu gaya grafitasinya lbh rendah dan ini menurut ilmu kedokteran akan berefek pada kecerdasan, trus daya tahan fisik dll (silahkan tanya lbh lanjut pada mbah gogel ^_^), trus secara nasab merupakan pertemuan nassab dari berbagai macam nasab/garis keturunan yang ada (raja2 kan saling berperang untuk memperebutkan kekeuasaan) jadi nasab orang ini (ratu adil) tidak jelas dalam arti dia bisa memiliki sambungan dengan semua nasab raja2 tadi baik dari ibu maupun dari bapak dan perupakan percampuran antara org jawa dgn habaib (keturunan nabi) jadi terjadi titik temu dari semua nasab orang2 yang berkonflik/berperang dimasa lalu. ini merupakan sebuah perwujudan perdamaian dan persatuan.dan satu lagi bagi saya ratu adil bukanlah hanya satu orang tapi merupakan tim/kelompok orang yang mempunyai visi misi yang sama,karena bagi saya tidak mungkin untuk saat ini ada manusia super (bahkan nabipun adalah manusia biasa yang bs sakit dan terluka) dan mempunyai tauhid yang mantab. masalah pusaka keris dsb) tidak lbh hanya sebagai simbol dari tugas yang dia emban tidak lbh dan tidak kurang karena secara filosofis keris/pusaka merupakan "piyandel/atau sifat kandel" berarti orang nya lbh kandel (lbh sakti dari keris atau pusaka) itu sendiri karena hanya mau percaya pada ALLAH SWT saja. tapi bagi saya sendiri ratu adil ada atau tidak ada bagi saya yang penting adalah menyiapkan diri sendiri untuk menyongsong hari esok dengan lbh adil,arif dan bijaksana, klo nanti suatu saat memang ada ratu adil kita jg sdh siap secara hati, pikiran dan perbuatan spy tidak dihukum....^_^ klo pun tidak ada ratu adil yang muncul minimal kita tidak menambah kerusakan di muka bumi ini..^_^. Demikian sedikit tulisan saya dan apa yang saya pahami.suwun mhn maaf klo ada salahnya

Balas Komentar Ini
maxi pada October 25, 2012 2:14 AM menulis:

Rahayu...

Balas Komentar Ini
Adil Paramarta pada July 20, 2016 1:52 PM menulis:

Waaaduh.... Mas.... Edun tenan..... tibak e Mahesa Jenar itu fiktif.... Waaaa padahal saya selalu menganggap cerbuk bung NAGASASRA DAN SABUK INTEN itu Babad Jawa yang banyak benarnya.... Gara garanya, almarhumah ibu saya bilang gitu.... hla bapak saya juga bilang gitu.... Matur suwun ngih Mas....

Balas Komentar Ini

Isi Komentar




  Isi Smiley


Pencarian

Komentar Terbaru

December 2021

Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb
      1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31  

Kategori

Arsip

Aryo Sanjaya

Tinggalkan Pesan

Kisah Mahesa Jenar

Kisah dari Tanah Jawa, tentang perjalanan diri Mahesa Jenar.
Download:
Naga Sasra & Sabuk Inten
atau di sini:
download dari SaveFile.com
Theme by: Magic Paper
Didukung oleh
Movable Type 6.3.10


Aryo Sanjaya

Sindikasi